Tes Kesuburan yang Wajib Dilakukan Pasangan Jika Belum Diberi Momongan
Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa kesuburan dan ketidaksuburan itu masalahnya hanya terjadi pada istri. Padahal, sekitar 40 persen pasangan yang mandul, ternyata penyebab tunggal atau faktor penyebabnya adalah suaminya. Karena itu, cobalah pasangan suami istri untuk melakukan tes kesuburan jika belum dikaruniai momongan.
Lalu apa saja jenis pemeriksaan atau tes kesuburan yang bisa dilakukan pada pria dan wanita? Berikut perbedaannya:
Tes Kesuburan untuk Wanita
Perlu kita tahu, untuk mengidentifikasi masalah kesuburan tidak bisa dilakukan dengan satu tes saja. Dokter perlu melakukan bebagai cara, di antaranya:
1. Tes Pap Smear
Tes ini untuk mendeteksi kanker serviks serta masalah lain seperti leher rahim atau penyakit menular seksual. Semua problem tersebut dapat mengganggu kehamilan.
Baca Juga : 10 Jenis Makanan Sehari-hari yang Mempengaruhi Kesuburan Wanita
2. Tes Hormon Luteinizing (LH), Progesteron dan Tiroid
Untuk bisa hamil, tubuh Moms perlu melepaskan telur setiap bulan yang disebut ovulasi. Nah, hormon LH ini muncul dalam kadar tinggi tepat sebelum Moms mengalami ovulasi.
Dokter juga dapat memeriksa kadar hormon progesteron dalam darah. Peningkatan progesteron menunjukkan bahwa Moms sedang berovulasi. Dokter mungkin juga melakukan tes pada tiroid atau memeriksa masalah hormonal lainnya.
Baca Juga: 8 Ciri-ciri Wanita Subur dan Gampang Hamil
3. Periksa Suhu Tubuh
Moms dapat memeriksa suhu tubuh sendiri setiap pagi. Suhu tubuh basal meningkat sedikit setelah ovulasi. Dengan memeriksanya setiap pagi, Moms akan memelajari pola ovulasi selama beberapa bulan.
4. Tes Organ Reproduksi
Sebelum bisa hamil, rahim, saluran telur, dan indung telur harus berfungsi dengan benar. Dokter mungkin menyarankan pemeriksaan kesehatan organ-organ tersebut dengan cara:
5. Hysterosalpingogram (HSG)
HSG atau disebut juga tubogram adalah rangkaian tes sinar-X untuk memeriksa tuba fallopii (saluran tub) dan uterus (rahim). Sinar-X dilakukan setelah dokter menyuntikkan cairan pewarna melalui vagina.
HSG untuk mengetahui apakah terjadi sumbatan pada saluran tuba atau mendeteksi cacat paad rahim. Tes ini biasanya dilakukan tepat setelah periode menstruasi.
6. USG transvaginal
Dokter akan memasukan "tongkat" USG ke dalam vagina menuju ke area dekat organ panggul. USG jenis ini menggunakan gelombang suara. Tujuannya untuk melihat atau memeriksa indung telur dan rahim apakah ada masalah di area ini.
7. Histeroskopi
Histeroskopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan tabung tipis dan lentur - dengan kamera di ujung – memeriksa kondisi leher rahim dan rahim. Bila diperlukan, alat ini dapat mengambil sampel jaringan jika diperlukan.
8. Laparoskopi
Operasi ini dapat memeriksa seluruh panggul dan masalah yang mungkin terjadi, seperti endometriosis atau penyakit yang memengaruhi rahim.
Baca Juga : Terapi Pijat Untuk Meningkatkan Kesuburan
Tes Infertilitas Lainnya
Dokter mungkin menyarankan tes lain untuk memeriksa masalah kesuburan pasangan. Misalnya, tes darah untuk memeriksa kadar hormon FSH, yang memicu ovarium untuk menyiapkan telur untuk dilepas setiap bulan. Bila hasil FSH tinggi, berarti tingkat kesuburan wanita dalam kondisi rendah.
Dokter juga mungkin menyarankan tes darah untuk memeriksa hormon inhibin B. Bila hasilnya menunjukkan angka yang rendah, mungkin terjadi masalah kesuburan.
Tes lainnya adalah uji postcoital. Dokter akan memeriksa lendir serviks setelah Moms melakukan hubungan seks. Tapi beberapa penelitian menunjukkan tes itu mungkin tidak begitu berguna.
Dokter mungkin juga merekomendasikan biopsi endometrium. Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan rahim. Tetapi bukti menunjukkan bahwa biopsi endometrium juga tidak membantu dalam memprediksi atau mengobati infertilitas.
Namun, bisa jadi Moms tidak perlu menjalani semua tes kesuburan yang disebut itu. Karena itu, sebaiknya Moms berdiskusi dengan dokter untuk mengetahui tes mana yang terbaik dilakukan.
Baca Juga: Benarkah Adopsi Bisa Jadi Pancingan Agar Cepat Hamil?
Tes Kesuburan untuk Pria
Sekitar sepertiga kasus infertilitas terkait dengan masalah pada suami, di antaranya jumlah sperma yang rendah. Lalu apa saja tes kesuburan yang bisa dilakukan pria?
1. Analisis air mani
Tes ini merupakan prosedur yang paling umum untuk mengetahui faktor infertilitas pria. Caranya, sperma akan ditampung pada wadah khusus lalu diperiksa di laboratorium untuk mengevaluasi jumlah, bentuk, penampilan, dan mobilitas sperma.
Tes tersebut akan memeriksa apakah konsentrasi sperma berada di atas atau di bawah 20 juta sel sperma per millimeter cairan ejakulasi. Jika jumlah sperma ternyata rendah, dokter mungkin akan menyarankan tes kadar testosteron, FSH, LH, dan prolaktin darah.
2. Urinalisis
Tes ini untuk memeriksa sel darah putih pada urin, sebagai indikasi adanya kemungkinan terjadi infeksi. Selain itu, pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada sperma dalam urin karena boleh jadi ada masalah ejakulasi retrograde.
Baca Juga: Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Sebelum Merencanakan Kehamilan
Selain itu, pada beberapa kasus, ada tes lain yang mungkin disarankan dokter, yaitu:
- Aglutinasi sperma:
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah sperma saling melekat atau tidak. Bila terjadi penggumpalan sperma menyebabkan tak bisa bergerak melalui lendir serviks.
- Uji penetrasi sperma:
Tes ini untuk mengevaluasi kemampuan sperma menembus sel telur. Tes ini jarang dilakukan.
- Ultrasonografi:
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari apakah ada kerusakan atau penyumbatan pada saluran reproduksi.
Nah, itulah tadi jenis-jenis tes kesuburan yang bisa dilakukan jika belum dikaruniai momongan. Jangan takut untuk mencobanya, ya.
(HIL)
Sumber: webmd.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.