6 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak dengan Tepat
Ketika Si Kecil sakit, tentu pemberian obat-obatan yang tepat dapat membantunya cepat sembuh. Maka, Moms perlu mengetahui cara menghitung dosis obat untuk anak.
Pengetahuan cara menghitung dosis obat bagi Si Kecil ini penting untuk Moms ketahui.
Sebab, dosis yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan anak, serta menghindari toksisitas akibat penggunaan obat yang tidak sesuai takaran.
Jadi, Moms bisa memberikan obat sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas tubuh Si Kecil.
Umumnya informasi pemberian dosis obat untuk Si Kecil ini hadir di belakang kemasan obat.
Namun, kerap kali Moms masih kebingungan dan khawatir salah memberikan takaran obat pada Si Kecil sehingga membutuhkan informasi yang jelas.
Bagi Moms yang sedang mengobati Si Kecil, simak ulasan tentang pemberian dosis obat dan cara cerdas memberikan obat pada Si Kecil, yuk!
Baca Juga: Ketahui Obat Colchicine: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Bagaimana Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak?
Dalam menentukan dosis obat untuk anak-anak sebenarnya tidaklah sulit. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua.
Berikut ini beberapa cara menghitung dosis obat untuk anak.
1. Berdasarkan Berat Badan
Setiap obat mempunyai rumus yang didasarkan pada berat badan.
Umumnya, cara menghitung dosis obat untuk anak dapat menggunakan rumus dosis obat dikali dengan berat badan (kg).
Simak contoh berikut ini:
Diketahui dosis obat parasetamol adalah sebanyak 10 mg, maka untuk anak umur 4 tahun dengan berat badan 15 kg, dapat diberikan dosis sebesar 15 x 10 mg = 150 mg.
Baca Juga: Heparin: Fungsi, Dosis, hingga Efek Sampingnya
2. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
Selain menggunakan berat badan, cara menghitung dosis obat untuk anak juga dapat ditentukan berdasarkan luas permukaan tubuh mereka atau yang disingkat LPT.
Berikut adalah rumus perhitungan dosis obat berdasarkan luas permukaan tubuh.
Pada contoh penggunaan metoreksat (Mexate) sebanyak 50 mg per minggu.
- Tinggi anak 137 cm, dengan berat 41 kg.
- Dosis yang diberikan sebanyak 25-75 mg/m2/minggu.
- Tinggi serta berat badan anak berpotongan pada 1,3 m2 (LPT).
Maka perhitungannya adalah dengan mengalikan LPT dan dosis obat, yaitu:
- 25 mg x 1,3 m2 = 32,5 mg
- 75 mg x 1,3 m2 = 97,5 mg
3. Berdasarkan Dosis Dewasa
Cara menghitung dosis obat untuk anak juga bisa dengan perbandingannya dengan dosis orang dewasa.
Untuk ini, diperlukan informasi terkait tinggi dan berat badan anak.
Ini dimaksudkan agar dapat dilihat perpotongan pada nomogram, yang menghasilkan LPT dalam meter persegi.
Rumus perhitungannya, yaitu:
LPT/1,73 m2 x Dosis Dewasa = Dosis Anak.
Untuk lebih jelasnya, berikut contohnya:
- Penggunaan obat eritromisin dengan ukuran 125 mg.
- Tinggi anak 106 cm, dengan berat 27 kg.
- Ukuran LPT anak adalah 0,9 m2.
- Dosis untuk orang dewasa adalah 1000 mg per hari.
Maka hasilnya adalah 0,9 m2/1,73 m2 x 1000 = 900/1,73 = 520 mg per hari.
Baca Juga: Kenali Obat Metampiron: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
4. Berdasarkan Aturan Fried
Fried's Rule atau aturan Fried adalah salah satu cara menghitung dosis obat untuk anak dengan tepat.
Metode ini tidak boleh dianggap seakurat metode nomogram karena didasarkan pada asumsi bahwa anak berukuran rata-rata dan menggunakan usia daripada berat badan.
Penting untuk dicatat bahwa usia tidak selalu menunjukkan berat badan pasien, penyesuaian pengobatan mungkin diperlukan setelah respons pasien ditentukan.
Aturan Fried adalah metode memperkirakan dosis obat untuk anak dengan membagi usia anak dalam hitungan bulan dengan 150 dan mengalikan hasilnya dengan dosis dewasa.
