Bising Usus Normal pada Anak, Yuk Kenali Lebih Jauh!
Bising usus normal pada anak menjadi tanda pencernaan bekerja dengan baik.
Sebagian besar suara bising usus tersebut terkadang mengejutkan atau terdengar tidak menyenangkan.
Namun, itu adalah suara bising usus normal pada anak.
Oleh sebab itu, Moms bisa mengetahui jika Si Kecil terkena masalah pencernaan melalui jumlah suara bising ususnya.
Lantas, bagaimana mengetahui bising usus normal pada anak? Berapa jumlah frekuensi suara yang baik?
Mari simak penjelasan bising usus normal pada anak di bawah ini.
Baca Juga: 8 Golongan Mustahik Zakat atau Orang yang Berhak Menerima Zakat Beserta Pengertiannya
Apa Itu Bising Usus?
Foto: Orami Photo Stock
Bising usus adalah suara yang muncul di dalam area perut dan dapat didengarkan melalui stetoskop.
Suara bising yang dihasilkan usus merupakan perpaduan dari bunyi udara serta pergerakan makanan cairan di dalam usus karena aktivitas peristaltik usus.
Saat memproses makanan, dinding saluran pencernaan yang sebagian besar terdiri dari otot, berkontraksi untuk mencampur dan memeras makanan melalui usus sehingga bisa dicerna.
Proses ini disebut gerakan peristaltik.
Peristaltik umumnya bertanggung jawab atas bising usus normal yang bergemuruh dan terdengar setelah makan.
Selain setelah makan, masalah ini juga kerap terjadi ketika anak merasa lapar.
Melansir Endocrinology and Metabolism Clinics of North America, zat seperti hormon di otak mengaktifkan keinginan untuk makan saat seorang lapar.
Bunyinya hampa, mirip dengan suara air yang mengalir di pipa.
Pada bising usus normal pada anak suaranya mirip dengan suara gemericik, keroncongan, menggeram, dan bernada tinggi.
Pemeriksaan bising usus sudah sejak lama dijadikan salah satu patokan untuk mendeteksi adanya hal-hal yang tidak normal pada abdomen dan rongga perut.
Baca Juga: Zakat Fitrah: Hukum, Niat, Tata Cara, serta Keutamaan Menunaikannya Menurut Ajaran Islam
Bising Usus Normal pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Jika anak Moms makan dengan normal, buang air besar secara teratur dan tidak mengeluh sakit atau muntah, tidak perlu khawatir.
Suara yang Moms dengan merupakan bising usus normal pada anak.
Bising usus yang Moms dengar dari perut anak kemungkinan besar merupakan tanda yang sehat.
Ini membuktikan bahwa sistem pencernaannya berfungsi dengan baik.
Anak yang sehat normalnya akan memiliki bising usus berkisar antara 5 hingga 30 kali per menitnya.
Selain itu, bising usus normal pada anak yang tidak terdengar juga bukan berarti gerakan peristaltik mengalami masalah.
Tidak semua aktivitas peristaltik usus dapat menghasilkan suara bising yang dapat terdengar melalui stetoskop.
Penurunan frekuensi bising usus dapat terjadi akibat kondisi tertentu, seperti:
- Ileus paralitik (sumbatan usus karena kelumpuhan otot-otot di usus)
- Peritonitis (meradangnya selaput yang membungkus rongga perut)
- Operasi pada area perut
- Efek samping obat, seperti codeine
- Luka akibat radiasi
Sementara itu dalam beberapa kasus, frekuensi bising usus justru dapat meningkat akibat:
- Perut kosong karena belum makan
- Diare (frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai konsistensi feses yang cair)
- Infeksi saluran pencernaan
- Penggunaan obat pencahar
- Gangguan penyerapan makanan
- Keracunan makanan
- Hipertiroidisme
- Hiperkalsemia
- Alergi makanan
- Perdarahan di saluran cerna
Baca Juga: Fakta Penting tentang Ambeien pada Ibu Hamil, Jangan Disepelekan!
Suara Bising Usus Anak Tidak Normal
Foto: Orami Photo Stock
Bising usus dapat diklasifikasikan sebagai bising usus normal, hipoaktif, atau hiperaktif.
Bising usus yang hipoaktif atau berkurang, sering kali menunjukkan bahwa aktivitas usus telah melambat.
Hal itu normal selama tidur, tetapi tidak normal jika pengurangan suara lebih sering terjadi bahkan setelah makan.
Di sisi lain, suara usus hiperaktif adalah suara yang lebih keras terkait dengan peningkatan aktivitas usus yang dapat didengar oleh orang lain.
