Body Dysmorphic Disorder, Gangugan Mental tentang Penampilan Fisik
Body dysmorphic disorder (BDD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan kecemasan berlebihan terhadap penampilan fisik.
Dialogues in Clinical Neuroscience menjelaskan penting untuk mengenali dan mengobati BDD dengan tepat, karena gangguan ini dikaitkan dengan gangguan nyata dalam fungsi psikososial, terutama kualitas hidup yang buruk, dan tingkat bunuh diri yang tinggi.
BDD banyak terjadi pada usia 15 hingga 20 tahun. Moms yang memiliki gangguan ini sering menghindari situasi sosial.
Selain itu, Moms juga akan memperbaiki bentuk tubuh yang dianggap jelek dengan prosedur operasi plastik.
Gejala awal body dysmorphic disorder mirip dengan gangguan makan atau eating disorder.
Hal ini disebabkan kedua gangguan mental ini melibatkan perhatian dengan citra tubuh.
Hanya saja, seseorang dengan gangguan makan mengkhawatirkan berat badan dan bentuk seluruh tubuh, sementara orang dengan BDD mengkhawatirkan bagian tubuh tertentu.
Beberapa hal yang menjadi perhatian penderita body dysmorphic disorder adalah keriput, bekas luka, rambut rontok, berat badan dan bentuk hidung.
Biasanya, masalah ini paling banyak dialami oleh remaja 19 tahun ketika sudah mulai dewasa.
Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab dan cara mengatasi body dysmorphic disorder dalam artikel berikut ini.
Baca juga: Kenali Kondisi Delusional, Gangguan Mental yang Tak Bisa Bedakan Kenyataan dan Khayalan
Gejala Body Dysmorphic Disorder
Foto Ilustrasi Body Dysmorphic Disorder (Orami Photo Stock)
Beberapa gejala yang mungkin dialami Moms saat mengalami body dysmorphic disorder adalah sebagai berikut.
- Menjadi sangat sibuk dengan kekurangan yang dirasakan dalam penampilan yang bagi orang lain tidak dapat dilihat atau tampak kecil
- Merasa jelek dan memiliki kekurangan pada bagian tubuh tertentu
- Selalu berpikir kalau orang lain memandang Moms secara negatif
- Melakukan kebiasaan seperti memperbaiki atau menyembunyikan kelemahan yang dirasakan dan sulit untuk ditolak atau dikendalikan, seperti sering memeriksa cermin, merawat atau menguliti
- Mencoba menyembunyikan kekurangan yang dirasakan dengan gaya, riasan, atau pakaian
- Terus-menerus membandingkan penampilan dengan orang lain
- Sering mencari kepastian tentang penampilan Moms dari orang lain
- Memiliki kecenderungan perfeksionis
- Mencari prosedur kosmetik dengan sedikit kepuasan
- Menghindari situasi sosial
Keasyikan dengan penampilan dan pikiran berlebihan serta perilaku berulang dapat menjadi hal yang tidak diinginkan, sulit dikendalikan, dan sangat menyita waktu sehingga dapat menyebabkan tekanan atau masalah besar dalam kehidupan sosial, pekerjaan, sekolah, atau area fungsi lainnya.
Baca juga: Menyelami Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Pascamelahirkan
Moms mungkin terlalu fokus pada satu atau lebih bagian tubuh. Bagian tubuh yang diperhatikan mungkin akan berubah seiring berjalannya waktu. Beberapa bagian tubuh yang sering diperhatikan Moms yang menderita body dysmorphic disorder antara lain,
- Wajah, seperti hidung, kulit wajah, kerutan, jerawat dan noda lainnya
- Rambut, seperti penampilan, penipisan dan kebotakan
- Kondisi kulit
- Ukuran payudara
- Otot
- Alat kelamin
Moms yang memiliki keinginan punya otot layaknya seorang pria juga menjadi salah satu tanda body dysmorphic disorder atau untuk hal ini adalah dysmorphic muscle.
Baca juga: 8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami
Penyebab Body Dysmorphic Disorder
Foto: Orami Photo Stock
Hingga saat ini belum diketahui secara kelas penyebab body dysmorphic disorder.
Jurnal Psychiatric Annals penyebab terjadinya BDD dibagi tiga, faktor pertumbuhan, sosial dan budaya. Biasanya kondisi ini dialami oleh remaja.
Melansir nhs.uk, BDD juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Moms mungkin akan mengalami gejala body dysmorphic disorder yang lebih parah ketika ada keluarga satu darah yang mengalami kondisi serupa.
Kendati begitu, beberapa faktor berikut ini dianggap sebagai penyebab terjadinya body dysmorphic disorder.
- Pengalaman peristiwa traumatis atau konflik emosional selama masa kanak-kanak
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Orang tua dan orang lain yang mengkritik penampilan orang tersebut
- Tekanan dari teman sebaya dan masyarakat yang menyamakan penampilan fisik dengan kecantikan dan nilai juga dapat berdampak pada perkembangan BDD.
