09 Juli 2024

Biometrik: Pengertian, Manfaat, Contoh dan Cara Kerjanya

Penting untuk menjaga keamanan data pribadi
Biometrik: Pengertian, Manfaat, Contoh dan Cara Kerjanya

Foto: Unsplash.com

Moms pernah mendengar istilah biometrik?

Menjaga keamanan data pribadi dalam setiap transaksi digital sangatlah penting.

Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kelalaian pengguna transaksi digital untuk melakukan tindakan ilegal, seperti menjual data pribadi, meretas ponsel, dan akun media sosial, serta kejahatan lainnya.

Penyedia layanan transaksi digital kini telah menerapkan berbagai langkah untuk menangani masalah ini.

Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi keamanan terbaru yang disebut biometrik.

Jadi, apa itu biometrik dan bagaimana teknologi ini bisa membantu melindungi data Moms? Berikut penjelasan lengkapnya:

Baca Juga: 3 Cara Top Up OVO dari BCA, Bisa Melalui ATM dan M-Banking

Apa Itu Biometrik?

Ilustrasi Penggunaan Data Pribadi
Foto: Ilustrasi Penggunaan Data Pribadi (Freepik.com/tirachardz)

Secara makna bahasa, biometrik mengacu pada data biologis seseorang.

Dalam istilah yang lebih spesifik, biometrik adalah sistem autentikasi akun yang menggunakan data biologis individu tersebut.

Data biologis yang dimaksud bisa mencakup perilaku atau kebiasaan seseorang serta data fisiknya.

Penggunaan data biologis untuk validasi dokumen dan bisnis sudah ada sejak abad ke-2 sebelum Masehi.

Sejarah mencatat bahwa Kaisar Ts’In She dari China menggunakan sidik jari untuk mengesahkan dokumen.

Sistem serupa juga digunakan oleh William James Herschel, seorang pejabat Inggris di India pada tahun 1858, selama proyek pembangunan jalan raya di Bengal.

Keunggulan dari sistem biometrik adalah bahwa data biologis tidak bisa diduplikasi, karena setiap individu memiliki data biologis yang unik.

Selain itu, pengguna tidak perlu mengingat kata sandi yang seringkali berbeda-beda untuk setiap aplikasi.

Misalnya, pengenalan wajah digunakan untuk verifikasi. Namun, sistem ini juga menghadapi tantangan.

Beberapa waktu lalu, ada kasus di mana seorang driver ojek online palsu berhasil mengelabui sistem biometrik pengenalan wajah sebuah aplikasi dengan menggunakan topeng.

Tantangan lain dalam penggunaan sistem biometrik adalah risiko kebocoran data pengguna.

Data biometrik seseorang, seperti sidik jari atau bahkan DNA, bisa bocor dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, penyedia aplikasi harus memastikan bahwa mereka menawarkan versi terbaik dan teraman dari sistem autentikasi ini.

Baca Juga: 5 Cara Top Up OVO, Bisa Lewat M-Banking dan Tokopedia!

Manfaat dan Tujuan Biometrik

Bekerja dengan Laptop
Foto: Bekerja dengan Laptop (Freepik.com/tirachardz)

Setiap orang pasti memiliki lebih dari satu akun dengan berbagai kata sandi yang berbeda.

Mengingat setiap kata sandi tersebut bisa menjadi tugas yang sulit.

Tidak mengherankan jika banyak pengguna cenderung memakai kata sandi yang sama untuk beberapa akun.

Inilah sebabnya teknologi biometrik muncul. Tujuan dari biometrik adalah menggantikan kata sandi sebagai sistem keamanan, karena kata sandi saja dianggap belum cukup untuk melindungi data.

Dalam proses biometrik, terdapat tiga fungsi utama yang perlu diketahui. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing fungsi tersebut.

1. Registrasi

Fungsi pertama adalah registrasi atau pendaftaran, yang bertujuan untuk menyimpan informasi pengguna, seperti karakteristik atau pola unik individu.

Informasi ini kemudian disimpan dalam database dan akan digunakan nanti saat proses pencocokan data.

