4 Syarat Masuk SD, Perhatikan Usia dan Kesiapan Anak Sekolah
Setelah lulus Taman Kanak-Kanak (TK), anak akan melanjutkan jenjang pendidikan ke Sekolah Dasar (SD). Sudah tahu syarat masuk SD belum, Moms?
Setiap instansi sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, memiliki aturan-aturan tertentu sebelum menerima calon peserta didik baru.
Mulai dari kelengkapan berkas, mematuhi jalur pendaftaran, hingga persyaratan usia juga diatur dalam proses pendaftaran sekolah dasar.
Agar lebih siap, simak daftar syarat masuk SD berikut ini, yuk Moms!
Syarat Usia Masuk SD
Usia menjadi salah satu syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), termasuk untuk Sekolah Dasar.
Aturan batas usia ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 51 Tahun 2018: Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Berikut ini syarat usia masuk SD:
- Calon peserta didik baru kelas 1 SD berusia 7 tahun (diprioritaskan).
- Paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.
- Pengecualian syarat usia untuk usia 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.
Selain dari psikolog profesional, rekomendasi juga dapat dilakukan oleh dewan guru Sekolah.
Jadi, jika anak Moms sudah berusia 6 tahun pada tahun ajaran baru dimulai yaitu bulan Juli, sudah bisa didaftarkan untuk masuk SD ya, Moms!
Sedangkan khusus untuk anak usia 5 tahun 6 bulan yang sudah mau masuk SD perlu rekomendasi tertulis yang resmi dari ahlinya.
Jika tidak ada, maka tidak bisa didaftarkan Moms.
Aturan tersebut dinilai ketat oleh Kemendikbud Ristek untuk menghindari potensi orang tua memaksa anak masuk sekolah sebelum waktunya.
Alih-alih menguntungkan, memaksa anak mendaftar PPDB padahal tidak memenuhi syarat berisiko merugikan anak, lho, Moms!
Anak dikhawatirkan tidak mampu menikmati proses pembelajaran dan menjadi stres.
Dampak panjangnya, performa belajar anak ikut menurun sehingga sulit mencapai prestasi di sekolahnya.
Oleh karena itulah, jika Moms ingin mendaftarkan anak usia 5 tahun masuk SD, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan psikolog profesional, ya.
Namun, persyaratan usia dikecualikan untuk peserta didik baru penyandang disabilitas dan untuk sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, dan berada di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Syarat Masuk SD
Selain dari sisi usia, Moms juga perlu mempersiapkan beberapa syarat masuk SD lainnya, yakni:
1. Usia Anak Sesuai dengan Peraturan yang Berlaku
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai syarat usia masuk SD, pastikan anak Moms sudah cukup usianya untuk didaftarkan pada sekolah yang dituju.
Bagi sekolah swasta mungkin ada sedikit perbedaan, jadi Moms bisa tanyakan langsung pada pihak sekolah berapa batas usia masuk SD di sekolah tersebut.
2. Mempersiapkan Kelengkapan Berkas
Sebelum mendaftarkan anak masuk sekolah, pastikan bahwa berkas Si Kecil untuk syarat masuk SD sudah lengkap.
Salah satunya adalah akta kelahiran atau surat keterangan lahir Si Kecil.
Hal ini diperlukan untuk membuktikan usia anak telah memenuhi syarat masuk SD.
Bagi Moms yang ingin mendaftarkan anak usia 5 tahun masuk SD, jangan lupa sertakan bukti rekomendasi kesiapan dan kecerdasan anak dari psikolog profesional.
Karena proses PPDB bisa dilakukan secara daring (online), jangan lupa persiapkan berkas Si Kecil dalam bentuk pdf untuk memudahkan proses pengunggahan dokumen.
Selain itu, Moms juga tetap perlu menyiapkan berkas asli hingga fotokopiannya dalam satu map khusus.
Hal ini diperlukan saat proses daftar ulang ketika anak diterima masuk SD favoritnya.
3. Memilih Jalur Penerimaan Peserta Didik Baru
Setelah mempersiapkan berkas syarat masuk SD, Moms bisa mendaftarkan Si Kecil lewat 3 jalur, yakni jalur zonasi, jalur afirmasi, dan jalur perpindahan tugas orang tua.
Jika ingin mendapatkan peluang lolos lebih besar, Moms dapat mengikuti jalur zonasi yang memiliki kuota sebanyak 70% dari daya tampung sekolah.
Jalur zonasi ini ditujukan untuk calon peserta didik yang berdomisili di wilayah zonasi berdasarkan alamat pada Kartu Keluarga (KK).
Syarat ini berlaku dengan alamat paling singkat 1 tahun sebelum tanggal pendaftaran PPDB.
Sementara itu, jalur afirmasi ditujukan untuk calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dan penyandang disabilitas.
Dibandingkan jalur zonasi, porsi jalur afirmasi hanya sekitar 15% dari daya tampung sekolah.
Jika menempuh jalur afimasi, Moms tak perlu pusing soal zonasi karena hal ini berlaku untuk domisili di dalam maupun di luar wilayah zonasi sekolah yang dituju.
Terakhir, ada jalur perpindahan tugas orang tua dengan kuota maksimal 5% dari daya tampung sekolah.
Agar lolos syarat masuk SD dari jalur tersebut, pastikan Moms memiliki surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan.
4. Tidak Ada Tes Calistung
Keberadaan tes calistung atau tes baca, tulis, dan hitung menjadi syarat masuk SD kerap mungkin menjadi salah satu kekhawatiran Moms.
