Balita Takut Kotor, Wajar atau Tidak?
Ketika banyak balita tidak peduli kebersihan, Moms mungkin bingung kenapa buah hati takut kotor.
Umumnya, anak balita belum terlalu paham dengan konsep kebersihan maupun keteraturan. Oleh karena itu, Moms dan Dads harus sering-sering memberi tahu sekaligus melatih si Kecil untuk menerapkan kebiasaan bersih, rapi, dan teratur agar sikap-sikap itu tertanam di dirinya.
Saat si Kecil mampu menerapkan didikan yang telah orang tua ajarkan, Moms dan Dads tentu senang senang sekali.
Tetapi, bagaimana bila didikan menjaga kebersihan malah membuat balita takut kotor?
Contoh balita takut kotor: anak tidak suka makan pakai tangan (termasuk makan camilan), tidak suka main ayunan di taman, tidak suka melukis, dan bahkan tidak tertarik dengan mainan kekinian slime yang digandrungi oleh banyak anak!
Baca Juga: 5 Tempat yang Menjadi Bagian Paling Kotor di Rumah
Kekhawatiran Orang Tua tentang Balita Takut Kotor
Menurut Daphne Korczak, psikiater anak di the Hospital for Sick Children di Toronto, bagaimana anak balita bereaksi terhadap apa yang mereka sentuh merupakan salah satu bentuk cerminan dari kepribadian balita.
“Sebagian anak butuh waktu lebih lama untuk terbiasa dengan hal baru. Selama perilaku takut kotor itu tidak membatasinya dari mengeksplorasi berbagai hal, orang tua tak perlu khawatir,” kata Korczak.
Pendapat Korczak itu diamini oleh Rebecca Chicot, Ph.D., ahli perkembangan anak lulusan Cambridge University dan penulis buku-buku best-seller.
Menurut Chicot, tiap anak memiliki reaksi yang berbeda saat menyentuh benda bertekstur lengket atau licin. Reaksi anak itu pun tak jarang meniru perilaku orang tuanya.
Dengan kata lain, balita takut kotor bisa jadi mengikuti perilaku orang tuanya yang juga tidak suka bersentuhan dengan benda-benda bertekstur lengket atau licin.
Baca Juga: Pantang Jijik, Ternyata Bisa Jadi Kotoran Pertanda Kesehatan Kita Baik atau Buruk!
Dilarang Orang Tua
Sementara, B. Brett Finlay, Ph.D. dan Marie-Claire Arrieta, Ph.D. dalam situs web Time mengatakan orang tua zaman sekarang memang cenderung melarang anak-anak mereka untuk bermain kotor-kotoran. Alasannya, orang tua khawatir anak akan terkontaminasi kuman sehingga mudah sakit.
Finlay dan Arrieta adalah penulis buku Let Them Eat Dirt: Saving Your Child from an Oversanitized World. Finlay adalah dosen mikrobiologi di University of British Columbia, sedangkan Arrieta adalah ahli mikrobiologi dan dosen di University of Calgary.
Finlay dan Arietta mengatakan, waktu yang dihabiskan anak-anak zaman sekarang untuk bermain di luar ruangan jauh lebih sedikit dibandingkan puluhan tahun yang lalu.
Kegiatan bermain tanah atau pasir, berguling di rumput, memanjat pohon, bermain bola, berlarian, sebenarnya penting untuk bagi kekebalan tubuh anak. Dengan berkotor-kotoran, tubuh si Kecil akan terlatih dalam menghadapi kuman yang masuk ke dalam tubuhnya.
Baca Juga: Anak Tidak Suka Main Kotor, Bagaimana Mengatasinya?
Balita Boleh Kotor
Para ahli menyarankan orang tua agar memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk bermain kotor-kotoran.
Ikuti saran Chicot ini: Tunjukkan pada anak bahwa memegang benda yang lengket atau licin itu tidak berbahaya. Sikap tenang Moms dan Dads itu akan ditiru si Kecil sehingga ke depannya ia dapat berpartisiasi dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan ‘kotor-kotoran’ seperti finger painting, sandplay, dan sebagainya.
(AN/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.