9 Dampak Obesitas Jangka Panjang terhadap Kesehatan, Waspada
Apa sajakah dampak obesitas jangka panjang?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari 39 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami obesitas.
Selain itu, lebih dari 70 persen dianggap kelebihan berat badan.
Robert Kushner, MD, profesor kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago menyebutkan tingginya angka obesitas dikarenakan peningkatan asupan kalori, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor-faktor lain.
"Obat-obatan tertentu juga memiliki efek samping terhadap kenaikan berat badan. Begitu pula dengan kebiasaan tidur yang buruk dan meningkatnya stres dalam kehidupan sehari-hari berkontribusi pada peningkatan obesitas di Amerika,” jelasnya.
Dampak Obesitas Jangka Panjang
Meski Moms dan Dads sudah enjoy dengan tubuh yang obesitas, perlu diketahui bahwa ada dampak obesitas jangka panjang terhadap kesehatan lho Moms.
apa saja dampak jangka panjang obesitas terhadap kesehatan? Yuk simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: Bolehkah Bedah Mulut Saat Hamil? Yuk, Moms Simak Informasinya di Sini!
1. Diabetes
Diabetes merupakan salah satu dampak obesitas jangka panjang. World Health Organization mencatat obesitas bertanggung jawab terhadap penyakit diabetes tipe 2 sebesar 58 persen.
Dikutip dari Hsph.harvard.edu, dalam Nurses' Health Study, yang diikuti 114.000 perempuan paruh baya selama 14 tahun, risiko terkena diabetes adalah 93 kali lebih tinggi di antara perempuan yang memiliki indeks massa tubuh/Body Mass Index (BMI) 35 atau lebih tinggi pada awal penelitian, dibandingkan dengan perempuan dengan BMI lebih rendah dari 22.
Peningkatan berat badan di usia dewasa juga meningkatkan risiko diabetes, bahkan pada perempun dengan BMI yang sehat.
Sementara itu, The Health Professionals Follow-Up Study menemukan hasil yang serupa pada pria.
Pemicunya adalah sel lemak, terutama yang disimpan di sekitar pinggang, mengeluarkan hormon dan zat lain yang memicu peradangan.
Meski peradangan merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh dan bagian dari proses penyembuhan, peradangan yang tidak tepat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Peradangan dapat membuat tubuh kurang responsif terhadap insulin dan mengubah metabolisme lemak dan karbohidrat. Akibatnya, kadar gula darah lebih tinggi sehingga menyebabkan diabetes.
2. Penyakit Jantung
Dampak obesitas jangka panjang selanjutnya adalah penyakit jantung.
Berat badan berhubungan langsung dengan berbagai faktor risiko kardiovaskular.
Ketika BMI meningkat, tekanan darah, kolesterol low-density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan gula darah ikut meningkat.
Perubahan tersebut berdampak pada meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
World Health Organization menyebutkan BMI yang terlalu tinggi bertanggung jawab atas 21 persen kasus penyakit jantung iskemik dan 23 persen stroke iskemik.
Baca Juga: Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahannya
3. Kanker
Dampak obesitas jangka panjang selanjutnya adalah kanker. National Cancer Institute menyebutkan orang dengan obesitas rentan terhadap peradangan, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA sehingga berkontribusi terhadap risiko kanker.
Data World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research yang dirilis pada 2007, menyimpulkan bahwa ada tentang hubungan antara obesitas dan kanker kerongkongan, pankreas, usus besar dan colon, payudara, endometrium, serta ginjal.
Selain itu, obesitas juga ada kemungkinan berhubunganan kanker kandung empedu.
Penelitian yang diterbitkan Oktober 2019 di International Journal of Epidemiology menemukan bahwa kelebihan berat badan sebelum usia 40 meningkatkan risiko berbagai kanker pada pria dan peremouan.
Studi tersebut melibatkan 220.000 orang dewasa. Hasilnya, terjadi peningkatan risiko kanker endometrium sebesar 70 persen, kanker sel ginjal pria 58 persen, dan kanker usus besar pria 29 persen.
4. Stroke
Selain penyakit jantung yang akan diderita, dampak obesitas jangka panjang yang bisa diterima yaitu stroke.
