Mengenal Hiperopia, Rabun Dekat pada Anak
Waktu SD dulu, Moms mungkin pernah belajar bahwa rabun jauh biasanya dialami orang yang masih muda, sedangkan rabun dekat diderita oleh lansia. Ternyata, rabun dekat juga bisa terjadi pada anak-anak, lho Moms!
Rabun dekat atau hiperopia adalah ketika seseorang bisa melihat dari jauh secara jelas, namun benda yang dekat terlihat samar. Karena itu, dalam Bahasa Inggris, kondisi ini disebut farsightedness.
Rupanya, hiperopia atau rabun dekat pada anak ini merupakan hal yang normal terjadi. Bisa juga menyerang dewasa, tapi rabun dekat pada lansia disebut presbiopi.
Bedanya, hiperopia disebabkan oleh kornea atau lensa mata yang tidak normal sedangkan presbiopi karena otot sekitar lensa yang menjadi kaku karena penuaan.
Baca Juga: Masih Balita Sudah Menderita Rabun Jauh dan Mata Silinder, Ternyata Ini Penyebabnya!
Penyebab Rabun Dekat pada Anak
Foto: shutterstock
Hiperopia adalah jenis error refraktif atau kesalahan pada cara mata membiaskan cahaya yang melewati kornea dan lensa mata.
Normalnya, kornea (bagian depan mata yang bening) dan lensa (struktur kecil di mata yang bisa berubah bentuk) bekerja sama dalam menangkap gambar, serta memfokuskannya pada retina (lapisan jaringan peka cahaya yang melapisi bagian belakang dinding bola mata).
Namun, pada penderita rabun dekat pada anak atau hiperopia ini, lensa mata mereka memfokuskan gambar ke belakang retina alih-alih langsung ke retina.
Hiperopia bisa terjadi jika bola mata terlalu pendek atau kornea kurang melengkung. Menurut website kidshealth.org, dokter percaya bahwa kondisi ini berhubungan dengan gen.
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Rabun Jauh pada Anak
Efek Rabun Dekat pada Anak
Foto: rebuildyourvision.com
- Anak menyipitkan mata saat melihat dekat
- Mata lelah
- Sakit kepala
- Mata juling
Pada orang dewasa, bisa membuat menyetir atau mengoperasikan mesin jadi lebih berbahaya.
Baca Juga: Anak Sudah Harus Menggunakan Kacamata? Kenali 5 Tandanya
Mengatasi Rabun Dekat pada Anak
Foto: pexels.com
Rabun dekat pada anak tidak menimbulkan rasa sakit, tapi bisa memiliki efek negatif terhadap kualitas hidup Si Kecil jika tidak diperbaiki.
Menurut jurnal dalam Bahasa Jerman Klin Monbl Augenheilkd terbitan tahun 1996, koreksi dini hiperopia menghasilkan pengembangan ketajaman penglihatan yang lebih baik saat diukur pada usia delapan tahun atau lebih dibanding jika diperbaiki belakangan. Jadi, lebih awal diatasi, lebih baik.
Baca Juga: Ini 6 Tanda Si Kecil Menderita Rabun Jauh
Sebenarnya, hiperopia ringan pada bayi dan anak-anak tidak memerlukan penanganan karena mata bisa beradaptasi dan fokus sendiri. Namun, jika dibutuhkan pada anak dan remaja, kacamata atau lensa kontak bisa membantu memperbaiki rabun dekat.
Ternyata ini Moms, salah satu penyebab anak-anak kecil sudah memakai kacamata minus, yuk segera hindari rabun dekat pada anak sedini mungkin.
EMA
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.