07 Desember 2022

Kisah Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya di Apartemen Kalibata, Bermula karena BAB!

BAB korban berceceran di lantai hingga membuat pelaku kesal
Kisah Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya di Apartemen Kalibata, Bermula karena BAB!

Foto: Freepik

Gempar seorang balita tewas dibanting pacar ibunya. Balita tersebut berinisial GMM yang berusia 2 tahun 9 bulan. Yuk, simak kisahnya di sini, Moms.

Kisah ini bermula di kawasan Pancoran Mas, Kota Depok. Mulanya sang ibu, Steffany, pergi bekerja dan menitipkan anaknya kepada sang kekasih berinisial YA.

Sang paman dari balita tersebut, Richard, mengatakan keponakannya dititipkan oleh YA dan diajak main ke Taman Kalibata terus dibawa ke apartemen.

Namun, naasnya balita imut tersebut justru menjadi korban penganiyaan pacar ibunya hingga menyebabkan balita tewas dibanting.

Kejadian ini berhasil mencuri perhatian netizen Indonesia dan menyanyangkan sifat buruk 'calon ayah tiri' balita tersebut.

Ingin tahu informasi lebih lanjut tentang balita tewas dibanting pacar ibunya? Simak informasi lengkapnya di sini.

Baca Juga: Profil Lord Rangga, Mantan Petinggi Sunda Empire yang Meninggal Dunia di Usia 55 Tahun

Kisah Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya

Ilustrasi Balita Tewas Dibanting
Foto: Ilustrasi Balita Tewas Dibanting

Berikut beberapa informasi yang bisa Moms ketahui mengenai kisah balita tewas dibanting kekasih sang ibu.

1. Bermula karena Masalah Sepele

Kapolsek Pancoran Kompol Panji Ali Candra, mengatakan bahwa penganiayaan kepada GMM bermula karena YA kesal akibat korban buang air besar (BAB).

Saat itu, GMM diketahui tidak menggunakan popok sehingga membuat kotorannya berceceran di lantai.

Hal ini yang memancing YA kesal dan membanting GMM ke lantai hingga menyebabkan luka di kepalanya dan meninggal dunia.

2. Kerap dianiaya

Sebelum kabar meninggal dunia GMM, sang ayah dari balita tersebut curiga anaknya kerap menjadi korban penganiayaan.

Karena sebelum kejadiaan naas tersebut, Faisal Putra, ayah balita tersebut berkunjung ke rumah mantan istrinya dan menemukan luka pada bibir sang anak.

Baginya luka tersebut terlihat seperti pukulan bukan bekas gigitan serangga.

Tak hanya itu, Faisal juga sempat mencari informasi pada warga sekitar dan menemukan fakta bahwa sering terjadi penganiayaan di rumah ibunya.

Baca Juga: 10+ Rekomendasi Dokter Gigi Tangerang, Tersedia Operasi Gigi Bungsu!

3. Kronologi Kasus Penganiyaan

Ketika mengetahui BAB korban berceceran, pelaku kesal karena selama dibersihkan korban tak berhenti menangis.

Bahkan saat dibersihkan di kamar mandi, korban juga sempat terbentur kepalanya ke dinding kamar mandi.

Kemudian, melihat korban yang tak berhenti menangis, pelaku sempat melempar korban ke arah kasur.

Namun, sayangnya korban malah jatuh ke lantai dan mengakibatkan benturan kedua di kepalanya.

Akibat benturan tersebut, korban semakin menangis dan pelaku menginjak kaki kiri korban untuk coba membangunkannya.

Namun, tangisannya semakin kencang dan ketika diangkat, korban kembali terjatuh lagi hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

4. Luka Korban

Setelah mengetahui anak dari kekasihnya tak sadarkan diri, pelaku langsung membawanya ke rumah sakit dan ternyata GMM telah meninggal dunia.

Kemudian, rumah sakit akhirnya melakukan visum dan ditemukan tulang tengkorak bagian kiri ada retakan sepanjang 7,9 cm.

Lalu, pada kaki kiri korban terdapat memar di tungkai bawah kiri sisi depan sebesar 1,5 cm x 2 cm dan 0,7 cm x 0,5 cm.

Selain luka pada dua area tersebut, pada otak besar korban terdapat pelebaran pembuluh darah atau pendarahan di bawah selaput otak.

5. Pelaku Dijerat Pasal Berlapis

YA atau Yosafat dijerat pasal berlapis karena penganiayaan yang dilakukannya.

Ia dijerat pasal tindak pidana kekerasan terhadap anak yang diatur di Pasal 76 jo Pasal 80 Ayat 3 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

Kemudian, juga dijerat dengan Pasal 338 KUHAP tentang secara sengaja menghilangkan nyawa orang dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Lalu, subsider Pasal 351 ayat 3, tentang penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal dunia dengan ancaman 7 tahun penjara.

6. Ibu Korban Diperiksa

Selain pelaku utama, ibu korban, Stefanny, juga diperiksa karena ada dugaan kekerasan sebelum penganiayaan di Apartemen Kalibata terjadi.

Menurut ayah korban, GMM sempat memiliki luka pada bibirnya. Paman korban juga mengatakan ada beberapa luka lebam lama pada paha dan pinggang.

Maka dari itu, terkait laporan ini, polisi akan ikut memeriksa ibu korban dan lebih mendalaminya.

Baca Juga: Profil dan Fakta DPR IAN, Rapper Asal Korea yang Akan Konser di Indonesia

Nah, itulah kisah balita tewas dibanting pacar ibunya. Semoga pelaku mendapatkan hukuman setimpal, ya Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.