Cerita Rakyat Lutung Kasarung, Jadi Dongeng Sebelum Tidur!
Untuk Moms yang sedang mencari dongeng dari cerita rakyat, bisa dengan membacakan cerita rakyat Lutung Kasarung untuk Si Kecil.
Membacakan cerita rakyat atau dongeng pada anak tak hanya memberikan wawasan yang luas pada si buah hati, namun juga bisa dijadikan media pembentukan karakter anak.
Menurut jurnal berjudul Al-Ta'lim Journal tahun 2018, menjelaskan bahwa salah satu nilai positif yang ditemukan dalam membacakan dongeng adalah kerja sama.
Strategi pembentukan karakter anak dilakukan melalui cara orang tua membacakan dongeng, bagaimana anak mendengarkan dongeng, dan menciptakan lingkungan membaca yang mendukung.
Nah, kali ini kita akan membahas soal cerita rakyat Lutung Kasarung.
Dongeng yang berasal dari Jawa Barat ini mengandung pesan moral bahwa mereka yang berpegang teguh pada kebenaran dan kebaikan maka akan mengalahkan kejahatan.
Dari cerita rakyat Lutung Kasarung ini, Moms juga bisa mengajarkan Si Kecil bahwa kebenaran akan terungkap meskipun ditutupi oleh banyak kejahatan.
Ingin coba membacakannya pada Si Kecil? Simak potongan cerita rakyat Lutung Kasarung di bawah ini, yuk!
Baca Juga: 5 Variasi Cerita Dongeng Si Kancil yang Penuh Pesan Moral
Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Kisah ini menceritakan perjalanan Sanghyang Guruminda yang tinggal di kahyangan lalu turun ke Bumi berwujud seekor lutung atau kera hitam ekor panjang.
Sesampainya di Bumi, Sanghyang Guruminda tersesat di tengah hutan. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai 'Lutung Kasarung' si lutung yang tersesat.
Di dalam hutan itu, ia bertemu dengan seorang putri jelita bernama Purbasari dan keduanya akhirnya menikah.
Nah, dalam cerita rakyat Lutung Kasarung ini akan mengisahkan tentang perjuangan Lutung Kasarung menikahi Putri Purbasari. Berikut cerita lengkapnya.
Baca Juga: 10 Manfaat Membaca Dongeng untuk Anak, Apa Saja?
1. Rasa Prabu Tapa Agung dan Tujuh Putrinya
Cerita Rakyat Lutung Kasarung ini diawali dengan latar di sebuah daerah di Jawa Barat. Di sana, terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pasir Batang.
Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang baik hati dan bijaksana bernama Prabu Tapa Agung.
Sang raja memiliki tujuh orang putri yang cantik jelita. Mereka bernama Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih, Purbasari.
Dari ketujuh anaknya, lima di antaranya sudah menikah dan menyisakan Purbararang dan Purbasari.
Diketahui, Purbararang telah bertunangan dengan seorang pria yang gagah juga rupawan yakni Raden Indrajaya, salah seorang putra dari menteri kerajaan.
Baca Juga: 20 Dongeng Anak Terpopuler, Seru, dan Tersirat Pesan Moral
2. Pewaris Tahta Kerajaan
Pada cerita rakyat Lutung Kasarung selanjutnya, beberapa hari ini Prabu Tapa Agung terlihat pendiam dan sering termenung sendirian di atas singgasananya.
Raut wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu.
Melihat hal itu, permaisuri pun bertanya, "Kanda! Sudah beberapa hari ini Kanda terlihat murung. Apa yang sedang Kanda pikirkan? Barangkali Dinda dapat membantu," ujar permaisuri.
Prabu Tapa Agung pun menjelaskan bahwa ia memikirkan masa depan kerajaannya sedangkan ia saat ini sudah semakin menua.
"Begini, Dinda! Kanda sudah semakin tua. Kanda tidak dapat lagi melaksanakan tugas-tugas kerajaan dengan baik. Kanda berniat turun tahta. Tapi, Kanda bingung, Dinda!” kata Prabu Tapa Agung.
3. Kejahatan Purbararang
Cerita rakyat Lutung Kasarung berikutnya, ketika mengetahui bahwa ayah dan ibunya lebih memilih Purbasari sebagai ratu ketimbang Purbararang.
Ia lantas mengadukan hal itu kepada tunangannya, Raden Indrajaya.
“Kanda! Ayahandaku telah pilih kasih. Ia lebih memilih Purbasari untuk menjadi ratu, padahal Dinda adalah putri tertua,” lapor Putri Purbararang.
