21 April 2022

Bicara Pelo Jadi Pertanda Stroke, Apakah Bisa Sembuh?

Kondisi ini terkadang tidak dapat disembuhkan

Bicara pelo menjadi salah satu gejala stroke yang dialami oleh semua penderitanya.

Coba bayangkan jika bangun suatu hari nanti, ada orang di sekitar yang berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui.

Jika posisinya berbalik, Moms mengerti apa yang dikatakan orang lain, tetapi kata-kata yang keluar dari mulut tidak dimengerti orang lain.

Hal yang lebih parahnya adalah tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut.

Hal tersebut yang terjadi pada penderita stroke. Masalah komunikasi terasa seperti tembok penghalang yang sulit untuk ditembus.

Namun jangan khawatir, masalah tersebut akan membaik seiring dengan pengobatan yang dilakukan.

Baca Juga: Waspada, Ini Cara Menyembuhkan Stroke Sebelah Kiri yang Wajib Dipahami

Bicara Pelo Jadi Awal Gejala Stroke

stroke-ringan.jpg
Foto: stroke-ringan.jpg

Site: Orami Photo Stock

Penyakit stroke terjadi akibat terganggunya aliran darah menuju otak.

Saat aliran darah tersebut berhenti selama beberapa jam, sel-sel otak akan mengalami kematian.

Tergantung pada jumlah darah dan lokasi area stroke di otak, penderita yang menunjukkan berbagai tanda dan gejala, salah satunya bicara pelo.

Kondisi tersebut menjadi salah satu gejala awal stroke.

Jenisnya sendiri beragam, tergantung seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Sebagian besar penderita mengalami keluhan bicara pelo, sehingga pengucapan kalimat menjadi kurang jelas, sehingga orang lain sulit memahaminya.

Keluhan ini dapat menetap selama beberapa waktu setelah stroke, bahkan tidak dapat pulih total seperti sedia kala.

Meski tidak dapat sembuh seperti sedia kala, komunikasi antara penderita dan keluarga bisa terjalin kembali.

Melansir dari Stroke Association, berikut ini beberapa jenis gangguan komunikasi yang dialami oleh penderita stroke:

1. Afasia

American Stroke Association menyatakan bahwa afasia disebabkan oleh stroke di sisi kiri otak yang mengontrol bicara dan bahasa.

Kondisi ini memengaruhi kemampuan penderita untuk berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain.

Selain itu, afasia juga dapat mempengaruhi kemampuan penderita untuk membaca dan menulis.

Kondisi tersebut otomatis terjadi ketika penderita tidak lagi dapat memahami atau menggunakan bahasa.

Afasia adalah masalah umum setelah serangan stroke dan dialami oleh sepertiga dari penderita stroke keseluruhan.

2. Disartria

Kondisi ini terjadi ketika penderita tidak dapat mengontrol otot-otot di wajah, mulut, dan tenggorokan dengan baik, sehingga sulit berbicara dengan jelas.

Disartria bisa ditandai dengan ucapan menjadi tidak jelas atau lambat, serta suara terdengar pelan.

3. Apraksia

Apraksia ditandai dengan tidak dapat menggerakkan otot-otot di wajah, mulut, atau tenggorokan sesuai urutan yang dibutuhkan saat berbicara.

Meski kondisi ini membuat orang lain sulit memahami apa yang diucapkan, tetapi apraksia tidak memengaruhi kecerdasan seseorang.

Jika memiliki masalah komunikasi ini, seseorang hanya memiliki masalah dengan proses berbicara dan memahami bahasa.

Baca Juga: Ketahui, Ini 4 Makanan Penyebab Stroke yang Harus Dihindari

Apakah Bisa Disembuhkan?

Bicara pelo adalah kondisi yang disebabkan oleh kelemahan pada otot-otot yang berperan dalam berbicara seperti otot bibir, lidah, dan rongga mulut.

Kelemahan otot yang dialami penderita disebabkan oleh gangguan aliran darah menuju otak, sehingga terganggunya bagian pengontrol gerakan otot rongga mulut.

Bicara pelo ini umumnya dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu.

Pada kasus yang parah, bicara pelo dapat menetap.

Meski tidak dapat disembuhkan atau kembali normal, penderita dapat melakukan terapi wicara agar suara dan artikulasinya semakin jelas saat bicara.

Terapi wicara akan membantu penderita untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan mengatur kecepatan bicara atau latihan mengatur napas.

Terapis juga akan membantu menguatkan otot-otot di sekitar kepala dan leher dan melatih artikulasi kata agar ucapan bisa terdengar lebih jelas.

Hal tersebut perlu dilakukan agar penderita dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang sekitar.

Jika tidak, kondisi tersebut dapat menyebabkan isolasi, bahkan depresi akibat penurunan kemampuan komunikasi.

Langkah awal yang dilakukan adalah mengevaluasi bicara penderita, dan membantu menentukan jenis gangguan bicara yang dialami.

Baca Juga

Tips Berkomunikasi Bagi Penderita Bicara Pelo

Stroke-Hero.jpg
Foto: Stroke-Hero.jpg

Site: Orami Photo Stock

Orang di sekitar perlu membantu penderita agar ia cepat mendapatkan kesembuhannya, sehingga dapat berkomunikasi dengan baik.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan orang terdekat:

Praktik

Orang terdekat perlu melatih keterampilan dengan latihan sesering mungkin.

Cobalah bersabar dan bersikap positif, serta mendorong penderita untuk tidak menyerah.

Fokus saat Berkomunikasi

Saat ingin berbicara dengan penderita stroke, matikan televisi dan jauhi area yang bising.

Disarankan untuk bertatapan muka agar ekspresi wajah terlihat.

Baca Juga: Apa Stroke pada Anak Bisa Berulang? Waspadai Bahayanya!

Bicaralah dengan Cara yang Normal

Tidak perlu berbicara lebih keras atau gerak tubuh.

Asumsikan bahwa penderita dapat mendengar dan memahami apa yang Moms katakan.

Terbuka

Moms bisa menggunakan media, seperti papan tulis, kartu isyarat, gambar, gerakan, dan program komputer agar tetap terhubung.

Baca Juga: Waspada Stroke Ringan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Moms memang tidak dapat memprediksi bagaimana dan kapan penderita akan pulih dari masalah komunikasi yang dialami.

Namun, masalah tersebut akan membaik setelah berminggu-minggu dan berbulan-bulan melakukan latihan rutin.

Otak akan beradaptasi dan menyerap keterampilan baru untuk menebus hal-hal yang telah hilang.

Namun, beberapa penderita bisa saja mengalami masalah komunikasi dalam waktu yang lama.

Berkaitan dengan hal tersebut, kita perlu mempelajari cara baru untuk terhubung dengan penderita.

Cobalah berbagai teknik, agar dapat terus meningkatkan cara berkomunikasi, dan menemukan bahasa umum yang dapat digunakan bersama.

Selain dari terapis, peran keluarga dan kerabat penting untuk membantu proses rehabilitasi pasien bicara pelo setelah stroke.

  • https://www.stroke.org.uk/effects-of-stroke/communication-problems
  • https://www.stroke.org/en/about-stroke/effects-of-stroke/cognitive-and-communication-effects-of-stroke/stroke-and-aphasia
  • https://www.webmd.com/stroke/stroke-talking-communication-issues

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.