Corpus Luteum, Sel yang Terlibat dalam Menstruasi dan Kehamilan
Sekilas, struktur sistem reproduksi wanita tampak sederhana. Padahal, di dalamnya terdapat berbagai bagian yang punya fungsi penting, salah satunya adalah corpus luteum.
Moms, pernahkah mendengar bagian yang satu ini atau justru Si Kecil pernah bertanya saat sedang belajar sistem reproduksi wanita?
Peran corpus luteum berkaitan erat dengan proses ovulasi, menstruasi, hingga kehamilan.
Untuk tahu lebih jelasnya, mari simak informasi selengkapnya mengenai bagian tubuh yang satu ini, Moms!
Baca Juga: 7 Gambar Vagina untuk Mengenal Bentuk Organ Reproduksi Wanita
Apa Itu Corpus Luteum dan Fungsinya?
Corpus luteum atau korpus luteum adalah sel dengan ukuran bervariasi yang terbentuk di dalam ovarium (indung telur) selama proses ovulasi (pelepasan sel telur) setiap bulannya.
Saat seorang wanita mengalami ovulasi, folikel di dalam ovarium melepaskan sel telur (ovum).
Setelah sel telur berhasil dilepaskan, folikel menutup dirinya dan membentuk sesuatu yang dikenal dengan nama korpus luteum.
Dengan kata lain, sel korpus luteum terbentuk dari folikel yang menampung sel telur atau ovum matang.
Jadi, sel korpus luteum memang baru akan terbentuk setelah sel telur yang matang berhasil keluar dari folikel.
Sel corpus luteum yang berada di dalam ovarium ini bertugas untuk memproduksi hormon progesteron di masa awal kehamilan.
Hormon progesteron ini dibutuhkan untuk membantu menebalkan lapisan rahim, atau dikenal sebagai endometrium, agar sel telur yang sudah dibuahi bisa menempel pada dinding rahim.
Itulah mengapa korpus luteum punya fungsi penting dalam proses pembuahan (konsepsi), di mana terjadi pertemuan antara sperma dan sel telur sehingga terjadilah kehamilan.
Baca Juga: Mengenal Skrotum, Bagian Sistem Reproduksi Pria yang Bertugas Melindungi Testis
Kapan Fungsi Corpus Luteum Terhenti?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sel korpus luteum baru terbentuk setelah sel telur yang matang keluar dari folikel.
Jika terjadi pertemuan antara sel telur dan sperma, disebut dengan pembuahan, fungsi korpus luteum membantu memproduksi hormon progesteron.
Biasanya, tugas ini dilakukan corpus luteum sampai janin dirasa cukup kuat untuk bertahan atau selama kurang lebih 7-9 minggu di masa awal kehamilan.
Corpus luteum ini dijaga oleh hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotrophin). Setelah 10 minggu awal kehamilan, ukuran sel korpus luteum mengecil.
Sementara jika sel telur yang matang dan lepas dari ovum tidak dibuahi oleh sperma, korpus luteum menjadi tidak aktif setelah 10-14 hari dan terjadilah menstruasi.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ini 5 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja
Masalah yang Bisa Muncul pada Corpus Luteum
Corpus luteum tidak selalu dalam kondisi baik. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi korpus luteum, yakni:
1. Kista Corpus Luteum
Normalnya, corpus luteum seharusnya menyusut atau mengecil dengan sendirinya setelah sel telur yang matang keluar dari ovarium.
Namun, pada beberapa kasus, korpus luteum gagal mengalami penyusutan.
Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di dalam folikel sehingga terjadilah kista corpus luteum, melansir dari Mayo Clinic.
Kista corpus luteum ini termasuk jenis kista ovarium fungsional. Biasanya, adanya kista ini ditandai dengan nyeri perut berlebihan selama menstruasi.
Selain itu, gejala kista corpus luteum meliputi sebagai berikut:
- perut terasa penuh,
- perut kembung,
- nyeri panggul,
- sakit saat berhubungan intim,
- payudara nyeri,
- berat badan bertambah,
- sering buang air kecil, hingga
- perdarahan vagina yang tidak normal.
Kadang, beberapa wanita bisa mengalami kista korpus luteum yang pecah sehingga menimbulkan rasa sakit dan kemungkinan perdarahan internal.