Mendengar hal itu, Raden Indrajaya naik pitam.
“Wah, ini tidak boleh dibiarkan, Dinda? Dindalah yang semestinya menjadi ratu!” seru Raden Indrajaya.
“Apa yang harus kita lakukan, Kanda?” tanya Putri Purbararang.
“Kita harus menyingkirkan adikmu yang tidak tahu diri itu!” seru Indrajaya.
Purbararang dan Raden Indrajaya kemudian mendatangi dukun sakti bernama Ni Ronde. Mereka meminta Ni Ronde untuk menyingkirkan Purbasari. Permintaan keduanya pun dikabulkan.
Beberapa hari berselang, kerajaan pun digemparkan dengan kabar bahwa Purbasari terserang penyakit aneh. Sekujur tubuhnya terasa gatal dan dipenuhi bintik hitam.
Prabu Tapa Agung pun memanggil seluruh tabib yang ada di wilayah kerajaannya untuk menyembuhkan Purbasari. Namun, nahas, tak seorang pun bisa menyembuhkannya.
Baca Juga: Kisah Dongeng Putri Salju dan Pesan Moral untuk Si Kecil
4. Purbasari Diasingkan dari Kerajaan
Pada cerita rakyat Lutung Kasarung selanjutnya, saat melihat kesempatan itu, Purbararang kemudian menghasut ayahnya untuk mengasingkan Purbasari ke tempat yang jauh dari kerajaan.
"Ayah! Barangkali inilah akibatnya jika kita tidak menuruti adat hukum yang berlaku di kerajaan ini. Para leluhur telah murka dan mengutuk Purbasari. Jangan-jangan sebentar lagi kerajaan ini juga terkena kutukan!” hasut Purbararang.
Prabu Tapa Agung pun terhasut oleh omongan Purbararang dan memerintahkan Purbasari untuk mengasingkan diri ke hutan semata agar kerajaan terbebas dari kutukan.
Dengan berat hati, Purbasari menerima keputusan ayahnya tersebut.
Keesokan harinya Prabu Tapa Agung memerintah patihnya bernama Uwak Batara Lengser untuk mengantar Purbasari ke hutan.
Di dalam hutan itu, sang patih membangunkan pondok sebagai tempat Purbasari tinggal.
Selanjutnya, sang patih berpamitan dan berpesan agar Purbasari melapangkan dan menenangkan hatinya di hutan.
“Tabahkan hatimu, Tuan Putri! Cobaan ini pasti akan berakhir. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungimu. Paman akan sering datang kemari mengantar makanan dan minuman untukmu,” ujar sang Patih.
“Terima kasih, Paman! Nasehat Paman membuat hati Putri menjadi tenang,” ucap Putri Purbasari.
5. Purbasari dan Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Pada cerita rakyat Lutung Kasarung berikutnya, diketahui bahwa semenjak tinggal di hutan, Purbasari menghibur diri dengan berbagai kegiatan.
Mulai dari jalan-jalan di sekitar pondok, melihat pemandangan alam, hingga bersenda gurau dengan hewan-hewan yang ada di hutan.
Beberapa hari tinggal di hutan, Purbasari sudah berteman dengan berbagai maca hewan. Hewan-hewan itu membantu Purbasari mencari buah-buahan di hutan.
Hingga suatu sore, ketika Purbasari sedang bersama dengan para hewan, seekor lutung memperhatikannya dari kejauhan.
Kemudian lutung tersebut menghampirinya, Purbasari terkejut melihat lutung berbulu hitam dan berwajah seram itu berdiri di hadapannya.
Ampun, Lutung! Tolong jangan ganggu aku!” teriak Putri Purbasari dengan ketakutan.
“Jangan takut, Tuan Putri! Aku tidak akan mengganggumu,” jawab Lutung itu.
Putri Purbasari pun tersentak kaget, karena lutung itu dapat berbicara seperti manusia.
“Hai, kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya Putri Purbasari.
“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan, sehingga dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini, dan kesasar di tengah hutan ini,” jelas si Lutung.
Mendengar jawaban tersebut, Purbasari merasa lega. Ia tersenyum dan menceritakan alasannya tinggal di hutan.
Karena merasa memiliki alasan dan nasib yang sama, Lutung Kasarung dan Purbasari pun berteman baik.
Sejak saat itu, keduanya selalu bersama. Di mana ada Purbasari di situ ada Lutung Kasarung yang setia menemani.
Baca Juga: Kisah Danau Toba untuk Dongeng Anak, Sarat Pesan Moral!
