Apa Saja Manfaat Terapi Okupasi Untuk Anak Autis?
Tahukah Moms, kalau terapi okupasi untuk anak autis pernah dijalankan oleh buah hati dari beberapa anak seleberiti Indonesia seperti Dian Sastrowardoyo, Agatha Suci, dan Anji?
Dari berbagai liputan di media, mereka mengaku bahagia melihat perkembangan pesat yang ditunjukkan buah hatinya setelah mengikuti terapi okupasi. Namun, apa sebenarnya terapi okupasi itu?
Menurut Autism Speaks, terapi okupasi adalah bentuk intervensi untuk meningkatkan skill kognitif, fisik, sosial, dan motorik, supaya anak dalam spektrum autisme bisa beraktivitas secara mandiri dan menjalankan hidup yang berkualitas
Baca Juga: 4 Tips Traveling Menggunakan Pesawat untuk Anak dengan Autisme
3 Manfaat Terapi Okupasi untuk Anak Autis
Nah, kali ini kami akan berbagi beberapa manfaat terapi okupasi untuk anak autis. Silakan disimak ya, Moms.
1. Mendorong Anak Menjadi Lebih Mandiri
Foto: lifespan.org
Salah satu tujuan utama dari terapi okupasi untuk anak autis adalah membantu Si Kecil menguasai berbagai keterampilan hidup dasar, seperti memakai baju, makan dengan sendok garpu, menyisir rambut, dan menulis.
Berbagai hasil studi memang menunjukkan perkembangan kemampuan motorik pada anak dalam spektrum autisme lebih terlambat dibandingkan dengan anak lain pada umumnya.
Nah, melalui berbagai permainan dan aktivitas dalam terapi okupasi, Si Kecil bisa mengasah kemampuan motorik halus sekaligus dilatih untuk mengurus diri sendiri dan hidup lebih mandiri.
Baca Juga: Mungkinkah Mencegah Autisme Selama Kehamilan?
2. Membantu Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial
Foto: childrenshealthsurrey.nhs.uk
Menurut The American Occupational Therapy Association, anak yang berada dalam spektrum autisme seringkali kesulitan dalam berkomunikasi atau melakukan interaksi sosial.
Terapi okupasi akan membantu anak mengasah kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, seperti kontak mata dan memperhatikan lawan bicara, bergiliran dengan orang lain, menyapa dan membuka pembicaraan, serta mengungkapkan perasaan atau kebutuhannya.
3. Meningkatkan Toleransi Terhadap Stimulasi Sensori
Foto: kidsclinic.ie
Sebagian besar anak penyandang autisme memiliki masalah dalam proses sensori, sehingga mudah kewalahan dengan stimulasi dari lingkungan sekitarnya.
Berbagai aktivitas dalam terapi okupasi untuk anak autis, seperti berayun, sentuhan dan pijatan, bermain trampolin, atau menggunakan rompi dengan pemberat, dapat membantu Si Kecil menyaring dan memproses stimulasi sensori yang diterimanya.
Dengan proses sensori yang lebih baik, Si Kecil bisa melakukan lebih banyak aktivitas, lebih bisa mengendalikan diri, serta lebih baik dalam berinteraksi dengan lingkungan dan orang di sekitarnya.
Baca Juga: 7 Tips Mengasuh Anak dengan Autisme
Jangan bayangkan kalau terapi okupasi untuk anak autis itu sama seperti belajar di kelas ya, Moms.
Para terapis okupasi adalah tenaga profesional yang sudah terlatih untuk mengidentifikasi kebutuhan dan minat anak dengan autisme.
Mereka kemudian akan secara khusus merancang permainan dan interaksi untuk membantu mendukung perkembangan anak, serta membantunya jadi lebih mandiri untuk menjalankan hidup yang berkualitas.
Bagaimana menurut Moms, apakah anak yang tidak berada dalam spektrum autisme juga bisa mendapatkan manfaat dari terapi okupasi?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.