Pentingnya Dana Darurat, Simpanan untuk Jaminan Masa Depan
Moms sudah punya dana darurat?
Sebelum memikirkan cara berinvestasi, terdapat beberapa praktik terbaik manajemen keuangan pribadi.
Pertama adalah melunasi utang berbunga tinggi seperti halnya utang kartu kredit dan yang kedua adalah menjaga jaminan masa depan dengan dana darurat.
Kali ini, Orami akan membahas perihal kedua yaitu bagaimana menyisihkan uang dan memanfaatkan dana darurat.
Namun, sebelum menghitung berapa kebutuhan dana darurat keluarga Moms, bagaimana cara menyimpan dana darurat, dan di mana menyimpan dana darurat tersebut, ada satu hal yang perlu Moms ingat.
Dana darurat dipersiapkan untuk digunakan, jadi tidak ada larangan penggunaan dana darurat.
Dengan dana darurat, Moms dan keluarga memberi diri sendiri hadiah atau kejutan untuk dapat menghadapi bencana yang mungkin terjadi di kehidupan selanjutnya.
Jadi, jangan merasa tidak enak untuk menggunakan dana darurat tersebut, ketika keluarga mau tidak mau harus menggunakan keseluruhan atau sebagian darinya. Dana darurat adalah tulang punggung rencana keuangan pribadi yang kuat.
Pelajari mengapa Moms dan keluarga membutuhkan dana darurat, di mana harus menyimpan dana darurat, dan berapa banyak dana darurat yang Moms butuhkan.
Membangun dan mengelola dana darurat adalah hal kecil yang akan sangat bermanfaat di waktu tak terduga.
Baca Juga: 6 Tips Mencegah Masalah Keuangan Rumah Tangga
Pengertian dan Tujuan Dana Darurat
Sesuai namanya, dana darurat adalah penyangga tabungan untuk keadaan darurat yang tidak terduga tanpa harus beralih ke utang kartu kredit, pinjaman keluarga, atau opsi pinjaman lain yang menciptakan tekanan yang tidak perlu.
Tujuan dana darurat adalah untuk meningkatkan keamanan finansial dengan menciptakan jaring pengaman yang dapat digunakan untuk memenuhi pengeluaran tak terduga, seperti penyakit atau perbaikan rumah besar.
Kendala ini termasuk kehilangan pekerjaan, penyakit yang melemahkan, atau perbaikan besar pada mobil. Belum lagi krisis nasional besar yang diciptakan oleh pandemi COVID-19 sejak tahun 2020.
Meskipun dana darurat tidak akan menyelesaikan semua masalah keuangan keluarga Moms, tetapi faktanya dana darurat adalah awal yang baik untuk mengarahkan keuangan seseorang ke arah yang benar.
Dikutip dari Vanguard, aset dalam dana darurat cenderung berupa uang tunai atau aset lain yang sangat likuid.
Ukuran terbaik untuk dana darurat tergantung pada sejumlah faktor, termasuk situasi keuangan, pengeluaran, gaya hidup, dan hutang.
Banyak penasihat keuangan merekomendasikan untuk menabung dalam jumlah yang cukup menutupi pengeluaran antara tiga hingga enam bulan.
Singkatnya, uang tersebut dapat membantu mengatasi tagihan biaya kesehatan yang sederhana atau membantu seseorang yang mendadak menjadi pengangguran singkat.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga untuk Pengantin Baru
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa seseorang atau keluarga harus mempersiapkan dana darurat lebih besar dari seharusnya.
Penasihat keuangan selebriti Suze Orman misalnya, menyarankan seseorant untuk mempersiapkan dana darurat yang dapat menangani pengeluaran hingga delapan bulan.
Dia membuat argumen itu jauh sebelum kedatangan COVID-19, sebuah pengingat yang jelas tentang betapa tiba-tibanya kemerosotan ekonomi dapat terjadi dalam hidup.