Penyebab stroke karena obesitas bisa terjadi akibat beberapa faktor.
Faktor pertama yaitu akibat peradangan, peradangan yang terjadi disebabkan oleh penumpukan jaringan lemak yang berlebihan sehingga menghambat aliran darah.
Faktor selanjutnya yaitu pembesaran sisi kiri jantung atau yang dikenal dengan nama hipertrofi ventrikel kiri (LVH). Hal tersebut dapat terjadi karena peningkatan tekanan darah dan ketegangan pada jantung.
Baca Juga: Obesitas pada Anak, Ini Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya
5. Tekanan Darah Tinggi
Dampak obesitas jangka panjang selanjutnya yaitu tekanan darah tinggi, dalam kondisi yang parah tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Selain itu, tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pecah pembuluh darah.
Dalam penjelasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab terjadinya hipertrofi ventrikel kiri.
Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
6. Masalah Pernafasan
Dampak obesitas jangka panjang yang harus diwaspadai selanjutnya yaitu terjadinya masalah pernafasan.
Penyebabnya masih jadi misteri, namun bisa terjadi karena lemak yang menumpuk dan mengganggu fungsi paru-paru serta memicu gejala gangguan pernafasan.
Penumpukan lemak tersebut dapat menghambat pergerakan diafragma. Bahkan fungsi otot pernafasan juga bisa menurun.
Beberapa masalah pernafasan yang bisa terjadi akibat dari risiko obesitas di antaranya yaitu:
- Dispnea
- Sleep apnea
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Emboli paru
- Pneumonia
7. Batu Empedu
Obesitas bisa memberikan dampak buruk, karena bisa memberikan risiko menderita penyakit batu empedu, terutama pada wanita.
Para ahli menemukan bahwa pasien obesitas memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dalam empedu.
Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.
Bukan hanya itu, penderita obesitas juga dapat berisiko terhadap pembesaran kantong empedu yang mempengaruhi fungsinya.
Jumlah lemak yang sangat banyak di sekitar pinggan sangat mungkin mengembangkan batu empedu.
Meskipun begitu, menurunkan berat badan dengan cepat juga bisa menyebabkan batu empedu.
Untuk penanganan lebih baik lagi, Moms tentu bisa berkonsultasi dengan dokter khusus ahli gizi.
Baca Juga: Sering Dianggap Sehat, 16 Makanan yang Bikin Gemuk Ini Bisa Mengecoh
8. Osteoarthritis
Osteoarthritis juga bisa menjadi masalah yang terjadi akibatc dampak obesitas jangka panjang. Gangguan ini dapat menimbulkan banyak rasa sakit di bagian persendian.
Risiko terhadap penyakit ini bisa meningkat akibat obesitas atau kegemukan.
Pasalnya, berat badan berlebih bisa memberikan tekanan ekstra pada sendi dan tulang rawan.
Sendi dan tulang rawan akan melemah sehingga persendian dapat mengalami osteoarthritis.
Penyebab utamanya karena lemak berlebih yang menambah beban pada tulang rawan, sehingga beban tersebut akan mendorong pelepasan senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan sendi.
9. Kesehatan Mental
Dampak obesitas jangka panjang selanjutnya adalah kesehatan mental.
Obesitas juga memengaruhi kesehatan mental. Hal tersebut dikarenakan stigma di masyarakat mengenai berat badan ideal, sehingga bisa membuat penderita obesitas merasa minder atau rendah diri.
"Ada efek antara berat badan dan stigmatisasi, kondisi tersebut memengaruhi seseorang seumur hidup. Stigma tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dan konsumsi makanan sehingga dapat menimbulkan stres, depresi, dan kecemasan,” kata Kushner.
Lalu bagaimana dengan obesitas secara genetik? Kushner menyebutkan gen menentukan kerentanan untuk kelebihan berat badan, namun lingkungan dan gaya hidup memengaruhi obesitas.
Baca Juga: Manfaat Yakult untuk Diet, Benarkah Bisa Turunkan Berat Badan?
Itulah beberapa dampak obesitas jangka panjang terhadap kesehatan.
Jadi, makan makanan sehat dalam porsi yang tepat dan hidup aktif dengan banyak bergerak. Yuk hidup sehat!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.