Bolehkah Balita Memakai Cat Kuku?
Balita senang meniru orang tuanya. Saat Moms memakai kuteks, Si Kecil minta dipakaikan juga. Tapi, apakah boleh balita memakai cat kuku?
Cat kuku tampak menarik bagi anak-anak, terutama anak perempuan, karena berwarna-warni. Memakai kuteks juga menjadi sarana berekspresi balita yang merasa sudah besar.
Sebagian Moms mungkin menganggap tak masalah mengecat kuku Si Kecil. Buktinya, beberapa salon menawarkan layanan manikur dan pedikur untuk anak-anak.
Namun, Moms sebaiknya berhati-hati saat akan mengecat kuku Si Kecil. Jangan menggunakan kuteks untuk orang dewasa, terutama jika Si Kecil suka mengempeng jari. Apa alasannya?
Bahaya Balita Memakai Cat Kuku Dewasa
Foto: DrawnByShaun from Pixabay
Dalam sebotol cat kuku dewasa, ada campuran bahan kimia yang menurut peneliti beracun dan tidak layak digunakan oleh manusia, apalagi anak-anak. Namun, kadar membahayakannya masih dalam perdebatan.
Menurut situs verywellfamily.com, ada tiga zat racun utama dalam beberapa merek kuteks, yakni:
Toluena
Zat kimia yang digunakan dalam pengencer cat (thinner), pewangi buatan, larutan pembersih, dan produk rumah tangga lain. Paparan toluena dalam waktu lama dan berulang (misalnya di tempat kerja atau sengaja menghirupnya) menyebabkan masalah sistem saraf dan gangguan pernapasan atas.
Dibutil ftalat
Zat ini dikenal juga sebagai “zat beracun reproduksi” karena memiliki kaitan dengan cacat lahir dan masalah perkembangan dalam uji laboratorium terhadap hewan. Penggunaan dibutil ftalat dalam kosmetik sudah dilarang di Eropa sejak 2003. Beberapa merek kosmetik juga sudah berhenti menggunakan zat tersebut dalam produk-produknya.
Formaldehida
Digunakan dalam berbagai produk bangunan dan dimanfaatkan sebagai bahan pengeras untuk memastikan cat kuku tidak mudah terkelupas. Paparan dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah pernapasan dan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Keracunan Nail Polish Remover pada Balita
Foto: Iva Balk from Pixabay
Bukan hanya cat kuku yang berbahaya bagi balita, tapi juga penghilang cat kuku (nail polish remover atau aseton). Tidak sengaja menelan sedikit aseton kemungkinan aman bagi dewasa, tapi tidak demikian bagi balita.
Berdasarkan sebuah kasus yang dimuat di Indian Journal of Occupational & Environmental Medicine September-Desember 2011, seorang anak usia 13 bulan didiagnosis menderita methemoglobinemia karena keracunan penghapus kuteks. Ia selamat, namun dalam beberapa kasus lain bisa terjadi kematian mendadak.
Lantas, apakah balita memakai cat kuku sama sekali tidak boleh? Boleh, kok, Moms, asalkan menggunakan kuteks khusus anak-anak.
Menurut situs La Jolla Mom, cat kuku dan nail polish remover yang aman untuk anak-anak adalah yang bersifat nontoxic dan berbasis air. Cat kuku anak biasanya lebih mudah dibersihkan.
Walaupun balita memakai cat kuku untuk anak-anak, sebaiknya tetap ingatkan Si Kecil untuk tidak mengisap jarinya, ya, Moms!
(EMA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.