- Pengalaman hidup negatif, seperti ejekan masa kecil, penelantaran atau pelecehan
- Memiliki pribadi perfeksionis
- Memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti kecemasan atau depresi
- Ketidakseibangan kimia di otak
Baca juga: Gangguan Mental pada Wanita, Ini Gejala dan Jenis-jenisnya
Komplikasi Body Dysmorphic Disorder
Foto Ilustrasi Gangguan Mental (Orami Photo Stock)
Komplikasi yang mungkin disebabkan oleh atau terkait dengan body dysmorphic disorder, antara lain:
- Depresi berat atau gangguan mood lainnya
- Pikiran atau perilaku bunuh diri
- Gangguan kecemasan, termasuk gangguan kecemasan sosial (social phobia)
- Gangguan obsesif kompulsif
- Gangguan Makan
- Penyalahgunaan zat
- Masalah kesehatan dari perilaku seperti menguliti
- Rasa sakit fisik atau risiko cacat karena intervensi bedah berulang
Baca juga: 9 Manfaat Berkebun yang Berguna untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Cara Mendiagnosis Body Dysmorphic Disorder
Foto Ilustrasi Diagnosis BDD (Orami Photo Stock)
Kerahasiaan dan rasa malu yang sering menyertai BDD membuat dokter kesulitan untuk mendiagnosis kondisi ini.
Kebanyakan ahli setuju bahwa banyak kasus BDD tidak dikenali.
Moms dengan gangguan ini kebanyakan merasa malu dan tidak mau memberi tahu dokter tentang kekhawatiran terkait penampilan fisik.
Akibatnya, gangguan tersebut dapat luput dari perhatian selama bertahun-tahun atau tidak pernah didiagnosis.
Salah satu tanda bahaya bagi dokter adalah ketika pasien berulang kali mencari operasi plastik untuk cacat fisik yang sama atau lebih.
Dalam mendiagnosis BDD, dokter kemungkinan akan memulai evaluasi mereka dengan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik yang terfokus.
Jika dokter mencurigai BDD, mereka mungkin merujuk orang tersebut ke psikiater atau psikolog, profesional perawatan kesehatan yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental.
Psikiater atau psikolog membuat diagnosis berdasarkan penilaian mereka terhadap sikap, perilaku, dan gejala orang tersebut.
Baca juga: 3 Cara Tes Kesehatan Mental serta Manfaatnya, Bisa Dicoba!
Pengobatan Body Dysmorphic Disorder
Foto Ilustrasi Pengobatan BDD (Orami Photo Stock)
Gejala BDD atau body dysmorphic disorder dapat membaik dengan pengobatan.
Berikut beberapa jenis pengobatan BDD yang mungkin akan disarankan oleh dokter.
1. Psikoterapi
Pengobatan ini merupakan jenis konseling individu yang berfokus pada perubahan pemikiran (terapi kognitif) dan perilaku (terapi perilaku) seseorang dengan gangguan dismorfik tubuh.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki keyakinan yang salah tentang cacat dan untuk meminimalkan perilaku kompulsif.
2. Konsumsi Obat
Obat antidepresan tertentu yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) menunjukkan harapan dalam mengobati gangguan dismorfik tubuh, seperti obat antipsikotik seperti aripiprazole (Abilify), olanzapine (Zyprexa), atau pimozide (Orap) (baik sendiri atau dalam kombinasi dengan sebuah SSRI).
Tidak ada obat yang secara resmi disetujui FDA untuk pengobatan BDD.
3. Terapi Kelompok/Keluarga
Dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.
Penting bagi anggota keluarga untuk memahami gangguan dismorfik tubuh dan belajar mengenali tanda dan gejalanya.
4. Olahraga
Melakukan latihan kesadaran dapat membantu Moms sedang merasa cemas atau rendah diri.
Moms dapat memiliki untuk yoga atau pergi ke pusat kebugaran untuk latihan.
Berlari atau bersepeda juga bisa membantu Moms melupakan rasa cemas terkait bentuk tubuh lho.
Baca juga: Depersonalisasi, Gangguan Kesehatan Mental Seolah Tubuh Terpisah dari Jiwa
Cara Mencegah Body Dysmorphic Disorder
Foto: Orami Photo Stock
Tidak ada cara pasti untuk mencegah BDD.
Namun, beberapa cara seperti menerima bentuk fisik bisa membantu Moms mengurangi gejala body dysmorphic disorder.
Selain itu, berada di sekitar orang-orang yang tidak mementingkan penampilan juga bisa menjadi salah satu cara efektif gejala BDD tidak berkembang.
Moms, juga bisa memberikan pengertian kepada lingkungan sekitar mengenai pemahaman terhadap penampilan.
Baca juga: Mengenal Hustle Culture dan Dampak Negatifnya pada Kesehatan Mental
Nah Moms, sudah tahu kan penjelasan lengkap mengenai penyebab dan cara mengatasi body dysmorphic disorder. Semoga bermanfaat ya.
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/body-dysmorphic-disorder
- https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/body-dysmorphia/
- https://www.webmd.com/mental-health/mental-health-body-dysmorphic-disorder
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/body-dysmorphic-disorder/symptoms-causes/syc-20353938
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.