6. Doa Lutung Kasarung untuk Purbasari
Pada cerita rakyat Lutung Kasarung selanjutnya, saat malam bulan purnama tiba, Lutung Kasarung diam-diam pergi ke suatu tempat untuk bersemedi.
Ia lantas berdoa dan meminta kepada Tuhan agar mengangkat penyakit Purbasari.
Benar saja, doa Lutung Kasarung pun dikabulkan.
Tiba-tiba tanah yang ada di sekitar tempatnya semedi berbuah menjadi telaga yang airnya jernih, sejuk, harum dan berkhasiat sebagai obat kulit.
Keesokan harinya, Lutung Kasarung menemui Purbasari dan menyuruhnya mandi di telaga tersebut.
“Untuk apa kamu membawaku kemari?” tanya Purbasari.
“Bercebur dan mandilah di telaga ini, Tuan Putri! Niscaya penyakit Tuan Putri akan sembuh, karena air telaga ini mengandung obat kulit yang sangat mujarab,” ujar Lutung Kasarung.
Purbasari langsung menceburkan diri ke dalam tegala tersebut. Tak lama kemudian, bintik-bintik dan rasa gatal pada tubuhnya hilang tanpa bekas.
Kulitnya kembali bersih, halus, dan cantik. Tak lupa, Purbasari yang masih keheranan berjingkrak gembira seraya mengucapkan terima kasih pada Lutung Kasarung.
“Terima kasih, Tung! Engkau telah menyembuhkan penyakitku,” ucap Purbasari.
7. Purbasari Kembali ke Istana
Di cerita rakyat Lutung Kasarung selanjutnya, semenjak sembuh dari penyakit aneh yang dideritanya berkat Lutung Kasarung, benih-benih cinta di antara keduanya pun bertumbuh.
Purbasari pun merasa betah tinggal bersama hewan-hewan di hutan dan Lutung Kasarung.
Namun, suatu ketika Patih Uwak Batara Lengser kembali ke hutan untuk melihat kondisi Purbasari.
Ia terkejut ketika mengetahui bahwa Purbasari telah sembuh dan mengajak Purbasari kembali ke kerajaan.
“Ampun, Tuan Putri! Sesuai dengan pesan sang Prabu, Tuan Putri diminta untuk kembali ke istana,” kata Patih itu menyampaikan pesan sang Prabu.
Akhirnya Purbasari kembali ke kerajaan dengan syarat Lutung Kasarung harus ikut dengannya.
Setibanya di istana, Purbasari disambut bahagia oleh keluarga kecuali Purbararang dan Raden Indrajaya.
8. Sayembara Purbasari dan Purbararang
Dalam cerita rakyat Lutung Kasarung berikutnya, Purbararang pun membujuk ayahnya untuk mengadakan sayembara dan menantang Purbasari untuk mengikuti perlombaan
Lombanya adalah kompetisi masak dan lomba panjang rambut.
“Ampun, Ayahanda! Nanda keberatan jika Putri Purbasari yang dinobatkan menjadi Ratu. Biar adil, sebaiknya diadakan sayembara. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan, sedangkan yang kalah akan menerima hukum pancung,” bujuk Putri Purbararang.
Perlombaan pun dimulai. Sayembara ini dimulai dengan lomba memasak dan dinilai dari kecepatan serta rasa.
Saat perlombaan, Lutung Kasarung menggunakan kesaktiannya agar Purbasari menang dalam perlombaan.
Dan benar saja, Purbasari lebih dulu menyelesaikan masakan dan rasanya juga lebih lezat dibandingkan Purbararang.
Perlombaan kedua adalah panjang rambut. Dengan percaya diri Purbararang melepaskan ikatan sanggulnya dan rambut hitam itu terurai hingga ke pertengahan betis.
“Ayo, Purbasari! Lepaskanlah sanggulmu! Kali ini kamu tidak akan mampu mengalahkanku,” seru Putri Purbararang dengan angkuhnya.
Melihat hal itu, Purbasari pun kebingungan karena ia tahu bahwa rambutnya hanya sepanjang punggung.
Lagi-lagi Lutung Kasarung menggunakan kekuatannya untuk menyambung rambut Purbasari sehingga ketika Purbasari melepaskan sanggulnya, rambutnya terurai hingga ke mata kaki.
Tak mau kalah, Purbararang pun kembali membujuk ayahnya untuk melakukan sayembara yang ketiga.
Apabila kalah ia rela mengakui kekalahannya dan menerima hukuman pancung.
