Ketahui Obat Celecoxib: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan
Melansir dari Drugs, celecoxib adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Obat ini bekerja dengan mengurangi hormon yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit di tubuh.
Celecoxib mengatasi rasa sakit atau peradangan yang disebabkan oleh berbagai kondisi.
Misalnya, seperti radang sendi, ankylosing spondylitis, dan nyeri haid.
Obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis pada anak berusia minimal 2 tahun.
Sebelum menggunakannya, sebaiknya ketahui terlebih dulu serba-serbi mengenai celecoxib.
Baca Juga: Catat Rekomendasi Obat Flu yang Ampuh, Mulai dari Bahan Alami hingga Tersedia di Apotek
Fungsi Obat Celecoxib
Foto: ksusentinel.com
Melansir dari Medline Plus, celecoxib digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan, seperti:
- Meredakan nyeri
- Pembengkakan dan kekakuan akibat osteoarthritis. Osteoarthritis adalah radang sendi akibat rusaknya lapisan sendi.
- Rheumatoid arthritis, yaitu radang sendi yang disebabkan oleh pembengkakan pada lapisan sendi.
- Ankylosing spondylitis, yaitu radang sendi yang disebabkan oleh pembengkakan sendi.
Selain itu, celecoxib juga digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis remaja, yaitu radang sendi yang menyerang anak-anak berusia 2 tahun ke atas.
Obat ini juga digunakan untuk mengatasi nyeri perut akibat periode menstruasi, juga rasa sakit akibat cedera.
Celecoxib termasuk dalam kelas NSAID yang disebut inhibitor COX-2.
Cara kerjanya dengan menghentikan produksi zat yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan dalam tubuh.
Baca Juga: Obat Cimetidine untuk Asam Lambung, Ini Dosis dan Efek Sampingnya
Dosis Penggunaan Obat
Dosis yang direkomendasikan oleh dokter akan disesuaikan dengan usia, kondisi, dan tingkat keparahan penyakit, serta kondisi kesehatan yang menyertai.
Jika sudah diketahui seluruhkan, dokter akan meresepkan obat oral ini untuk mengatasi berbagai keluhan yang dialami.
Berikut ini panduan dosis obat untuk menggunakan celecoxib:
1. Dosis untuk Osteoartritis
Berusia 18 tahun ke atas
Sebanyak 200 miligram, 1 kali sehari. Sebanyak 100 miligram, 2 kali sehari.
Berusia 0-17 tahun
Belum ditentukan dosis konsumsi yang aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
Baca Juga: 9 Obat Kolesterol Anjuran Dokter, Catat!
2. Dosis untuk Rheumatoid Arthritis
Berusia 18 tahun ke atas
Sebanyak 100-200 miligram, 2 kali sehari.
Berusia 2-17 tahun
Disesuaikan berdasarkan berat tubuhnya, yaitu:
- Anak dengan berat 10-25 kilogram, sebanyak 50 miligram, 2 kali sehari.
- Anak dengan berat 25 kilogram, sebanyak 100 miligram, 2 kali sehari.
Berusia 0-1 tahun
Belum ditentukan dosis konsumsi yang aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
3. Dosis untuk Ankylosing Spondylitis
Berusia 18 tahun ke atas
Sebanyak 200 miligram, 1 kali sehari.
Sebanyak 100 miligram, 2 kali sehari.
Jika obat tidak efektif setelah 6 minggu pemakaian, dokter akan meningkatkan dosisnya menjadi 400 miligram per hari.
Berusia 0-17 tahun
Belum ditentukan dosis konsumsi yang aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
4. Dosis untuk Nyeri Jangka Pendek
Berusia 18 tahun ke atas
Sebanyak 400 miligram untuk dosis pertama.
Diikuti dengan 200 miligram dalam 8-12 jam kemudian.
Di hari selanjutnya, konsumsi 200 miligram sebanyak 2 kali sehari.
Berusia 0-17 tahun
Belum ditentukan dosis konsumsi yang aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
5. Dosis untuk Kram Menstruasi
Berusia 18 tahun ke atas
Sebanyak 400 miligram untuk dosis pertama.
Diikuti dengan 200 miligram dalam 8-12 jam kemudian.
Di hari selanjutnya, konsumsi 200 miligram sebanyak 2 kali sehari.
Berusia 0-17 tahun
Belum ditentukan dosis konsumsi yang aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
Pertimbangan Khusus sebelum Mengonsumsi
Obat tidak disarankan dikonsumsi oleh penderita penyakit hati.
Sebab, tubuh tidak mampu untuk membersihkan obat dengan sendirinya.
Kondisi tersebut yang menjadi pemicu munculnya sejumlah efek samping.
Pada kasus penyakit hati sedang, dosis dapat diturunkan.
Obat dapat mempengaruhi setiap orang secara berbeda.
Jadi, pastikan untuk mengetahui petunjuk secara pasti.
Baca Juga: Sering Ada di Kemasan Obat, Ini yang Dimaksud Kontraindikasi
Efek Samping Penggunaan
Foto: Orami Photo Stock
Sama halnya dengan penggunaan obat jenis lainnya, celecoxib dapat menimbulkan sejumlah efek samping.
Melansir dari Mayo Clinic, berikut ini efek samping yang umum dialami:
- Batuk
- Demam
- Ruam kulit
- Bersin-bersin
- Sakit tenggorokan
- pembengkakan pada wajah, jari, kaki, atau tungkai
Sedangkan efek samping yang jarang terjadi, termasuk:
- Pertumbuhan abnormal pada payudara
- Nyeri lengan, punggung, atau rahang
- Tinja berdarah atau kehitaman
- Perubahan tekstur tinja
- Penglihatan kabur
- Perasaan terbakar di dada atau perut
- Nyeri, ketidaknyamanan, sesak, atau berat pada dada
- Panas dingin
- Diare
- Mulut kering
- Peningkatan detak jantung
- Pendarahan hebat
- Tekanan darah tinggi
- Peningkatan rasa lapar
- Rasa haus yang meningkat
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
Baca Juga: Ingat! 5 Hal Ini Wajib Ditanyakan saat Ingin Beli Obat
Beberapa efek samping biasanya terjadi dalam intensitas ringan, sehingga tidak memerlukan penanganan medis khusus.
Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan ketika Moms mengalami efek samping parah.
Jangan dibiarkan begitu saja, ya!
- https://www.drugs.com/celecoxib.html
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a699022.html#why
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/celecoxib-oral-route/side-effects/drg-20068925
- https://www.healthline.com/health/celecoxib-oral-capsule#dosage
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.