Proses ini sering terjadi setelah makan atau saat anak Moms mengalami diare.
Ini bisa berarti sembelit atau gangguan usus, di mana seringkali terdengar seperti air yang berdenting melalui pipa.
Hal ini juga tidak normal bila disertai gejala lain seperti nyeri.
Suara bukan bising usus normal dan bernada tinggi juga sering kali diakibatkan oleh alergi makanan, stres, tanda awal obstruksi, atau mengindikasikan peradangan di usus.
Jika tidak ada suara yang terdengar setelah makan, anak Moms mungkin mengalami usus pecah atau usus tercekik.
Baca Juga: 10 Resep Bubur Mutiara, Enak Dipadukan dengan Pisang, Jagung, dan Nangka!
Penyebab Lain Bising Usus
Foto: Orami Photo Stock
Perlu diketahui bahwa suara bising usus normal pada anak yang dihasilkan belum tentu menjadi gejala dari suatu masalah pencernaan.
Namun, suara bising yang disertai gejala tertentu kemungkinan menjadi tanda penyakit tertentu pada sistem pencernaan.
Untuk mengetahui bising usus normal pada anak atau tidak, berikut beberapa penyebab penyerta yang biasanya dokter cari tahu terlebih dahulu.
Di antaranya sebagai berikut:
- Demam
- Perut sembelit dan susah BAB
- Perut kembung atau terasa begah
- Mual dan muntah
- Diare berkepanjangan
- Ulu hati terasa tidak nyaman (heartburn) yang tidak kunjung membaik dengan obat
- Fases berdarah
- Mulas yang tidak sembuh
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tiba-tiba
Baca Juga: Begini Cara Merawat Sugar Glider dengan Baik dan Benar, Hewan Mungil yang Menggemaskan!
Diagnosa Berdasarkan Bising Usus
Foto: Orami Photo Stock
Lantas tahukah Moms bahwa bising usus normal pada anak memiliki manfaat?
Dokter anak Moms akan sering menggunakan bising usus normal pada anak dalam proses pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyakitnya.
Dokter anak Moms akan mendengarkannya dengan menggunakan stetoskop dan langkah ini disebut auskultasi.
Suara yang terdengar termasuk bising usus yang sangat spesifik, dapat menunjukkan di mana letak obstruksi.
Apa yang dianggap sebagai bising usus juga telah membantu dokter mendiagnosis apendisitis dan masalah paru-paru bagian bawah yang sering dihubungkan sebagai masalah usus.
Semua tergantung pada apa yang didengar dokter anak Moms dan apa hasil dari pemeriksaan fisik.
Baca Juga: 5 Jenis Susu Pelancar ASI dan Rekomendasi Merek Susu untuk Ibu Menyusui
Jika suara terdengar tidak seperti bising usus normal pada anak dan terjadi dengan gejala lain, dokter akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosa penyebab yang mendasari.
Dokter anak Moms mungkin mulai dengan meninjau riwayat kesehatan dan menanyakan beberapa pertanyaan tentang frekuensi dan tingkat keparahan gejala yang dideritanya.
Gangguan usus biasanya menghasilkan suara yang sangat keras dan bernada tinggi.
Suara ini juga seringkali dapat didengar tanpa menggunakan stetoskop.
Dokter anak Moms mungkin juga melakukan beberapa tes untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami obstruksi usus.
Melansir StatPearls Journal, obstruksi usus adalah penyumbatan yang terjadi di dalam usus, baik pada usus halus maupun usus besar.
Kondisi ini membuat makanan, cairan, dan gas tidak mampu melewati usus.
Maka dari itu, dokter akan melakukan beberapa tes, seperti:
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik selalu dimulai dengan memberi tahu dokter mengenai apa keluhan yang dirasakan, apa yang mengganggu, dan gejala apa yang dialami.
Karena gejala yang dialami bisa bervariasi, pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter bisa jadi berbeda-beda, tergantung kondisi.
Selain itu, penting juga untuk menjelaskan sejak kapan gejala terjadi, apa yang dilakukan atau dikonsumsi sebelumnya, dan lain-lain.
Selama tahap ini, dokter juga akan menanyakan hal-hal yang terkait dengan kondisi.
Pastikan untuk menjawab semua pertanyaan secara jujur untuk memudahkan diagnosis.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan area perut menggunakan stetoskop.
Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan secara sistematis.
Mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
2. Laboratorium
Jika pemeriksaan melalui stetoskop saja dirasa tidak cukup, dokter akan menyarankan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah, tes urine, dan juga endoskopi.
