Begini Kisah Hidup Perempuan yang Mengidap TBC
Tuberkulosis (TB) merupakan sebuah penyakit pada saluran pernapasaan yang disebabkan oleh mycobacterium yang berkembang biak pada aliran darah dan oksigen dalam tubuh. Penyebaran bakteri ini biasanya menyebar melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening dan secara utama menyerang paru-paru.
Bakteri TB kemudian membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan membuat kondisi yang dapat merenggut nyawa jika tak ditangani dengan terapi.
Perjuangan Melawan Tuberkulosis
Seorang wanita bernama Ully Ulwiyah, berbagi cerita akan perjuangannya melawan TB sejak usia 10 tahun. Meski sudah didiagnosa terkena TB, Ully baru mengenal pengobatan sekitar umur 12 tahun karena memang pada masa itu ia dan keluarga masih terlalu awam dengan pengobatan.
Tepatnya sejak tahun 2006, ia rutin melakukan pengobatan TB injeksi selama dua bulan. Setelah tes dahak dan rontgen, Ully pun sempat dinyatakan sembuh. Namun tak sampai satu tahun, penyakitnya yang kambuh kembali mengharuskan ia kembali menjalani pengobatan injeksi.
Hal itu berlangsung hampir setiap tahun, beberapa kali sudah ia mengalami sembuh-kambuh hingga pada tahun 2011 ia mencapai puncaknya yaitu radang paru akut dan harus menjalani perawatan di ICU selama 10 hari. Setelah itu Ully didiagnosis menderita TB-MDR atau Multi Drug Resistence, dimana pada kondisi ini pasien dinyatakan sudah kebal terhadap obat TB lini pertama seperti Rifampisin
Setelah divonis MDR, kondisi badannya menurun drastis, hampir setiap hari, setiap jam ia batuk. Namun ia tetap menjalani pengobatan MDR, mulai dari rutin minum 13 butir obat setiap hari hingga menjalani terapi injeksi selama 8 bulan. Selama itu pula Ully sempat menarik diri dan menghindar dari orang-orang yang sehat.
Merasa depresi sudah pasti, bahkan kondisinya yang naik turun sempat membuatnya ingin berhenti berobat dan pasrah. Namun berkat dukungan suami dan ketiga anaknyaia pun mampu melalui segala pengobatan hingga dinyatakan sembuh dari TB-MDR.
Baca juga: Waspada TBC, Kenali Cara Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
Jenis Tuberkulosis
Penyakit TB memiliki beberapa tipe yaitu:
TB Laten
TB laten merupakan merupakan bentuk non-aktif penyakit ini, karena sistem kekebalan tubuh dapat melawan bakteri TB. Seseorang dengan TB Laten tidak akan mengalami keluhan selama penyakit tersebut tidak menjadi aktif. Selain itu, TB Laten ini juga tidak menular.
TB Aktif
TB aktif terjadi ketika bakteri mulai mampu melawan sistem pertahanan tubuh dan mulai menyebabkan gejala. Saat bakteri menginfeksi paru-paru, TB aktif dapat menyebar dengan mudah ke orang lain.
TB Paru
TB jenis Ini merupakan saat dimana bakteri ditemukan di paru-paru. Hal ini berarti bahwa terdapat bahaya untuk menularkan penyakit kepada orang lain setiap orang yang terinfeksi tersebut menghembuskan napas, batuk, dan tertawa.
TB Ekstra Paru
Pada kasus ini, bakteri tumbuh hanya di bagian lain dari tubuh dan bukan di paru-paru, untuk itu penyakit ini tidak akan menyebar semudah pada kasus paru-paru.
Baca juga: Tak Hanya Rokok, Ternyata Asap Dapur Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-Paru!
Penyebab TB
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, yang biasanya menyerang seseorang dengan kondisi:
- Kelainan yang melemahkan sistem kekebalan
- Memiliki kontak dekat dengan penderita TB aktif
- Hidup atau bekerja di daerah padat penduduk
Memiliki sedikit akses hingga tidak mempunyai akses sama sekali terhadap pelayanan kesehatan yang memadai
- Pengguna obat-obatan terlarang dan alkohol
Baca juga: Penyakit Ini Punya Gejala Mirip dengan Difteri, Bagaimana Cara Membedakannya?
Gejala TB
Gejala TB sangat banyak seperti batuk dengan dahak kental, dahak berdarah, demam, menggigil, keringat malam,kelelahan, berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan, nyeri dada dan sesak nafas
Sedangkan gejala tuberkulosis ekstra paru berbeda-beda pada setiap kasus tergantung dari area tertentu dari tubuh yang terpengaruh oleh bakteri. Biasanya, nyeri atau bengkak akan terjadi pada area sekeliling dari bagian tubuh yang terpengaruh.
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.