09 Oktober 2024

Cedera Otot: Gejala, Penyebab, dan Pertolongan Pertamanya

Coba kompres dingin, ya Moms!

Cedera otot sering dialami oleh orang yang rutin berolahraga, terutama kram atau otot tertarik. Jika tidak segera ditangani, cedera otot bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui gejala dan penyebab cedera otot agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mengatasi dan mencegah cedera otot dengan benar!

Baca Juga: Alami Cedera, Ini Cara Mengobati Darah Beku Akibat Terjepit

Apa yang Dimaksud dengan Cedera Otot?

Cedera Otot (Orami Photo Stock)
Foto: Cedera Otot (Orami Photo Stock)

Cedera otot, atau yang lebih dikenal dengan istilah kram merupakan kondisi yang ditandai dengan tertariknya otot dan tendon otot secara berlebihan.

Cedera dipicu oleh aktivitas fisik berat yang dilakukan, atau aktivitas sederhana yang dilakukan secara berulang.

Cedera dapat memengaruhi seluruh otot di bagian tubuh. Namun, cedera paling sering terjadi pada bahu, punggung bagian bawah, leher, dan hamstring.

Jika terjadi dalam intensitas ringan, langkah pengobatan dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

Sedangkan kasus dalam intensitas tinggi, pengobatan medis termasuk operasi dibutuhkan.

Seseorang yang menderita ketegangan otot memiliki risiko tinggi mengalami kerusakan tendon.

Hal tersebut memengaruhi pembuluh darah kecil, sehingga menyebabkan pendarahan lokal, nyeri, bahkan memar.

Ujung saraf di bagian yang terkena pun akan terluka, sehingga memicu rasa sakit yang sangat parah.

Baca juga: Memar pada Tubuh: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengobatinya

Gejala Apa yang Dirasakan Penderita Cedera Otot?

Sejumlah gejala pada penderita cedera otot biasanya muncul setelah melakukan aktivitas fisik berat

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa gejala yang dirasakan:

  • Rasa sakit tiba-tiba.
  • Ruang gerak terbatas.
  • Memar atau perubahan warna kulit.
  • Pembengkakan di area terkena.
  • Otot terasa kaki, tetapi masih bisa digunakan.
  • Otot terasa kejang.
  • Kekakuan atau kelemahan otot.

Gejala parah biasanya dialami saat otot robek. Kondisi tersebut menyebabkan rasa sakit luar biasa, sehingga ruang gerak pun sangat terbatas.

Dalam kasus yang ringan, gejala dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu.

Namun dalam kasus yang parah, membutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya untuk kembali pulih.

Jika dipaksa untuk bergerak atau beraktivitas, nyeri yang dirasakan semakin hebat. Area yang terkena bisa saja membengkak dan keras.

Jika otot tersebut mengalami perdarahan, maka memar akan tampak di permukaan kulit.

Memar bahkan bisa saja muncul keesokan harinya. Jika digambarkan, rasa nyerinya seperti tertusuk jarum.

Baca juga: Cari Tahu Soal Nekrosis, Cedera Akut yang Membahayakan Nyawa

Aktivitas Fisik Jadi Penyebabnya

Gym (Orami Photo Stock)
Foto: Gym (Orami Photo Stock)

Dilansir dari Medical News Today, cedera otot terjadi saat otot terlalu tegang atau bekerja terlalu keras.

Ketegangan otot tersebut dapat berujung pada robeknya otot secara tiba-tiba. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebabnya:

  • Tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga dengan benar sebelum beraktivitas.
  • Fleksibilitas sendi yang buruk.
  • Otot terasa lelah, tetapi dipaksa bekerja keras.

Bukan hanya aktivitas fisik berat saja yang menjadi penyebab otot menjadi tegang. Ketegangan otot bahkan dapat terjadi karena berjalan.

Berikut ini beberapa penyebab lain cedera otot:

  • Tergelincir
  • Melompat
  • Lari
  • Melempar sesuatu
  • Mengangkat benda berat
  • Mengangkat benda dalam posisi salah

Cedera otot juga lebih rentan terjadi pada cuaca dingin, karena otot lebih kaku pada suhu yang rendah.

Jika tinggal di darah dengan suhu yang rendah, pemanasan sangat diperlukan sebelum melakukan aktivitas guna mencegah ketegangan otot.

Ketegangan otot yang berujung pada cedera otot dapat terjadi karena gerakan berulang, seperti:

  • Olahraga, seperti dayung, tenis, golf, atau bisbol.
  • Menahan punggung atau leher dalam posisi yang salah.
  • Memiliki postur tubuh yang buruk.

