Bukan Hanya Calon Moms, Berat Badan Calon Dads Juga Pengaruhi Promil
Sebagaimana telah diketahui, berat badan merupakan salah satu yang penting untuk diperhatikan sebelum merencanakan kehamilan.
Hal ini dikarenakan kelebihan ataupun kekurangan berat badan berhubungan dengan banyak faktor yang dapat menyebabkan sulit hamil.
Tetapi, ini bukan hanya berlaku bagi calon Moms.
Pasalnya, para ahli juga menyebut bahwa berat badan calon ayah pengaruhi program hamil.
Baca Juga: 5 Cara untuk Menurunkan Berat Badan yang Bisa Dicoba untuk Perempuan Umur 40-an
Berat Badan Calon Dads Sama Pentingnya Dengan Calon Moms
Foto: freepik.com
“Jika seorang wanita kelebihan berat badan atau obesitas, peluangnya untuk hamil akan semakin menurun. Tetapi butuh dua orang (pasangan) untuk bisa menghasilkan kehamilan,” kata Rajeshwari Sundaram, peneliti senior di Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Bethesda, Maryland, seperti dikutip dari Today.
“Sementara berat badan wanita berperan dalam infertilitas, calon ayah yang gemuk atau kelebihan berat badan juga berkontribusi terhadap masalah yang sama.”
Lebih lanjut Dr. Sundaram mengatakan bahwa ketika pasangan sama-sama mengalami obesitas, maka peluang untuk dapat hamil pada setiap siklus tertentu sekitar 55% lebih rendah dibandingkan dengan pasangan yang memiliki BMI normal.
“Menjadi ayah juga harus memulainya dengan kesehatan pra-konsepsi,” jelasnya.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Berat Badan Saat Program Hamil
Berat Badan Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Sperma
Foto: freepik.com
Alasan utama mengapa berat badan calon ayah pengaruhi program hamil tidak lain adalah karena dampaknya yang negatif terhadap sperma, yang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian.
Beberapa studi, seperti yang diterbitkan dalam Asian Journal of Andrology dan Human Reproduction menemukan bahwa indeks masa tubuh (BMI) yang tinggi telah terbukti berdampak negatif terhadap kualitas sperma.
Di mana pria yang kelebihan berat badan dan obesitas cenderung memiliki konsentrasi sperma yang rendah dan abnormal, baik pada jumlah sperma total, jumlah sperma motil total, jumlah relatif motilitas tipe A, ataupun jumlah relatif motilitas progresif (A+B).
Meskipun hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur, para peneliti menyebut bahwa jumlah sperma yang terlalu rendah dan tidak bergerak dengan baik (motilitas) secara signifikan dapat menurunkan peluang terjadinya kehamilan.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2020 dalam Journal of Assisted Reproduction and Genetics menemukan bahwa obesitas dapat mengubah protein dalam sperma dengan cara yang dapat menyebabkan fungsi dan subfertilitas sperma menjadi buruk.
Baca Juga: Berat Badan Naik Saat Menopause, Apa Sebabnya?
Berapa Berat Badan dan BMI Yang Sehat Untuk Calon Dads?
“Indeks masa tubuh 18 hingga 25 dianggap normal, jika mencapai 28 masih aman, lebih dari 28 hingga 30 dianggap kelebihan berat badan, 30 hingga 40 adalah angka yang didefinisikan sebagai obesitas, dan di atas 40 adalah sesuatu yang kita sebut sebagai obesitas morbid. Di bawah 18, anoreksia,” kata Dr. Robert Bales, dokter keluarga yang berbasis di Twinsburg, melalui channel YouTube Cleveland Clinic.
Mengingat mengukur indeks masa tubuh terkadang membingungkan bagi beberapa orang, maka disarankan untuk meminta bantuan dokter ketika berkonsultasi mengenai kesehatan pra-konsepsi dan program hamil.
Jadi, setelah mengetahui bahwa berat badan calon ayah pengaruhi program hamil, apakah Dads masih menolak untuk berolahraga dan makan makanan sehat?
Baca Juga: Perlu Dicoba, Ini Dia 9 Cara Menurunkan Berat Badan dengan Cepat!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.