Kepala Terasa Seperti Diikat Karet? Bisa Jadi Alami Tension Headache!
Pernahkah Moms mendengar tentang tension headache? Ini adalah nama lain dari sakit kepala tegang, yang sebenarnya cukup umum terjadi.
Sakit kepala jenis ini bisa terjadi sesekali, ataupun lebih dari 15 hari jika sudah kronis.
Seperti namanya, tension headache dapat membuat penderitanya sensitif atau mudah marah, dan sulit berkonsentrasi karena ketegangan pada kepala.
Berbeda dengan jenis lainnya, ini adalah jenis sakit kepala primer yang tidak disebabkan oleh masalah medis atau neurologis yang serius.
Ingin tahu lebih lanjut tentang tension headache? Yuk simak pembahasannya berikut ini, Moms!
Baca Juga: 3 Rekomendasi Buah untuk Sakit Kepala dan yang Bisa Memicunya
Gejala Tension Headache
Tension headache adalah salah satu jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Baik anak-anak, maupun orang dewasa, bisa mengalaminya.
Menurut tinjauan pada 2018 di The American Journal of Medicine, sekitar 40% dari kasus sakit kepala global adalah tension headache atau sakit kepala tegang.
Sakit kepala jenis ini bisa dimulai pada usia berapa pun. Serangan sakit kepala juga dapat kambuh selama beberapa minggu atau bulan, pada satu waktu.
Lantas, apa bedanya gejala tension headache dengan sakit kepala biasa? Gejala tension headache sebenarnya cukup khas, yaitu adanya tekanan tumpul pada kedua sisi kepala.
Rasa sakit biasanya dimulai di dahi, dan menyebar ke bagian belakang kepala.
Gejala sakit kepala jenis ini bisa terasa seperti sensasi adanya karet terikat di sekitar kepala yang mengganggu.
Selain sakit kepala, gejala lain yang dapat dialami penderita tension headache adalah:
- Sensitif atau mudah marah
- Sulit tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Kelelahan
- Kaku pada bahu atau punggung atas
Berbagai gejala tersebut dapat berlangsung dari 30 menit hingga 7 hari. Tidak seperti migrain, sakit kepala jenis ini tidak berhubungan dengan mual atau muntah.
Namun, penderitanya mungkin mengalami sedikit penurunan nafsu makan ketika serangan terjadi.
Baca Juga: 9+ Penyebab Pusing saat Hamil dan Cara Mengatasinya yang Paling Efektif, Catat!
Hal-Hal yang Jadi Penyebab
Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya serangan tension headache. Hal ini membuat beberapa orang lebih rentan mengalami sakit kepala jenis ini, ketimbang yang lain.
Beberapa pemicu umum dari tension headache, yaitu:
- Kurang tidur atau tidur tidak nyenyak
- Stres atau kecemasan
- Kelaparan atau dehidrasi
- Salah ukuran kacamata. Misalnya mata minus yang bertambah, tetapi Moms masih memakai kacamata yang lama
- Pelepasan stres
- Konsumsi terlalu banyak alkohol
- Masalah gigi seperti gigi berlubang, dan perawatan gigi
- Kebosanan
Pada beberapa kasus, tension headache juga bisa dipicu oleh iklim. Hal ini diungkapkan dalam studi pada 2009 di jurnal Neurology.
Dalam studi ini, ditemukan bahwa sakit kepala tegang dapat terjadi saat seseorang merasa terlalu panas atau terlalu dingin. Selain itu, kelembapan juga bisa jadi pemicu.
Meski ada banyak hal yang diyakini jadi pemicu, tension headache sebenarnya bisa terjadi begitu saja.
Hal ini karena tension headache adalah sakit kepala jenis primer, yang bisa terjadi tanpa ada masalah yang mendasarinya.
Baca Juga: 8 Penyebab Sakit Kepala di Ubun-Ubun seperti Ditusuk
Penanganan Rumahan untuk Tension Headache
Tension headache biasanya dapat sembuh hanya dengan penanganan rumahan sederhana, atau dengan minum obat pereda nyeri yang dijual di apotek.
Beberapa penanganan rumahan yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala sakit kepala jenis ini adalah:
- Tidur
- Beristirahatlah dari semua aktivitas
- Buat lingkungan lebih nyaman, misalnya dengan menyesuaikan suhu kamar jadi lebih sejuk
- Lakukan olahraga intensitas sedang
- Minum air putih yang banyak
- Kompres dingin kepala atau bahu
- Melakukan sesuatu yang menyenangkan
Cara-cara tersebut mungkin saja tidak efektif bagi beberapa orang.
Moms bisa cari tahu sendiri strategi apa yang berhasil untuk meredakan serangan sakit kepala yang dialami, bila cara-cara tersebut tidak efektif.
Seperti tadi disebutkan, Moms juga bisa minum obat pereda nyeri dari apotek. Beberapa obat yang direkomendasikan adalah:
- Asetaminofen
- Paracetamol
- Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
- Ibuprofen
- Aspirin
Bila bingung memilih obat yang tepat, Moms bisa berkonsultasi pada dokter untuk meminta resep dan dosis obat yang tepat.
Pastikan untuk membatasi penggunaan obat apapun untuk sakit kepala tegang tidak lebih dari 2 minggu.
Hal ini untuk mencegah penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi obat bisa meimbulkan efek samping, seperti:
- Sakit perut
- Masalah ginjal
- Gangguan hati
Berbagai risiko efek samping itu biasa terjadi akibat penggunaan asetaminofen berlebihan.
Baca Juga: Sakit Kepala Sebelah Kiri, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bisakah Mencegah Tension Headache?
Pencegahan adalah salah satu kunci dalam mengelola tension headache.
Jika Moms memerhatikan bahwa hal-hal seperti kurang tidur, alkohol, atau situasi stres tertentu memicu sakit kepala, cobalah untuk menghindarinya.
Mempertahankan jadwal tidur yang teratur bisa juga mengurangi sakit kepala tegang bagi banyak orang.
Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya menghindari stres, cobalah untuk memikirkan cara untuk mengelola stres dengan baik.
Itulah pembahasan mengenai tension headache atau sakit kepala tegang, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Sakit kepala jenis ini memang bisa sangat mengganggu, sehingga lebih baik melakukan upaya untuk mencegahnya.
Seperti dijelaskan tadi, cobalah untuk memerhatikan hal-hal apa yang diduga menjadi pemicu tension headache, catat, dan hindari di masa depan.
Karena setiap orang bisa jadi memiliki pemicu yang berbeda, Moms perlu memahami apa yang jadi pemicu bagi diri sendiri.
- https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2017.09.005
- https://doi.org/10.1212/01.wnl.0000344152.56020.94
- https://www.verywellhealth.com/facts-about-tension-headaches-1719554
- https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/9652-headache-medications
- https://medlineplus.gov/ency/article/000797.htm.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.