2. Verifikasi

Fungsi kedua dari biometrik adalah verifikasi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, biometrik menggunakan dua metode utama, yaitu metode perilaku dan metode fisik.

Kedua metode ini digunakan untuk melakukan verifikasi dalam proses autentikasi pengguna.

Verifikasi ini memastikan bahwa karakteristik unik pengguna cocok dengan data yang tersimpan di database, sehingga hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses akun atau sistem tersebut.

3. Identifikasi

Fungsi identifikasi adalah untuk menentukan apakah pengguna adalah pemilik sah atau bukan.

Proses identifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil pemindaian biometrik pengguna dengan data yang telah disimpan sebelumnya di database.

Dengan cara ini, sistem dapat memastikan bahwa individu yang mencoba mengakses adalah orang yang benar-benar memiliki hak akses tersebut.


Jenis-Jenis Teknologi Biometrik

Secara umum, ada beberapa jenis sistem biometrik yang digunakan untuk verifikasi keamanan.

Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Fingerprint

Fingerprint merupakan salah satu teknologi otentikasi biometrik yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti untuk masuk ke sebuah aplikasi, melakukan absensi di kantor atau kampus, dan sebagainya.

Popularitas fingerprint tidaklah tanpa alasan. Setiap individu memiliki susunan sidik jari yang unik, membuat data yang dihasilkan oleh fingerprint sulit dipalsukan.

Selain itu, dibandingkan dengan teknologi biometrik lainnya, pemindai sidik jari memiliki harga yang lebih terjangkau.

Dengan demikian, fingerprint telah menjadi salah satu pilihan utama dalam sistem keamanan biometrik karena keunikan sidik jari setiap individu dan ketersediaan perangkat pemindai sidik jari yang relatif murah.

2. Pengenalan Wajah

Salah satu jenis pemindai biometrik yang populer adalah face biometric atau pengenalan wajah.

Teknologi ini bertujuan untuk mengautentikasi data seseorang berdasarkan fitur wajahnya.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika untuk mengakses layanan khusus dalam suatu aplikasi, pengguna diminta untuk mengambil foto selfie dengan KTP mereka serta melakukan gerakan wajah dari satu sisi ke sisi lainnya.

Dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah, sistem dapat membandingkan fitur-fitur unik dalam wajah seseorang dengan data yang tersimpan, memverifikasi identitas pengguna dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Hal ini menjadikan face biometrik sebagai salah satu metode autentikasi yang populer dan efektif dalam menjaga keamanan data.

3. Pemindai Retina

Pemindai retina adalah teknologi biometrik yang dirancang untuk mengidentifikasi pola atau ciri unik yang terdapat dalam retina mata seseorang.

Hal ini disebabkan karena seperti bagian tubuh lainnya, retina mata setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Dengan menganalisis pola pada retina mata, sistem biometrik ini memungkinkan verifikasi identitas dengan tingkat akurasi yang tinggi, memperkuat lapisan keamanan dalam berbagai aplikasi dan sistem keamanan.

4. Pemindai Iris

Pemindaian iris merupakan metode identifikasi biometrik yang melibatkan analisis pola unik yang terdapat dalam iris mata seseorang.

Perbedaannya dengan retina terletak pada tingkat ke telitian yang lebih tinggi dalam pemindaian iris.

Akibatnya, pemindai iris umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemindai retina.

Meskipun demikian, keakuratan dan keamanan yang tinggi dari pemindaian iris menjadikannya sebagai salah satu pilihan utama dalam aplikasi keamanan tingkat tinggi dan identifikasi identitas yang sangat sensitif.

5. Pengenalan Suara

Selain perbedaan dalam tampilan fisik, suara manusia juga memiliki keunikannya sendiri yang berbeda satu sama lain.

Karena itulah, suara juga bisa dimanfaatkan untuk mengautentikasi identitas seseorang.

Dalam beberapa layanan, Moms tidak akan diberikan akses ke fitur atau layanan yang dituju jika suara yang dimasukkan tidak cocok dengan data yang telah disimpan di database aplikasi tersebut.

