Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Tingkat Keparahan, dan Cara Mengatasinya
Secara tidak sadar, kepala kita bisa saja terbentur dengan benda padat. Terlihat baik dari fisiknya, tapi ini bisa memicu kondisi serius seperti gegar otak, lho.
Kalau luka pada fisik bisa terlihat dengan kasat mata, bagaimana dengan perdarahan yang terjadi di dalam tubuh?
Apalagi kepala merupakan salah satu organ yang sangat vital dan memiliki jutaan saraf penting di dalamnya.
Tak menunjukkan tanda-tanda serius pasca kecelakaan bukan berarti otak tidak mengalami masalah, Moms.
Yuk, ketahui serba-serbi dari gegar otak dan cara mengatasinya!
Baca Juga: Jossi Marchelli, Adik Acha Septriasa yang Dianggap Rasis kepada Orang Kulit Hitam
Apa Itu Gegar Otak?
Melansir Hope Through Research, gegar otak adalah cedera otak ringan yang menyebabkan terganggunya fungsi otak untuk sementara.
Umumnya, kondisi ini bisa muncul karena benturan keras saat kecelakaan, terjatuh, olahraga, maupun benturan fisik lainnya.
Orang yang mengalami gegar otak, sering tidak mengingat apa yang baru saja mereka alami atau terlihat seperti orang yang linglung.
Tidak hanya daya ingat, gegar otak juga dapat memengaruhi refleks tubuh, kemampuan bicara, keseimbangan, hingga koordinasi otot.
Sebuah penelitian Journal of Neurotrauma, menunjukkan bahwa gegar otak dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang bagi sebagian orang.
Mereka juga menemukan, orang dewasa dengan gegar otak ringan cenderung melaporkan gejala berkelanjutan delapan tahun kemudian.
Beberapa di antaranya mengalami depresi, maupun sulit fokus dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Baca Juga: 6 Pilihan KB yang Paling Aman dalam Mencegah Kehamilan dan Minim Efek Samping
Gejala Gegar Otak
Tanda dan gejala concussion atau gegar otak bisa tidak kentara dan mungkin tidak langsung muncul.
Gejala dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan lebih lama.
Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala fisik seseorang yang mengalami ini mungkin termasuk:
- Sakit kepala
- Telinga berdenging
- Mual
- Muntah
- Kelelahan atau mudah ngantuk
- Penglihatan kabur
- Amnesia (kehilangan memori)
Untuk kasus gegar pada otak yang parah, seseorang bisa mengalami kejang-kejang.
Segera konsultasi ke dokter apabila mengalami salah satu gejala di atas ya, Moms.
Penyebab Gegar Otak
Otak Moms dilindungi oleh lapisan gelatin. Lapisan ini melindungi otak dari guncangan atau benturan yang mungkin terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Guncangan dan benturan yang jadi penyebab gegar otak bisa terjadi akibat:
- Pukulan keras di kepala atau leher yang menyebabkan otak cedera.
- Gerakan tubuh yang menyebabkan guncangan keras dan mendadak di otak, contoh ketika kecelakaan mobil.
Cedera otak juga dapat menyebabkan perdarahan di otak. Jika perdarahan terjadi, ini bisa berakibat fatal.
Oleh karena itulah, orang yang mengalami gegar otak akan dipantau beberapa jam setelah cedera terjadi.
Baca Juga: 12 Tanda Proses Pembuahan Sedang Terjadi, Salah Satunya Sakit Punggung
Faktor Risiko Gegar Otak
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gegar otak adalah:
- Sudah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.
- Mengoperasikan mesin atau mengendarai sepeda motor secara tidak aman (sedang mabuk atau tanpa alat pengaman).
- Melakukan olahraga dengan risiko tinggi terhadap cedera seperti sepak bola, tinju, dan lainnya. Risiko dapat menjadi lebih tinggi apabila tidak menggunakan alat pengaman dan tidak dipantau oleh ahlinya.
Baca Juga: 18 Obat Kuat Alami untuk Pria Berstamina dan Kuat Tahan Lama di Ranjang
Jenis Gegar Otak Ketika Kepala Terbentur
Dalam bahasa medis, gegar otak disebut juga dengan Traumatic Brain Injury (TBI) atau cedera kepala traumatik.
Berita buruknya, gegar otak ini dapat menyebabkan kematian.
