Digital Microscope, Teknologi Terbaru Operasi Mata yang Lebih Optimal
Moms tentu sudah familiar dengan pepatah "mata adalah jendela dunia". Karena itu, memiliki mata yang sehat membuat seseorang mampu melihat segala sesuatu yang indah di dunia ini.
Namun, beberapa orang dapat memiliki kondisi mata tertentu, menyebabkan perlunya tindakan operasi mata oleh dokter untuk bisa mengembalikan penglihatan agar lebih baik.
Mengutip American Optometric Association (AOA), gangguan penglihatan didefinisikan sebagai batasan fungsional mata atau sistem visual terhadap ketajaman visual, sensitivitas, kehilangan bidang visual, fotofobia, diplopia, distorsi visual, kesulitan persepsi visual, atau kombinasi kondisi di atas.
"Hampir sebagian besar pasien mengalami keluhan penglihatan yang kabur. Hal ini terjadi biasanya karena gangguan kacamata atau organ pada mata," jelas Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM, Kepala Bedah Refraktif JEC, dalam konferensi pers "Teknologi Semi-Robotic Surgery & Layanan Ophthalmology Trauma" pada Jumat (7/2) di Pullman Central Park, Jakarta Barat.
Karena itu, diperlukan teknologi yang tepat untuk menunjang proses operasi yang optimal bagi dokter, dengan hasil yang terbaik untuk pasien.
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mata Bayi
Teknologi Mikroskop 3D untuk Operasi Mata
Tentunya, untuk meningkatkan kualitas dari hasil operasi, diperlukan perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan bagi para dokter dalam menjalankan proses operasi.
Lalu, apa saja manfaat yang dirasakan dengan menggunakan mikroskop 3D saat dilakukannya prosedur operasi mata?
1. Lebih Nyaman untuk Dokter
Foto: medicalnewstoday.com
Menurut Dr. Setiyo, penggunaan teknologi mikroskop 3D memberikan kenyamanan bagi dokter.
Mengingat prosedur operasi yang dilakukan dengan melihat ke layar, sehingga mengurangi kelelahan dari para dokter.
"Kita biasa operasi menggunakan mikroskop, lalu berkembang ke mikroskop 3D tapi masih menggunakan lensa okuler. Kalau melakukan operasi yang agak banyak, terkadang mata para dokter agak lelah," terang Dr. Setiyo.
Ia melanjutkan, "Teknologi berkembang jadi operasi mata menggunakan mikroskop 3D, di mana operasi ini tidak menggunakan lensa okuler, tetapi bisa melihat ke layar monitor."
Baca Juga: Ketahui Prosedur Operasi Vasektomi pada Pria
2. Pasien Tidak Merasa Silau
Foto: downtowneyecareandoptical.com
Perkembangan teknologi terhadap operasi mata juga penting dilakukan untuk memberikan kenyamanan untuk pasien.
Dr. Setiyo juga menjelaskan bahwa penggunaan teknologi mikroskop 3D ini membuat pasien tidak merasa silau ketika operasi. Mengingat prosedur operasi dilakukan dengan kondisi pasien yang sadar.
Dalam Journal of Ophthalmology, operasi bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang terlalu terang, sehingga dapat merusak retina dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.
"Teknologi ini akan nyaman untuk dokter dan pasien. Saat dioperasi, pasien tetap sadar, dan perlu fokus lihat ke lampu dengan kualitas penyinaran tinggi sekitar 70-80 persen dengan menggunakan mikroskop biasa," tutur Dr. Setiyo.
Sementara, penggunaan mikroskop 3D hanya membutuhkan penyinaran 20-30 persen, sehingga pasien lebih nyaman dan tidak silau saat operasi.
Baca Juga: Ortho-K, Koreksi Mata Minus dan Silinder tanpa Bedah
3. Akurasi Lebih Baik
Foto: colibriwp.com
Selain memberikan kenyamanan pada dokter dan pasien, teknologi digital microscope ini memiliki resolusi yang tinggi, sehingga dokter mendapatkan tampilan 3 dimensi yang jelas dan lebih nyata.
"Bagi para dokter, digital microscope ini juga membuat lebih nyaman, efektif, dan efisien. Dengan tampilan 3D, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien," jelas Dr. Elvioza, SpM(K), Ketua Retina Service JEC Eye Hospitals and Clinics.
Teknologi ini pun membantu dokter mata mendapatkan presisi yang tinggi saat operasi, sehingga memberikan kualitas hasil operasi yang terbaik untuk pasien.
Itu dia Moms, keunggulan dari teknologi digital microscope dalam membantu prosedur operasi mata oleh dokter mata.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.