Moms, tak perlu terlalu khawatir karena rata-rata kasus kista korpus luteum bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Lebih spesifiknya, kondisi ini biasanya bisa hilang selama beberapa minggu atau sekitar 3 kali siklus menstruasi.
Namun, untuk kasus kista korpus luteum dengan ukuran besar, ovarium atau indung telur bisa mengalami masalah sehingga berdampak pada aliran darah ke indung telur tersebut.
Jika Moms sedang hamil dan kista korpus luteum masih ditemukan, kondisi ini berisiko menimbulkan masalah.
Oleh karena itu, dokter mungkin akan memberikan penanganan yang tepat sesuai kondisi Moms.
Baca Juga: 7+ Manfaat Air Mani, Bukan Hanya untuk Reproduksi lho Moms!
2. Cacat pada Corpus Luteum
Cacat korpus luteum, atau juga disebut cacat fase luteal, adalah kondisi yang terjadi ketika kadar hormon progesteron di dalam rahim tidak cukup untuk menebalkan dinding endometrium rahim.
Penyebab cacat corpus luteum adalah sebagai berikut:
- indeks massa tubuh (IMT) terlalu tinggi atau terlalu rendah,
- sindrom ovarium polikistik (PCOS),
- endometriosis,
- fase luteal pendek,
- hiperprolaktinemia,
- stres parah,
- perimenopause, serta
- gangguan tiroid.
Selain penyebab di atas, cacat korpus luteum bisa terjadi karena alasan yang sulit diketahui.
Perlu diketahui juga bahwa cacat korpus luteum bisa menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan) dan keguguran.
Sementara gejala cacat korpus luteum yakni:
- kemandulan,
- muncul bercak darah dari vagina,
- periode menstruasi pendek, dan
- keguguran dini atau keguguran berulang.
Pengobatan untuk cacat corpus luteum umumnya dilakukan dokter dengan merangsang terjadinya ovulasi menggunakan obat-obatan, khususnya jika ovulasi tidak terlalu atau tidak terjadi sama sekali.
Pilihan obat yang diberikan dokter untuk memancing ovulasi yaitu clomiphene (Clomid, Serophene) atau gonadotropin suntik, seperti hCG.
Obat-obatan tersebut bisa digunakan sendiri atau bersama dengan prosedur, seperti bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF). Bahkan, beberapa dari obat-obatan ini akan meningkatkan peluang Moms hamil kembar dua atau tiga.
Dokter juga mungkin meresepkan suplemen progesteron untuk Moms minum setelah terjadinya ovulasi.
Moms bisa mengetahui kapan waktu ovulasi dengan rutin mencatat tanggal menstruasi setiap bulannya atau menggunakan aplikasi pencatat jadwal menstruasi.
Jenis suplemen progesteron memang ada banyak, seperti obat minum, gel vagina, atau larutan suntik. Nantinya, dokter akan membantu memberi saran terbaik sesuai dengan kondisi Moms.
Sementara jika Moms pernah mengalami keguguran dini atau berulang karena cacat korpus luteum, dokter mungkin akan memberikan resep obat progesteron tanpa obat untuk merangsang ovulasi.
Cara Menjaga Kesehatan Corpus Luteum
Tidak perlu khawatir tentang menjaga kesehatan corpus luteum Moms. Sebagaimana diketahui, corpus luteum akan terbentuk kembali setiap siklus menstruasi.
Lebih baik fokus pada hal-hal yang dapat menjaga keseimbangan hormon tubuh Moms.
Berita baiknya, banyak perilaku yang membuat gaya hidup sehat juga membantu menjaga keseimbangan hormon, seperti:
- Tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam.
- Berolahraga secara teratur, namun jangan terlalu memaksakan diri.
- Makan makanan sehat dan seimbang setiap hari, termasuk banyak protein dan lemak baik.
- Belajar cara mengelola stres agar tidak mengganggu keseimbangan hormon tubuh Moms.
Jika masih ada pertanyaan seputar corpus luteum, terlebih masalah yang mungkin muncul, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter, ya, Moms!
- https://www.britannica.com/science/corpus-luteum
- https://www.healthline.com/health/womens-health/corpus-luteum
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/320433
- https://www.medicinenet.com/is_corpus_luteum_cyst_a_good_sign/article.htm
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/multimedia/corpus-luteum-cyst/img-20007971
- https://radiopaedia.org/articles/corpus-luteal-cyst
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.