Keadaan individu dapat menentukan tingkat tabungan tertentu yang membuat masing-masing merasa nyaman.
Seorang dewasa lajang tanpa anak-anak misalnya, mungkin mereka cukup dan puas dengan dana cadangan atau dana darurat untuk tiga bulan.
Sebaliknya, sebagai pencari nafkah tunggal untuk seluruh keluarga, mungkin seseorang perlu dana darurat untuk setengah tahun atau lebih bagi keluarganya.
Jika Moms atau keluarga Moms hidup dari gaji ke gaji, maka Moms mungkin dapat memulai dengan tujuan yang lebih sederhana seperti memasukkan 2 persen dari pendapatan bersih ke dalam dana darurat.
Setelah itu, secara perlahan-lahan Moms dapat meningkatkan tingkat kontribusi setiap beberapa bulan.
Faktanya, jaring pengaman sederhana pun dapat membantu memberi sedikit nafas disaat menghadapi krisis keuangan yang tidak terduga.
Terkadang, mungkin Moms dapat tergoda untuk menggunakan dana darurat Moms untuk tujuan insidental atau sembrono. Oleh karena itu, pastikan Moms tidak menghabiskan sumber daya ini untuk tujuan apa pun selain keadaan darurat yang sebenarnya.
Baca Juga: 8 Cara Perencanaan Keuangan Pribadi agar Finansial Stabil
Cara Membangun Dana Darurat
Memulai lebih awal adalah kunci untuk menyiapkan dana darurat.
Dana darurat membantu seseorang membangun bantalan yang nyaman terhadap keadaan darurat yang tidak terduga di kemudian hari.
Sebuah ulasan menjelaskan bahwa memulai dana darurat sebenarnya adalah hal yang relatif mudah. Berikut adalah dua cara sederhana untuk mulai membangun dana darurat, yaitu:
Sisihkan jumlah yang nyaman dari gaji Moms atau pasangan setiap bulan. Hitung biaya hidup Moms atau keluarga untuk periode yang diinginkan dan jadikan itu target untuk dana darurat.
Moms atau pasangan kemudian dapat mengalihkan sebagian dari gaji, mungkin dengan mengatur transfer otomatis ke rekening itu setiap bulan agar dana darurat tertutupi.
Setelah dana terkumpul, investasikan tabungan ekstra untuk tujuan jangka panjang atau tujuan lainnya, seperti uang muka hipotek.
Jangan lupa juga untuk memaksimalkan tabungan pensiun. Jika sudah terpenuhi, uang itu bisa masuk ke rekening investasi dengan risiko dan imbalan yang lebih tinggi.
Baca Juga: 15 Program Bank Tabungan Pendidikan Anak, Yuk Persiapkan!
Menyimpan Dana Darurat
Moms atau pasangan Moms mungkin ingin memarkir dana darurat keluarga di kendaraan yang dapat dengan mudah dicairkan jika kebutuhan keuangan tiba-tiba muncul.
Meskipun menyimpan uang tunai di rekening tabungan mungkin merupakan pendekatan yang paling aman, ada cara lain yang relatif aman untuk menyimpan sebagian dana darurat Moms yang menawarkan potensi pendapatan bunga yang lebih besar.
Misalnya menggunakan termasuk rekening tabungan berbunga tinggi, rekening pasar uang, dan sertifikat deposito (CD) tanpa penalti, yang tidak membebankan biaya kepada penabung jika mereka perlu menarik uang mereka sebelum tanggal jatuh tempo.
Moms dan pasangan akan memiliki akses yang memang dibutuhkan dalam keadaan darurat.
Akan tetapi, Moms tidak akan dikenakan biaya dan penundaan waktu yang terkait dengan kendaraan lain, seperti akun perantara.
Moms dan pasangan mungkin ingin membangun dana darurat dengan kendaraan investasi yang mudah berubah seperti saham.