Pertolongan Pertama untuk Kasus Cedera Otot yang Ringan

Dilansir dari Healthline, sebagian besar kasus cedera otot dapat berhasil diatasi secara mandiri di rumah dengan beberapa langkah.

Berikut ini beberapa teknik yang dilakukan untuk mengatasi cedera otot:

1. Istirahat

Istirahatkan otot selama beberapa hari. Apalagi jika gerakan yang dilakukan memicu peningkatan rasa sakit.

Namun, jangan terlalu banyak istirahat, karena justru dapat menyebabkan otot semakin lemah. Kondisi tersebut dapat memperpanjang proses penyembuhan.

Sebaiknya, perlahan-lahan mulai gerakkan bagian yang terkena setelah 2 hari beristirahat, Jangan lakukan gerakan yang berlebihan.

2. Kompres Dingin

Ilustrasi Kompres di Persendian
Foto: Ilustrasi Kompres di Persendian (Freepik.com)

Kompres dingin berguna untuk meredakan pembengkakan.

Kompres dingin dilakukan dengan membungkus es menggunakan handuk atau kain bersih.

Kompres bagian yang terkena selama 20 menit. Untuk hasil yang maksimal, ulangi setiap jam pada hari pertama cedera.

Hari-hari berikutnya, Moms bisa mengoleskannya setiap 4 jam sekali.

3. Kompresi

Kompresi dilakukan untuk mengurangi pembengkakan. Caranya dengan membungkus area terkena dengan perban elastis sampai bengkak berkurang.

Jangan membungkus area terlalu erat, karena justru dapat mengurangi sirkulasi darah di bagian tersebut.

4. Tempatkan di Posisi Lebih Tinggi

Jika memungkinkan, posisikan bagian yang cedera di tempat yang lebih tinggi. Jika cedera otot yang dialami parah, perawatan medis diperlukan.

5. Konsumsi Obat Anti-Peradangan

Konsumsi obat anti-peradangan, seperti ibuprofen atau aspirin, bisa menjadi langkah pertolongan pertama yang efektif untuk meredakan nyeri dan pembengkakan akibat cedera otot ringan.

Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan pada jaringan otot yang terluka, sehingga membantu mempercepat pemulihan dan mengurangi ketidaknyamanan.

Namun, Moms perlu mengikuti dosis yang dianjurkan dan memastikan tidak ada kontraindikasi tertentu sebelum mengonsumsi obat ini.

6. Berikan Dukungan dan Penyangga

Memberikan dukungan dan penyangga pada otot yang cedera merupakan langkah penting dalam pertolongan pertama untuk cedera otot ringan.

Menggunakan perban elastis atau penyangga dapat membantu menstabilkan area yang cedera, mencegah gerakan yang tidak diinginkan, serta mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.

Penyangga ini juga membantu mengurangi pembengkakan dengan memberikan tekanan lembut pada otot yang cedera.

Namun, pastikan perban tidak terlalu ketat agar tidak menghambat aliran darah.

Baca Juga: 6 Penyebab Cedera Tendon Achilles, Salah Satunya Pemakaian High Heels!

Untuk cedera dalam intensitas ringan hingga sedang, sejumlah langkah penanganan tersebut rasanya cukup untuk mengatasi.

Namun, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Rasa sakit tidak kunjung membaik setelah seminggu.
  • Daerah yang terkena mengalami mati rasa.
  • Daerah yang terkena mengeluarkan darah terus-menerus.
  • Cedera menyebabkan tidak bisa berjalan.
  • Sama sekali tidak dapat menggerakkan bagian tubuh yang terkena.

Jika sejumlah kondisi tersebut dialami, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta tes pencitraan, seperti sinar-X dan MRI.

Keduanya dibutuhkan untuk menentukan tingkat keparahan cedera yang dialami.

Setelah mengetahui tingkat keparahan, dokter akan memutuskan metode pengobatan yang tepat.

Terapi fisik juga diperlukan jika kasus terjadi dalam intensitas parah. Tujuannya untuk membantu memperkuat otot yang terkena.

Mungkin juga meresepkan terapi fisik untuk membantu memperkuat otot dan memulihkan gerakan.

Pastikan lakukan penanganan yang tepat jika ada keluarga yang mengalami cedera otot, ya Moms!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/muscle-strains/symptoms-causes/syc-20450507

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.