3 Tingkatan Depresi dan Cara Mendeteksinya
Depresi merupakan penyakit mental yang dapat dialami semua orang. Tingkatnya pun berbeda-beda dari mulai ringan hingga berat. Meski merasa bahwa depresi yang dialami tak parah, tapi bukan lantas hal ini dapat diabaikan.
Ternyata, mendeteksi tingkat depresi dapat dilihat dari gejala yang dialami. Inilah cara mendeteksi depresi dari tingkatannya.
Depresi Ringan
Depresi ringan melibatkan lebih dari sekadar perasaan sedih sementara. Gejala Moms bisa berlangsung selama berhari-hari dan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
Depresi ringan dapat menyebabkan perasaan putus asa, mudah marah, rasa bersalah, tak bersemangat, sulit konsentrasi, kurang motivasi, rasa kantuk di siang hari, insomnia, perubahan nafsu makan hingga keteledoran.
Jika gejala ini bertahan dalam waktu lama hingga rata-rata empat hari seminggu selama dua tahun, maka kemungkinan besar Moms didiagnosis dengan gangguan depresi persisten. Kondisi ini juga disebut sebagai dysthymia.
Meskipun depresi ini tergolong ringan namun inilah jenis yang paling sulit didiagnosis. Namun, depresi ringan adalah yang paling mudah diobati.
Perubahan gaya hidup tertentu bisa sangat membantu meningkatkan kadar serotonin di otak, yang dapat membantu melawan gejala depresi.
Cobalah mulai dengan berolahraga setiap hari, diet seimbang, meditasi dan tetapkan jadwal tidur. Jangan lupa untuk lakukan kegiatan yang disukai misalnya membaca, menulis, dan mendengarkan musik.
Baca Juga: Terapi Sentuhan untuk Mengatasi Depresi
Depresi Moderat atau Sedang
Dalam hal keparahan gejala, depresi moderat atau sedang adalah tingkat yang lebih berat dari depresi ringan. Depresi sedang dan ringan memiliki gejala yang hampir sama.
Namun, biasanya depresi sedang dapat menyebabkan masalah dengan harga diri, mengurangi produktivitas, terlalu sensitif, khawatir berlebihan hingga merasa diri tak berguna.
Perbedaan terbesar adalah gejala depresi sedang ini cukup parah sehingga menyebabkan masalah di rumah dan tempat kerja. Depresi sedang lebih mudah didiagnosis daripada kasus ringan karena gejalanya secara signifikan sampai memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Bila Moms sudah mendeteksi hal ini terjadi pada diri sendiri, maka waktunya untuk berkonsultasi pada ahli. Karena pada tahap ini, biasanya ada obat yang perlu diresepkan untuk membantu.
Baca Juga: Perlukah Waspada Terhadap Bahaya Postpartum Psychosis?
Depresi Berat
Penderita depresi berat atau parah memiliki gejala-gejala yang sama dengan depresi ringan serta sedang, tapi lebih berat, bahkan dapat memberikan dampak pada orang terdekat.
Depresi berat berlangsung rata-rata enam bulan atau lebih lama. Kadang-kadang depresi berat bisa hilang setelah beberapa saat, tetapi bisa juga berulang bagi sebagian orang.
Depresi berat dapat menyebabkan delusi, pingsan, halusinasi hingga keinginan bunuh diri. Jangan tunda untuk berkonsultasi pada ahli, karena hal ini dapat mengancam keselamatan diri sendiri. Biasanya untuk menangani hal ini dokter akan melakukan serangkaian terapi.
Jangan pernah anggap sepele perasaan sedih, marah atau kecewa yang sering muncul, segera temukan cara mengatasinya sebelum berubah menjadi sesuatu yang lebih parah dan menganggangu.
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.