Dengan cara ini, teknologi pengenalan suara memberikan lapisan tambahan dalam keamanan dan autentikasi pengguna dalam berbagai aplikasi dan sistem.

6. DNA

Data biometrik yang satu ini jarang digunakan dalam keperluan sehari-hari karena membutuhkan waktu yang lama untuk mengidentifikasinya.

DNA umumnya digunakan oleh pihak yang berwajib untuk mengidentifikasi tersangka atau korban dalam tindakan kriminal.


Contoh Penerapan Teknologi Biometrik

Sebagai contoh penerapan biometrik, mari kita lihat bagaimana teknologi pengenalan wajah digunakan dalam sebuah sistem keamanan akses di sebuah perusahaan.

Di perusahaan ABC, para karyawan diberikan akses ke area tertentu menggunakan teknologi biometrik.

Setiap karyawan yang baru bergabung dengan perusahaan tersebut diminta untuk mendaftarkan wajah mereka ke dalam sistem biometrik.

Proses ini melibatkan pengambilan foto wajah yang kemudian diubah menjadi template unik yang dienkripsi dan disimpan dalam database perusahaan.

Ketika seorang karyawan hendak masuk ke area yang diatur dengan keamanan biometrik, mereka harus berdiri di depan pemindai wajah.

Pemindai akan mengambil gambar wajah karyawan tersebut dan membandingkannya dengan template wajah yang tersimpan dalam database perusahaan.

Jika wajah yang dipindai cocok dengan template yang ada, pintu akan terbuka dan karyawan diberi akses ke area tersebut.

Namun, jika tidak cocok, pintu akan tetap terkunci dan sistem akan memberikan peringatan kepada petugas keamanan.

Penerapan biometrik dalam hal ini memberikan beberapa keuntungan.

Pertama, itu meningkatkan keamanan karena akses ke area tertentu hanya diberikan kepada individu yang diotorisasi.

Kedua, itu mengurangi risiko pencurian identitas atau kehilangan kartu akses, karena identitas seseorang dapat diverifikasi langsung melalui fitur unik dari wajah mereka.

Dan ketiga, itu meningkatkan kenyamanan, karena karyawan tidak perlu lagi membawa kartu akses atau mengingat password untuk masuk ke area yang diamanatkan.

Cara Kerja Biometrik

Pria Memakai Laptop
Foto: Pria Memakai Laptop (Unsplash.com/Christin Hume)

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa teknologi keamanan biometrik terdengar sangat canggih dan kompleks.

Namun, untuk memahaminya, perlu dipahami cara kerja dasarnya:

Pertama, pengguna harus menyimpan data biometrik mereka pada sistem melalui pemindaian, di mana data tersebut akan dienkripsi dan disimpan dalam database.

Kemudian, saat pengguna ingin mengakses sistem, mereka diminta untuk melakukan pemindaian identifikasi.

Setelah itu, sistem akan memverifikasi identitas pengguna dengan mencocokkannya dengan data yang tersimpan dalam database.

Jika identitas cocok, pengguna akan diberikan akses atau diizinkan untuk masuk ke dalam sistem.

Jadi, terdapat tiga komponen utama di balik metode keamanan biometrik ini:

  1. Alat pemindaian untuk menyimpan atau mengidentifikasi data pengguna.
  2. Perangkat lunak khusus yang bertugas membandingkan hasil pemindaian dengan data dalam database.
  3. Database yang menyimpan data pengguna untuk dibandingkan.

Dengan cara ini, sistem biometrik menyediakan lapisan keamanan tambahan dengan memanfaatkan fitur unik dari tubuh manusia untuk otentikasi identitas.

Baca Juga: Ini 3 Cara Menghilangkan Password Laptop yang Terkunci

Itulah penjelasan lengkap mengenai teknologi biometrik.

Autentikasi biometrik merupakan langkah krusial untuk memverifikasi dan memastikan identitas seseorang secara digital, dengan tujuan mencegah penipuan atau kecurangan yang mungkin terjadi.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.