Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
Pregabalin adalah obat golongan antikonvulsan yang biasa diresepkan dokter untuk mengatasi nyeri saraf.
Terutama akibat diabetes (neuropati diabetik), herpes zoster (neuralgia postherpetic), cedera tulang belakang, atau fibromyalgia.
Pada beberapa kondisi, dokter juga dapat meresepkan obat ini untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan.
Baca Juga: Kenali Trifed Tablet, Obat Alergi Khusus Dewasa atau 12 Tahun ke Atas
Manfaat dan Kegunaan Pregabalin
Foto: Orami Photo Stock
Sebagai obat antikonvulsan, Pregabalin biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri saraf akibat berbagai kondisi.
Beberapa kondisi nyeri saraf yang bisa diatasi dengan Pregabalin adalah:
Nyeri saraf diabetes (neuropati diabetik)
Kondisi ini merupakan komplikasi dari penyakit diabetes.
Fibromyalgia
Kondisi dengan gejala berupa nyeri saraf, masalah kognitif, kelelahan, nyeri tulang dan otot, serta gangguan tidur.
Nyeri saraf akibat herpes zoster
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan cacar air (virus varicella-zoster).
Nyeri saraf akibat cedera tulang belakang
Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera olahraga, kecelakaan kendaraan, dan luka tembak.
Kejang onset parsial
Kondisi ini terjadi ketika ada lonjakan aktivitas listrik di satu bagian otak.
Sementara itu, secara off-label, Pregabalin juga dapat digunakan untuk mengatasi gejala gangguan kecemasan.
Efektivitas dari Pregabalin untuk kecemasan dibahas dalam ulasan tentang studi klinis pada 2013 di jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment.
Studi tersebut menemukan, Pregabalin efektif untuk mengobati kecemasan jangka pendek.
Obat ini juga mencegah kekambuhan pada orang dewasa dengan gangguan kecemasan umum.
Selain untuk gangguan kecemasan, Pregabalin juga digunakan secara off-label untuk mengatasi sindrom kaki gelisah.
Ini adalah kondisi saat kaki mengalami kedutan dan ketidaknyamanan saat tidur.
Studi klinis pada 2014 di The New England Journal of Medicine membandingkan efektivitas Pregabalin dengan obat Pramipexole.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa Pregabalin lebih efektif daripada plasebo dalam mengobati gejala sindrom kaki gelisah.
Baca Juga: Harnal, Obat untuk Atasi Pembesaran Prostat, Cek Fungsi, Dosis, serta Efek Sampingnya di sini
Dosis dan Aturan Pakai Pregabalin
Foto: Orami Photo Stock
Pregabalin adalah obat yang hanya bisa digunakan dengan resep dokter.
Jadi, dosis obat perlu dikonsultasikan, karena bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Namun, secara umum, berikut ini dosis Pregabalin untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang ditangani:
- Untuk neuropati diabetik
Dosis awal 150 mg per hari, dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 600 mg per hari.
- Untuk fibromyalgia
Dosis awal 150 mg per hari, dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 450 mg per hari.
- Untuk nyeri saraf pasca herpes zoster
Dosis awal 75-150 mg per hari. Dosis maksimal 600 mg per hari.
- Untuk kejang onset parsial
Dosis awal 150 mg per hari, dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 600 mg per hari.
- Untuk gangguan kecemasan
Dosis awal 150 mg per hari, dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 600 mg per hari.
Baca Juga: Medixon, Obat yang Diberikan untuk Mengatasi Nyeri dan Bengkak
Risiko Efek Samping Pregabalin
Foto: Orami Photo Stock
Setiap obat memiliki risiko efek samping, termasuk juga Pregabalin.
Berikut ini beberapa efek samping umum yang dapat terjadi selama mengonsumsi Pregabalin:
- Pusing
- Kantuk
- Kesulitan berkonsentrasi
- Pandangan yang kabur
- Mulut kering
- Penambahan berat badan
- Pembengkakan tangan atau kaki
Pregabalin dapat menyebabkan pusing, kantuk, dan penglihatan kabur.
Hal ini dapat memengaruhi kemampuan untuk berpikir, melihat, atau bergerak.
Jadi, sebaiknya jangan mengemudi atau melakukan tugas lain yang memerlukan kewaspadaan.
Setidaknya sampai kita mengetahui seberapa besar pengaruh dari obat ini.
Kebanyakan efek samping umum yang terjadi bersifat ringan dan mungkin hilang dalam beberapa hari atau minggu.
Jika efek samping yang dialami lebih parah atau tidak hilang, bicarakan dengan dokter atau apoteker.
Selain efek samping umum, ada juga risiko efek samping yang lebih serius dari penggunaan Pregabalin.
Baca Juga: 6 Pilihan Obat Alergi, Pertimbangkan sesuai Kebutuhan, ya!
Efek samping yang serius dan gejalanya dapat meliputi:
- Reaksi alergi yang serius, seperti pembengkakan pada wajah, mulut, bibir, gusi, lidah, tenggorokan, atau leher, kesulitan bernapas, dan ruam kulit.
- Pikiran atau tindakan bunuh diri.
- Depresi atau timbul kecemasan baru atau perburukan kondisi yang ada.
- Merasa gelisah.
- Serangan panik.
- Susah tidur.
- Iritabilitas baru atau memburuk.
- Bertindak agresif, marah, atau kasar.
- Bertindak berdasarkan impuls berbahaya.
- Episode mania (peningkatan ekstrem dalam aktivitas dan berbicara).
- Perubahan tidak biasa dalam perilaku atau suasana hati.
- Masalah jantung, dengan gejala seperti pembengkakan tangan atau kaki, nyeri dara, pusing, dan mengantuk.
- Masalah pernapasan yang serius, dengan gejala berupa kesulitan bernapas, pernapasan lambat, pernapasan dangkal, dan peningkatan rasa kantuk.
Baca Juga: Ketahui Kandungan Lengkap Omepros serta Manfaatnya Sebagai Suplemen Penurun Kolesterol
Segera hubungi dokter atau cari bantuan medis darurat jika mengalami efek samping yang serius.
Termasuk jika mengalami reaksi alergi parah akibat Pregabalin.
Pada beberapa kasus, reaksi alergi parah dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
Namun, berbagai risiko efek samping parah sebenarnya jarang terjadi.
Terutama jika Pregabalin digunakan sesuai dosis dan anjuran dari dokter.
Jadi, pastikan menggunakan obat ini sesuai dengan dosis dan petunjuk yang diberikan, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3699256/
- https://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMoa1303646
- https://www.healthline.com/health/pregabalin-oral-capsule
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/lyrica#about
- https://www.verywellhealth.com/lyrica-10-things-you-should-know-190248
- https://www.drugs.com/lyrica.html
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pregabalin?mtype=generic
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.