Berikut rumusnya:
Usia anak/150 x dosis dewasa = dosis anak
5. Berdasarkan Aturan Young
Aturan Young menggunakan konsep yang mirip dengan aturan Fried, namun cara menghitung dosis obat untuk anak yang satu ini didasarkan pada usia anak dalam hitungan tahun.
Ketika diberikan dosis obat dewasa, formula ini dapat digunakan untuk menemukan dosis pediatrik yang tepat. Berikut rumusnya:
Usia anak dalam tahun/usia anak ditambah 12 tahun x dosis dewasa.
Contohnya:
- Usia anak 5 tahun
- Dosis dewasa adalah 20 mg
Maka: 5 tahun/5+12 tahun x 20 mg= 5,9 mg.
Jadi dosis anak yang dapat diberikan berdasarkan rumus dari Young adalah 5,9 mg.
6. Berdasarkan Aturan Clark
Aturan Clark adalah istilah medis yang mengacu pada prosedur atau cara menghitung dosis obat untuk anak yang berusia 2–17 tahun.
Prosedurnya adalah mengambil berat badan anak dalam dalam satuan massa pon, membaginya dengan 150 pon.
Kemudian, Moms bisa mengalikan hasil pecahan dengan dosis dewasa untuk menemukan dosis anak yang tepat.
Aturan Clark tidak digunakan secara klinis, tetapi ini merupakan formula perhitungan dosis yang populer untuk perawatan anak.
Formula yang digunakan yaitu:
Berat anak dalam satuan massa pon/150 pon x dosis obat dewasa = dosis anak.
Baca Juga: 18 Obat Sariawan Anak yang Aman, Tersedia dari Bahan Alami Hingga Obat di Apotek
Pemberian Dosis Obat untuk Anak yang Tepat
Cara-cara untuk menghitung dosis obat untuk anak telah dijabarkan di atas.
Namun, pemberian dosis yang tepat tentunya dapat ditentukan dengan cara berikut.
1. Konsultasikan dengan Dokter
Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memberikan obat kepada anak.
Dokter akan memberikan informasi yang spesifik mengenai dosis obat yang sesuai dengan kondisi anak Moms.
Tanpa perlu cara menghitung dosis obat untuk anak yang rumit, anjuran dari dokter langsung sudah pasti sesuai.
2. Periksa Instruksi pada Kemasan Obat
Jika sudah ada petunjuk di kemasan, Moms tidak perlu pusing mencari tahu cara menghitung dosis obat untuk anak.
Cukup baca petunjuk pada kemasan obat dengan cermat.
Beberapa obat biasanya sudah memberikan keterangan mengenai dosis yang tepat untuk anak-anak.
Jadi, Moms tidak perlu bingung lagi!
3. Gunakan Alat Ukur yang Tepat
Dalam memberikan dosis obat untuk anak, jangan menggunakan sendok makan atau sendok teh rumah tangga untuk mengukur dosis obat, karena ukurannya bisa tidak akurat.
Sebaiknya gunakan alat ukur yang disediakan dengan obat atau minta saran dari apoteker.
4. Jangan Memberikan Obat Dewasa kepada Anak
Hal ini juga penting saat memberikan dosis obat untuk anak.
Moms harus hindari memberikan obat dosis dewasa kepada anak, kecuali atas rekomendasi dokter.
Dosis untuk anak umumnya lebih rendah daripada dosis untuk orang dewasa.
Hal yang Harus Diperhatikan saat Memberikan Obat pada Anak
Setelah mengetahui cara menghitung dosis obat untuk anak, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan obat pada Si Kecil.
Simak beberapa hal yang harus Moms perhatikan berikut ini sebelum memberikan obat pada Si Kecil.
1. Gunakan Spuit atau Pipet Ukur Obat
Agar dosis obat untuk anak sesuai dengan usianya, Moms sebaiknya gunakan spuit atau pipet ukur obat.
Moms biasa menggunakan sendok makan biasa untuk memberikan obat pada anak?
Sebenarnya, ukuran tiap jenis sendok memiliki perbedaan, sehingga sulit untuk mengukur dosis yang tepat.
Sebagai gantinya, Moms dapat menggunakan spuit tanpa jarum, atau alat penetes yang sudah tertera ukuran.