Namun perlu diingat bahwa saham menawarkan potensi pertumbuhan jangka panjang yang lebih besar daripada uang tunai dan setara kas.
Nilainya dapat tiba-tiba menurun jika terjadi penurunan ekonomi, seperti yang telah dijelaskan dengan jelas saat krisis virus Covid-19.
Jika saat itu Moms dan pasangan perlu memanfaatkan dana darurat tersebut, bukan keuntungan tapi Moms atau pasangan justru bisa kehilangan lebih banyak nilai simpanan dana darurat.
Perlu diperhatikan bahwa dana darurat melindungi portofolio seseorang dari risiko tersebut, bukan justru sebaliknya. Rugi besar ketika salah menempatkan dana darurat.
Baca Juga: 5 Aplikasi Investasi untuk Pemula yang Aman dan Mudah Digunakan
Cara Menghitung Dana Darurat
Jadi, katakanlah keluarga Moms membutuhkan Rp360 juta untuk dana darurat dan Moms sudah memiliki Rp 100 juta tunai.
Itu artinya Moms perlu top-up Rp260 juta. Kemudian, jika Moms dapat menghemat Rp7.5 juta per bulan, maka Moms akan membutuhkan Rp260 juta / Rp 7,5 juta = 35 bulan untuk membangun dana darurat Moms. Tentu saja 35 bulan adalah waktu yang cukup lama.
Untuk mengumpulkan dana darurat dalam beberapa bulan, Moms atau pasangan harus menabung lebih banyak setiap bulan dan itu berarti keluarga Moms perlu menyesuaikan anggaran dan menilai kembali pengeluaran bulanan.
Hal ini agar Moms dapat menambah sedikit lebih banyak peruntukan dana darurat yang disisihkan tiap bulan.
Jika Moms dan keluarga berkomitmen untuk membangun dana darurat dalam jangka waktu tertentu, maka Moms dan pasangan juga dapat menghitung berapa banyak yang perlu Moms simpan setiap bulan dalam jangka waktu tersebut.
Jika kebutuhan dana darurat kelurga Moms Rp260 juta dan berharap uang itu terkumpul dalam satu tahun, maka Moms atau suami perlu menabung Rp260 juta / 12 bulan = Rp 21,7 juta setiap bulan.
Jika Moms tidak dapat menyisihkan jumlah yang lebih besar setiap bulan karena terbatasnya pendapatan, pertimbangkan apakah Moms dapat membuat perubahan gaya hidup yang lebih luas akan pengeluaran.
Haruskah Moms membayar lebih sedikit untuk cicilan mobil atau makan lebih sedikit sehingga dapat menaruh lebih banyak uang dana darurat untuk masa depan Moms dan keluarga?
Tanyakan pada diri sendiri apakah Moms bersedia untuk hidup tidak terlalu boros sehingga dapat mencapai tujuan masa depan.
Baca Juga: 4 Tips Mengatur Keuangan Promil, Yuk Coba!
Penyesuaian gaya hidup ini akan memungkinkan Moms dan keluarga untuk membangun dana darurat lebih cepat dan bersiap untuk apa pun yang terjadi dalam hidup.
Kapasitas tabungan ekstra juga mulai akan terbayar ketika dana darurat sudah tertunaikan.
Ketika Moms sudah memiliki dana darurat, maka Moms dapat mulai memasukkan jumlah tabungan bulanan yang sama itu ke tujuan lain.
Strategi penghematan yang disiplin ini dapat membuat perbedaan antara pensiun 5 tahun lebih awal atau membeli rumah dengan 3 kamar tidur daripada rumah dengan 2 kamar tidur.
Nah, itulah hal-hal yang perlu Moms ketahui tentang dana darurat. Semoga bermanfaat ya!
- https://www.suzeorman.com/blog/emergency-fund-101
- https://investor.vanguard.com/emergency-fund
- https://www.experian.com/blogs/ask-experian/what-is-an-emergency-fund-used-for/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.