Gegar otak terbagi dalam 3 tingkat keparahan yang perlu Moms waspadai.
Diperlukan diagnosis yang tepat untuk dapat menentukan penanganan atas tingkat gegar otak yang dialami untuk membantu proses penyembuhannya.
“Hal terpenting dalam menangani gegar otak adalah diagnosis yang tepat dan awal penanganan yang perlu dilakukan,” jelas Joseph C. Maroon, MD, Profesor bedah neurologi seperti dikutip pada situs Healio Primary Care.
Cari tahu jenis gegar otak setelah kepala terbentur di bawah ini:
1. Gegar Otak Ringan
Gegar otak ringan merupakan dampak akibat kepala terbentur yang sering terjadi.
Seperti dijelaskan pada situs Kids Health, gegar otak ringan merupakan keadaan trauma otak ringan yang diakibatkan adanya goncangan di area kepala.
Umumnya, disebabkan karena kecelakaan atau guncangan dengan keras.
Kejadian ini menyebabkan adanya perubahan kimia pada otak dan terkadang merusak sel di dalamnya.
Ciri-ciri saat mengalami gegar otak ringan antara lain:
- Sakit kepala atau pusing
- Penglihatan kabur
- Badan tidak seimbang
- Bingung dan sering berucap hal-hal yang tidak masuk akal
- Muntah
- Lambat dalam menjawab pertanyaan
- Tidak mengingat apa yang telah terjadi
Biasanya gejala dialami kurang dari 15 menit setelah kepala kita terbentur.
Dalam kasus ini, penderita masih dapat sadar dan bisa berinteraksi meski sedikit terbata-bata.
Saat kita menderita gegar otak ringan, kurangi kegiatan fisik dan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Beristirahat setidaknya 2 hari tanpa akses layar handphone atau TV akan membantu proses pemulihan.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Benjol di Kepala Balita Akibat Terbentur
2. Gegar Otak Sedang
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun sering kepalanya terbentur saat sedang bermain.
Kepala anak terbentur keras juga dapat menyebabkan gegar otak sedang. Ini merupakan tahapan yang lebih serius dari concussion ringan.
Gejala yang ditimbulkan umumnya sama dengan gegar otak ringan, namun berlangsung lebih dari 15 menit.
Hentikan aktivitas sejenak setelah terbentur ini, ya. Dudukkan anak dan coba untuk membuatnya tenang.
Ajak bicara perlahan dan berikan pertanyaan ringan dan mudah untuk dijawab. Hal ini untuk mendiagnosis apakah anak masih sadar dan mampu menjawab pertanyaan atau tidak.
Observasi dan segera konsultasikan ke dokter jika keadaan tidak kunjung membaik.
3. Gegar Otak Berat
Jika kita sampai kehilangan kesadarannya setelah terbentur, ini merupakan tanda yang serius dan perlu penanganan khusus.
Seringkali juga, otak menjadi kehilangan keseimbangan bahkan hilang ingatan.
Jangan tunda, segera konsultasi ke klinik atau rumah sakit terdekat setelah Moms mendapati gejala ini.
Baca Juga: Mengenal Afasia Pada Anak, Gangguan Bahasa Akibat Cedera Otak
Diagnosis Gegar Otak
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gegar otak, dokter akan meminta pasien menjalani serangkaian tes kesehatan, di antaranya:
1. Tes Pencitraan
Tes ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami sakit kepala parah, kejang, dan muntah berulang.
Lewat tes ini dokter dapat menentukan keparahan cedera, perdarahan, atau pembengkakan serta komplikasi yang terjadi.
Beberapa jenis tes pencitraan yang umumnya dilakukan adalah CT scan dan MRI.
2. Tes Neurologis
Selain tes pencitraan, dokter juga akan mengevaluasi gejala dirasakan pasien dengan tes neurologis.
Pada tes ini, dokter akan menguji kemampuan pasien dalam melihat, mendengar, merasakan sentuhan, menjaga keseimbangan, menunjukkan refleks, dan koordinasi tubuh.
3. Tes Kognitif
Adanya cedera memengaruhi fungsi otak. Oleh karena itulah, dokter akan mengadakan tes kognitif dengan menguji kemampuan pasien dalam mengingat dan memusatkan konsentrasi.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata Batam Terbaik, Ada Jembatan Barelang yang Indah dan Aneka Pantai!