Perlombaan ketiga ini, Purbararang meminta agar Purbasari bertunangan dan pria tersebut haruslah menandingi ketampanan Raden Indrajaya.
“Wahai seluruh rakyat Pasir Batang! Saksikanlah ketampanan dan kegagahan tunanganku, Indrajaya! Akulah yang akan menjadi Ratu negeri ini, karena tak seorang pun yang mampu mengalahkan ketampanan tunanganku ini!” seru Purbararang dengan angkuhnya.
Saat diminta menunjukkan calon suaminya, Purbasari dengan sigap menggandeng tangan Lutung Kasarung.
Purbararang pun menghina Purbasari karena wajah Lutung Kasarung yang tidak tampan.
“Hai, Purbasari! Apakah tidak ada lagi calon suami yang lebih jelek dari Lutung itu?” seru Purbararang dengan nada mengejek.
Baca Juga: 11 Cerita Rakyat yang Penuh Nilai Positif untuk Anak
9. Akhir Cerita Rakyat Lutung Kasarung Bersatu dengan Purbasari
Pada cerita rakyat Lutung Kasarung berikutnya.
Ketika mendengar perkataan itu, Lutung Kasarung pun marah dan memohon kepada Tuhan agar mengembalikan wajahnya yang rupawan seperti semula.
Lutung Kasarung pun seketika berubah menjadi Guruminda yang sangat tampan dan gagah.
Hingga akhirnya, Purbasari dinyatakan memenangkan sayembara tersebut dan menjadi pewaris tahta kerajaan.
Sementara itu, Purbasari memaafkan perbuatan Purbararang dan Raden Indrajaya sehingga keduanya tidak dihukum pancung.
Putri Purbasari pun dinobatkan menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang.
Ia dikenal sebagai seorang Ratu yang arif dan bijaksana, sehingga seluruh rakyatnya senantiasa hidup makmur, damai, dan sentosa.
Baca Juga: 10 Dongeng Anak Islami Terpopuler, Kaya Pesan Moral!
Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Cerita rakyat Lutung Kasarung kaya akan nilai-nilai moral yang dapat Moms dan Si Kecil petik serta terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa pelajaran penting yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut:
1. Kesetiaan dan Kasih Sayang
Lutung Kasarung menunjukkan kesetiaan dan kasih sayang yang luar biasa kepada Purbasari.
Meskipun awalnya ragu dengan identitasnya, dia rela melakukan apa pun untuk membantunya, termasuk melawan Purbararang dan Indrajaya.
Kesetiaan dan kasih sayang ini menjadi kunci untuk menyelesaikan semua rintangan dan mencapai kebahagiaan.
2. Keberanian dan Keteguhan
Lutung Kasarung tidak gentar dalam menghadapi bahaya dan rintangan. Dia berani melawan Purbararang dan Indrajaya yang jauh lebih kuat darinya.
Keberanian dan keteguhannya ini patut dicontoh, terutama dalam memperjuangkan apa yang benar dan melawan ketidakadilan.
3. Kesabaran dan Ketekunan
Lutung Kasarung menunjukkan kesabaran dan ketekunan yang luar biasa dalam usahanya untuk mendapatkan kembali Purbasari.
Dia tidak pernah menyerah meskipun berkali-kali dihalangi. Kesabaran dan ketekunan ini penting untuk mencapai tujuan dalam hidup.
4. Kejujuran dan Keterbukaan
Pada akhirnya, kejujuran dan keterbukaan Lutung Kasarung lah yang membantunya untuk bersatu kembali dengan Purbasari.
Dia mengakui identitasnya sebagai pangeran dan menjelaskan semua yang telah terjadi.
Kejujuran dan keterbukaan ini penting untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan orang lain.
5. Memaafkan dan Menerima
Purbasari menunjukkan kebesaran hatinya dengan memaafkan Purbararang atas semua perbuatan jahatnya.
Dia juga menerima Lutung Kasarung apa adanya, meskipun awalnya ragu dengan identitasnya.
Memaafkan dan menerima merupakan kunci untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup.
Itulah cerita rakyat Lutung Kasarung yang penuh moral dan nilai-nilai kebaikan. Semoga cerita rakyat Lutung Kasarung ini bisa menghibur Moms dan si buah hati.
- https://www.researchgate.net/publication/326792167_Fairy_Tale_as_a_Medium_for_Children's_Character_Cooperation_Building
- https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-indonesia-lutung-kasarung/
- https://en.wikipedia.org/wiki/Lutung_Kasarung
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.