Menggunakan alat tersebut dapat memberi keakuratan dalam mengukur obat yang akan dikonsumsi oleh Si Kecil.
2. Tidak Memberikan Obat Bebas Secara Asal
Moms, sebaiknya tidak memberikan obat bebas secara asal untuk menghindari kesalahan dosis obat untuk anak.
American Academy of Pediatrics (AAP) menghimbau agar orang tua tidak memberikan obat demam dan flu yang dijual bebas kepada bayi, atau minimal, anak sudah berusia satu tahun.
Ini karena pemberian obat yang bebas dijual tanpa anjuran dokter dapat menyebabkan beberapa efek samping.
Efek samping seperti perut terasa tidak enak, ruam, detak jantung cepat, dan bahkan kematian bisa saja terjadi.
Ada baiknya, jika Moms memiliki anak berusia di bawah 1 tahun untuk segera membawa ke dokter ketika Si Kecil sakit dan tak kunjung sembuh.
3. Stop Pemberian Obat Jika Alergi
Hentikan pemberian obat jika si kecil menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi obat.
Kenali gejalanya, jika alergi terjadi pada pencernaan, biasanya anak akan mual, muntah, dan diare.
Jika bereaksi pada pernapasan, anak akan sesak napas atau mengeluarkan suara seperti mengorok saat bernapas karena adanya produksi lendir.
Reaksi alergi pada kulit biasanya gatal, bercak-bercak merah bahkan bisa melepuh.
4. Jangan Sama Ratakan Resep Obat
Walaupun sepintas sepertinya si adik dan si kakak mengalami keluhan dan sakit yang sama, tapi jangan pernah memberikan mereka obat yang berasal dari resep yang sama.
Ini karena, reaksi obat bisa berbeda-beda pada setiap anak, kendati usia dan penyakitnya sama.
Jadi, baiknya Moms berkonsultasi pada layanan kesehatan terlebih dahulu sebelum memberikan obat pada Si Kecil.
5. Rutin Memeriksa Kotak Obat
Untuk menghindari kesalahan dosis obat untuk anak, sebaiknya rajin memeriksa kotak obat, ya Moms.
Tidak ingin salah memberikan obat yang sudah kedaluarsa kepada Si Kecil? Maka, Moms perlu sering-sering memeriksa lemari obat di rumah.
Buang semua obat yang sudah lewat masa pakainya dengan cara mengecek label obat.
Lihatlah Mfg (tanggal ketika obat diproduksi) dan Exp atau ED (tanggal kedaluarsa obat).
Jika tidak bisa menemukan tanggal kedaluarsa, buang sirup yang sudah berubah warna dan aromanya.
Puyer yang sudah menggumpal juga wajib dibuang
6. Sesuai Instruksi
Tentunya ikuti instruksi sangat penting untuk menghindari kesalahan dosis obat untuk anak, Moms.
Saat anak sudah mulai sembuh dan tampak kembali ceria, jangan dulu menghentikan pemberian obat jika dokter menyarankan obat tersebut harus dihabiskan.
Hal ini biasanya berlaku untuk jenis obat antibiotik.
Selain itu, hindari juga memberikan kembali obat racikan yang masih belum habis jika suatu hari Si Kecil mengalami sakit yang sama.
Karena kandungan obat tersebut mungkin sudah tidak layak dikonsumsi lagi, baik karena telah berubah atau sudah kadaluarsa.
7. Berhati-hatilah dengan Alergi
Perhatikan apakah anak memiliki alergi terhadap obat tertentu. Jika Si Kecil memiliki alergi, jangan berikan obat yang mengandung bahan yang dapat memicu alergi.
8. Hindari Memberikan Obat Secara Berlebihan
Memberikan obat secara berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya. Ikuti dosis yang dianjurkan pada label obat dan jangan memberikan obat lebih sering dari yang direkomendasikan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Tetes Telinga Anak untuk Mengeluarkan Kotoran
Tips Mudah Memberikan Obat pada Anak
Obat biasanya menjadi momok yang menakutkan bagi Si Kecil, maka Moms sebagai orang tua perlu mengetahui cara memberikan obat yang tepat pada Si Kecil.
Simak beberapa tips memberikan obat pada anak di sini.