Cara Mengatasi Gegar Otak
Gejala gegar otak dapat memengaruhi tubuh dalam berbagai cara, termasuk penglihatan, keseimbangan, dan bahkan perubahan mood.
Berikut beberapa cara dalam mengatasi gegar otak:
1. Banyak Istirahat
Sebenarnya, pengobatan sederhana dalam mengatasi concussion adalah perbanyak istirahat.
Istirahat yang cukup dapat mengurangi gejala yang kita rasakan seperti sakit kepala dan pusing.
Aturlah waktu untuk tidur siang guna meningkatkan kualitas tidur.
Hindari menggunakan barang elektronik ketika ingin beristirahat, ya.
2. Minum Obat Sakit Kepala
Gegar otak membuat kepala terasa sakit dan 'nyut-nyutan'.
Untuk mengatasinya, bisa dengan minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol.
Adapun ini bisa diminum apabila Moms telah mendapatkan konsultasi dari dokter, ya.
Karena, sejumlah obat tertentu memiliki efek samping pengencer darah, di mana ini dapat meningkatkan risiko perdarahan pada otak.
Jangan lupa untuk selalu memantau gejala dari concussion setiap harinya dengan rutin ya, Moms.
Baca Juga: 10 Vitamin Agar Cepat Hamil Setelah Haid, Bisa Dicoba!
3. Konsumsi Herbal
Diketahui, sejumlah teh herbal dapat mengatasi gegar otak atau concussion. Ini meliputi ekstrak teh hijau, kunyit, dan minyak ikan.
Adapun ini juga dibarengi dengan meningkatkan makanan sehat dan seimbang. Seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak.
Kurangi makanan cepat saji jika sedang mengalami sakit kepala ya, Moms.
4. Perbanyak Cairan Tubuh
Satu hal yang perlu diketahui adalah orang yang mengalami gegar otak mungkin tidak merasa lapar atau haus seperti sebelumnya.
Meski ini terjadi, perbanyaklah untuk minum air setiap harinya. Setidaknya 8 gelas per harinya, Moms.
Ini bisa diperoleh dari air putih, jus buah, ataupun makanan yang mengandung banyak air.
Dehidrasi dapat memperparah gejala dari concussion seperti sakit perut, mudah marah, dan kepala sakit.
5. Terapi Membaca Buku
Untuk mencegah kerusakan pada sel otak, cobalah untuk melakukan kegiatan sederhana di rumah. Salah satunya dengan membaca buku.
Membaca buku dapat merangsang fungsi sel otak dengan lebih baik.
Tak harus buku yang sulit, bisa dengan membacakan buku cerita anak. Ini termasuk dalam mengatasi gejala dari concussion satu ini, Moms.
Namun, jika gejala tak juga membaik, dokter akan melakukan pengobatan lebih lanjut.
Baca Juga: 12 Lipstik Waterproof Terbaik, Tahan Lama dan Tidak Menempel di Masker
Cara Mencegah Gegar Otak
Pencegahan cedera kepala dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Menggunakan alat pengaman saat berolahraga
- Selalu menggunakan alat keselamatan, seperti helm atau pelindung kepala, jika bekerja di lingkungan yang berisiko menimbulkan cedera kepala
- Memasang pegangan besi di kamar mandi dan di samping tangga untuk mengurangi risiko terpeleset
- Memastikan lantai selalu kering dan tidak licin
- Memasang penerangan yang baik di seluruh bagian rumah
- Memeriksa kondisi mata secara rutin, terutama jika mengalami gejala gangguan penglihatan, seperti buram atau penglihatan berbayang
Baca Juga: 12 Penyebab Ketiak Hitam dan Cara Menghilangkannya, Bisa Gunakan Kentang!
Itulah beberapa informasi mengenai gegar otak atau concussion dari gejala ringan hingga berat yang perlu Moms ketahui.
Untuk anak-anak, selalu pantau aktivitas bermainnya di rumah, ya. Pastikan mereka menggunakan helm saat berkendara agar terhindar dari berbagai risiko kecelakaan.
- https://www.ninds.nih.gov/health-information/patient-caregiver-education/hope-through-research/traumatic-brain-injury-hope-through-research
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4677116
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/concussion/symptoms-causes/syc-20355594
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15038-concussion
- https://www.healio.com/primary-care/sports-medicine/news/online
- https://kidshealth.org/en/parents/concussions.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.