Kabar baiknya, sekarang Moms bisa lebih tenang karena tes calistung sudah tidak lagi menjadi syarat masuk sekolah dasar, lho!
Hal ini disampaikan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim pada peluncuran program Merdeka Belajar Episode ke-24, seperti dilansir dari Kompas.
Nadiem menuturkan bahwa kebijakan ini akan mendasari transisi PAUD ke SD/MI/sederajat.
Dengan tidak adanya lagi tes calistung, Nadiem berharap akan terjadi peningkatan pada sistem pembelajaran tingkat SD.
Apakah Usia Anak Memengaruhi Kesiapan Bersekolah?
Usia menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan saat Si Kecil saat mendaftar sekolah.
Usia anak diketahui dapat memengaruhi kesiapan, kematangan mental, dan kemampuan anak dalam menerima pelajaran di sekolah.
Melansir penelitian dalam British Educational Research Journal, usia yang cukup saat masuk sekolah akan membuat anak lebih optimal dalam membuat keputusan.
Sementara dari sisi pengajar, usia peserta didik juga menjadi salah satu acuan dalam menentukan pendekatan pembelajaran.
Pendekatan belajar yang digunakan untuk usia playgroup dan taman kanak-kanak (TK) tentu saja akan berbeda dengan anak sekolah dasar.
Selain dari sisi usia, orang tua dapat memaksimalkan kesiapan anak melalui stimulasi di rumah, misalnya dengan belajar menulis dan membaca.
Moms bisa menciptakan simulasi belajar di sekolah dengan bermain peran menjadi guru dan siswa.
Lakukan secara bergantian, misalnya anak yang menjadi guru dan Moms menjadi muridnya.
Dengan begitu, anak memiliki pengalaman awal dan merasa lebih siap secara fisik dan mental sebelum menduduki bangku sekolah dasar.
Baca Juga: Sekolah Ramah Anak: Pengertian, Ciri-ciri, dan Prinsipnya
Tanda Anak Siap Sekolah SD
Usia anak 7 tahun dianjurkan sebagai usia anak masuk kelas 1 SD karena dianggap biasanya pada usia tersebut anak telah memiliki kesiapan untuk masuk SD atau memiliki kematangan untuk bersekolah.
Selain dari segi usia, ada juga hal yang perlu orang tua perhatikan dalam mengenali tanda anak sudah siap masuk SD.
Berikut ini tandanya seperti melansir dari Buku Seri Bacaan Orang Tua: Kesiapan Anak Bersekolah yang dirilis Kemdikbud.
1. Anak Dapat Berjalan di Titian
Kalau berjalan di titian, ia tidak jatuh karena sudah lebih bisa mengontrol keseimbangan dirinya.
2. Anak dapat Memegang Alat Tulis dengan Benar
Ketika ia menulis atau menggambar sesuatu, perhatikan bagaimana anak memegang alat tulis.
Jika cara memegangnya sudah tepat, berarti Si Kecil siap untuk sekolah SD.
3. Membuat Coretan atau Gambar yang Bermakna
Dalam menggambar, pastikan anak sudah dapat membuat coretan-coretan yang lebih bermakna.
Gambaran yang tadinya hanya garis-garis tidak beraturan sudah dapat dibuat dalam bentuk tertentu seperti orang, rumah, mobil, roda, bunga, dan lainnya.
4. Menunjukkan Kemandirian
Anak mulai mandiri dan menunjukkan rasa tanggung jawabnya.
Contoh, anak bisa makan sendiri, habis bermain membereskan mainan sendiri, dan bisa mandi sendiri.
5. Mampu Mengoordinasikan Mata dan Tangan dengan Lebih Baik
Anak mulai bisa memusatkan pandangannya pada benda-benda kecil.
Anak dapat mengoordinasikan mata dan tangannya.
Misal, anak bisa mengancingkan baju sendiri, menyusun balok-balok, atau memasukkan balok sesuai dengan bentuknya.
6. Fokus dan Konsentrasi
Anak mulai bisa lebih berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya pada suatu hal.
Dapat terlihat dari anak yang mulai mengerjakan sesuatu dengan lebih tekun.
Anak juga tampak sangat menyukai kegiatan yang dipilih sendiri dan ia menikmatinya.
7. Dapat Berbagai dan Bermain Bersama Teman
Contohnya dapat terlihat sewaktu bermain balok-balok, anak bisa bermain bersama-sama dengan temannya membangun sesuatu.
8. Anak Senang Bicara dan Bertanya
Tanda lain anak siap masuk SD adalah anak semakin senang berbicara.
Pertanyaan anak juga sudah lebih rumit dan membutuhkan jawaban yang tidak sederhana saja.
Baca Juga: 12 Daftar Sekolah Montessori Jakarta, Ada Kisaran Biaya!
Itu dia syarat masuk SD yang penting dipenuhi sebelum mendaftarkan sekolah anak.
Pastikan berkasnya lengkap agar prosesnya lancar, ya, Moms!
Yang terpenting juga, Moms dan Dads harus perhatikan kesiapan anak, terutama dari segi kemandiriannya.
- https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/PERMENDIKBUD%20NOMOR%201%20TAHUN%202021.pdf
- https://bera-journals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/berj.3334
- https://ditpsd.kemdikbud.go.id/faq/ppdb
- https://repositori.kemdikbud.go.id/588/1/32%20KESIAPAN%20ANAK%20BERSEKOLAH.pdf
- https://repositori.kemdikbud.go.id/11025/1/PERMENDIKBUD%20NOMOR%2051%20TAHUN%202018%281%29.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.