Baca Juga: 23+ Obat Batuk Berdahak Anak di Apotek dan Herbal Alami
1. Berikan Pilihan pada Anak
Tips pertama yang bisa Moms lakukan ketika memberikan obat pada Si Kecil adalah berikan mereka pilihan.
Misalnya, biarkan mereka memilih ingin meminum obat jenis apa.
Selain itu, ajak Si Kecil untuk memilih rasa obat dan biarkan Si Kecil ingin meminum obat di mana atau berikan pilihan pada Si Kecil cara meminum obat.
Dengan melibatkan Si Kecil pada pilihan ini dapat membuatnya merasa lebih siap dan percaya akan pilihannya.
2. Berikan Penjelasan tentang Obat
Tips selanjutnya adalah memberikan penjelasan tentang manfaat obat.
Jika Moms memiliki anak usia toddlers, Moms bisa jelaskan mengapa dia perlu minum obat.
Pilih waktu santai dari anak untuk menjelaskan manfaat obat agar Si Kecil mengerti dari penjelasan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Jelaskan bahwa obat dapat membantu kesembuhannya agar Si Kecil dapat semangat untuk minum obat.
3. Buat Suasana Positif
Ketika ingin memberikan obat pada anak, Moms disarankan untuk membuat suasana di sekitar menjadi sangat menyenangkan.
Jangan, biarkan anak tegang dan ubah suasana menjadi positif dengan memuji anak ketika mereka minum obat tanpa kesulitan.
Ini karena dapat menanamkan pada Si Kecil bahwa minum obat bukanlah hukuman.
Jangan pernah mengancam untuk memberi anak "suntikan" jika mereka tidak minum obat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Maag pada Anak, Jangan Sembarangan, Moms!
4. Berikan Hadiah pada Anak
Anak usia sekolah dapat dimotivasi oleh insentif atau hadiah. Jadi, berikan hadiah setiap kali mereka minum obat.
Tak perlu hadiah yang mahal, Moms bisa berikan mereka stiker dengan beragam gambar yang lucu.
Selain itu, Moms juga dapat membuat "peti harta karun" dengan mainan dan stiker sehingga mereka dapat memilih satu hal setelah minum obat setiap hari.
5. Pilih Rasa Favorit Anak
Tips selanjutnya untuk menghindari kesulitan saat memberikan obat pada Si Kecil, Moms bisa memilih obat dengan varian rasa favorit Si Kecil.
Jika memungkinkan, biarkan anak memilih obat favoritnya, ya Moms.
6. Pilih Obat Cair atau Kunyah
Bicaralah dengan dokter anak atau apoteker tentang formulasi yang tersedia untuk obat tertentu.
Untuk menghindari Si Kecil menolak minum obat, ada baiknya Moms meminta untuk diberikan obat dalam bentuk sirup, kunyah atau bubuk yang harus dilarutkan air.
7. Campurkan Obat ke Makanan Favorit Si Kecil
Dalam beberaps kasus, terdapat obat yang aman untuk dicampurkan ke dalam makanan Si Kecil.
Jika mendapatkan jenis obat yang bisa dicampur, ada baiknya Moms mencampurkan obat tersebut pada makanan favorit anak.
Namun, sebelum melakukan ini, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Karena beberapa pil atau obat dapat berubah manfaatnya jika dihancurkannya.
Moms juga perlu memastikan anak makan semua makanan sehingga mereka mendapatkan dosis penuh dari obat yang telah dicampurkan ke dalam makanan.
Baca Juga: Prednisone: Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping
Itulah beragam cara menghitung dosis obat dan cara-cara yang bisa membuat Si Kecil lebih menyenangkan saat meminum obat.
Selain memastikan obat anak dalam dosis yang tepat, proses penyembuhan juga membutuhkan hal-hal lainnya.
Seperti banyak minum air putih, beristirahat yang cukup, dan makan makanan bergizi.
Pilihlah obat yang telah diresepkan oleh dokter dan ikuti cara penggunaannya.
- https://www.austincc.edu/rxsucces/ped8.html
- https://www.singlecare.com/blog/measuring-childrens-medicine-properly
- https://www.chla.org/blog/rn-remedies/nine-stress-free-tips-giving-your-child-medicine
- https://www.everydayhealth.com/kids-health/10-ways-to-get-kids-to-take-medicine.aspx
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.