Dari hasil pengambilan sampel ini, dokter atau ahli medis akan menganalisis sampel uji untuk melihat apakah hasil pemeriksaan berada dalam kisaran normal.
Biasanya, dokter akan membandingkan hasil sekarang dengan hasil dari tes sebelumnya.
Pemeriksaan laboratorium sering menjadi bagian dari pemeriksaan rutin untuk mencari tahu kondisi kesehatan tubuh.
Lewat hasil pemeriksaan laboratorium ini dokter akan mendiagnosis kondisi medis, merencanakan atau mengevaluasi perawatan, serta memantau penyakit.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghilangkan Sifat Posesif pada Pasangan dan Diri Sendiri? Cari Tahu, Yuk!
3. X-Ray
Jika hasil laboratorium sudah didapat, selanjutnya dokter akan mengonfirmasi penyumbatan usus melalui rontgen atau X-Ray pada perut.
X-ray adalah tes pencitraan yang digunakan dokter untuk melihat bagian dalam tubuh tanpa harus membedah pasiennya.
Cara kerja foto rontgen menggunakan X-ray dengan memindahkan radiasi frekuensi tinggi ke seluruh tubuh.
Sinar ini kemudian ditangkap pada gambar, dengan bagian-bagian tubuh yang berbeda menjadi terlihat karena perbedaan warna pada gambar.
Perbedaan warna ini didasarkan pada kepadatan bagian tubuh seseorang, yaitu, X-ray menunjukkan tulang sebagai gambar putih dan menunjukkan paru-paru sebagai gambar yang lebih gelap.
Dalam beberapa jenis foto Rontgen, digunakan tambahan zat pewarna (kontras) yang diminum atau disuntikkan.
Misalnya iodine atau barium, untuk menghasilkan gambaran yang lebih detail.
4. Barium Enema
Barium enema adalah pemeriksaan sinar-X yang dilakukan pada saluran pencernaan bawah.
Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan pada usus besar atau kolon.
Barium enema dikenal juga dengan sebutan colon X-ray.
Ini merupakan prosedur medis dengan memberikan cairan khusus yang mengandung barium ke dalam dubur.
Nantinya cairan akan menyebar ke usus, sehingga saat proses X-Ray akan tampak berwarna cerah atau putih.
Jika terdapat area yang tidak dilalui barium, maka menunjukan adanya penyumbatan usus.
5. CT Scan
Kemudian ada CT Scan yang menjadi tes untuk melihat gambaran usus yang tersumbat.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, terkadang diperlukan pemberian zat kontras yang disuntikkan ke pembuluh darah atau diminum.
6. USG
Selanjutnya, ada tes USG yang umumnya dilakukan untuk mengetahui penyumbatan atau obstruksi usus pada anak-anak.
Baca Juga: Menimbang Manfaat dan Risiko dari Sunat Bayi Baru Lahir
Mengobati Bising Usus pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Perawatan bising usus pada anak Moms akan tergantung pada penyebab gejalanya.
Bising usus normal pada anak tidak memerlukan pengobatan apa pun.
Namun, Moms mungkin ingin membatasi asupan makanan yang menghasilkan gas bagi anak Moms.
Beberapa makanan yang harus dikurangi itu antara lain:
- Buah-buahan seperti apel dan pir
- Kacang polong
- Pemanis buatan
- Minuman berkarbonasi
- Produk gandum utuh
- Sayuran tertentu seperti kubis, kubis Brussel, dan brokoli
- Hindari produk susu jika anak Moms memiliki intoleransi laktosa
Menelan udara dengan makan terlalu cepat, minum melalui sedotan, atau mengunyah permen karet juga bisa menyebabkan udara berlebih di saluran pencernaan anak Moms.
Untuk itu, probiotik mungkin berguna untuk membuat bising usus normal, tetapi hanya pada orang-orang yang juga memiliki sindrom iritasi usus besar.
Penting untuk diingat bahwa sebagian besar suara ini hanya dapat didengar oleh anak Moms sendiri.
Kebanyakan orang lain tidak menyadarinya atau bahkan tidak peduli.
Baca Juga: Tanpa Dicuci, Cek 17 Cara Menghilangkan Bau Sepatu Membandel
Itu dia Moms penjelasan mengenai bising usus normal pada anak. Semoga membantu ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2710609/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441975/
- https://www.healthline.com/health/abdominal-sounds#causes
- https://medlineplus.gov/ency/article/003137.htm
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/
- https://www.webmd.com/digestive-disorders/what-is-bowel-obstruction#1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.