03 Oktober 2024

Silent Treatment: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya

Hindari perilaku ini ketika ada konflik dengan pasangan

Moms dan Dads, pernahkah menemui seseorang yang diam saat bersitegang? Sikap ini dikenal sebagai silent treatment dan sering terjadi dalam pernikahan.

Terutama saat salah satu pasangan marah tapi enggan melukai dengan kata-kata atau tindakan.

Meski terlihat sepele, jika berlangsung terus-menerus, perilaku ini bisa berdampak buruk.

Mari kita bahas lebih lanjut tentang silent treatment, cara mengatasinya, dan efeknya pada hubungan.

Baca Juga: 5 Jenis Love Language dalam Hubungan Asmara, Ada Contohnya!

Apa itu Silent Treatment?

Silent Treatment (Freepik.com)
Foto: Silent Treatment (Freepik.com)

Silent treatment adalah perilaku di mana seseorang mengabaikan pasangannya dengan menghentikan segala bentuk komunikasi.

Hal ini sering terjadi setelah argumen yang intens, di mana satu pihak memilih diam tanpa mengomunikasikan masalahnya.

Perilaku ini tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga antara orang tua dan anak, teman, atau rekan kerja.

Menurut jurnal Violence and Victims, silent treatment dapat dianggap sebagai bentuk kekerasan emosional, di mana pelaku mungkin mengabaikan atau memanipulasi orang lain.

Istilah ini sudah ada sejak tahun 1835, digunakan sebagai alternatif hukuman fisik di penjara.

Narapidana yang dilarang berbicara dan diperlakukan sebagai "tidak terlihat" merasa tidak berharga dan berdaya, yang merusak harga diri mereka secara perlahan.

Baca Juga: Mengenal Toxic Masculinity, Ciri dan Cara Pencegahannya

Penyebab Orang Bersikap Silent Treatment

Penyebab Silent Treatment (Freepik.com)
Foto: Penyebab Silent Treatment (Freepik.com)

Dilansir dari Medical News Today, orang-orang yang melakukan silent treatment mengungkapkan beberapa alasan melakukannya, antara lain:

1. Sebagai Bentuk Penghindaran

Dalam beberapa kasus, seseorang memilih diam dalam percakapan karena mereka tidak tahu harus berkata apa atau ingin menghindari konflik.

2. Sebagai Bentuk Komunikasi

Seseorang mungkin mengambil sikap silent treatment ketika mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya tetapi ingin pasangannya tahu bahwa dia kesal.

3. Sebagai Bentuk Hukuman

Jika seseorang diam untuk menghukum atau mengontrol orang lain, ini dapat dianggap sebagai kekerasan emosional.

Silent treatment sering menjadi ciri perilaku pada orang dengan penyakit mental atau gangguan kepribadian, seperti:

  • Depresi
  • Kecemasan berlebihan
  • Borderline personality disorder
  • Gangguan kepribadian narsistik

Mereka melakukannya sebagai taktik untuk bertahan hidup, melindungi diri, atau bersikap manipulatif.

Ciri-Ciri Perilaku Orang yang Silent Treatment

Lalu, bagaimana ciri-ciri perilaku orang yang melakukan silent treatment?

Dilansir dari Psychcentral, terdapat beberapa ciri-ciri perilaku yang menunjukkan seseorang melakukan tindakan silent treatment, yaitu:

  • Menolak untuk berbicara
  • Tidak mengakui apa yang seseorang katakan
  • Mengabaikan panggilan telepon, pesan teks, dan lain-lain
  • Berpura-pura tidak mendengarkan
  • Tidak mengakui perasaan dan pendapat
  • Pergi untuk waktu yang lama, lalu muncul kembali, bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi dan semuanya selalu baik-baik saja
  • Mengabaikan kebutuhan dan permintaan seseorang untuk berkomunikasi dengan jelas
  • Perilaku yang dimaksudkan untuk membuat mereka merasa tidak terlihat atau tidak valid

Baca Juga: Mengenal Toxic People, Ciri-ciri dan Cara Menghadapinya

Cara Menghadapi Orang yang Silent Treatment

Cara Hadapi Silent Treatment (Freepik.com)
Foto: Cara Hadapi Silent Treatment (Freepik.com)

Ada beberapa cara mengatasi silent treatment, beberapa di antaranya yaitu:

1. Perjelas Situasinya

Cara mengatasi silent treatment yang pertama adalah menyadarkan bahwa seseorang sedang melakukan silent treatment.

Misalnya, katakan kepada si pelaku, "Saya merasa kamu tidak menanggapi saya".

Dengan berusaha membuat pelaku sadar akan sikapnya, dapat menjadi dasar untuk terlibat komunikasi satu sama lain secara lebih efektif.

2. Gunakan Pernyataan 'Saya'

Moms dan Dads bisa memberitahu perasaan saat ini kepada orang lain dengan menggunakan pernyataan "saya".

Misalnya, penerima perlakuan silent treatment dapat menyampaikan, "Saya merasa sakit hati dan frustasi karena kamu tidak berbicara dengan saya. Saya ingin menemukan cara untuk menyelesaikannya."

Pernyataan sejenis ini berfokus pada perasaan dan keyakinan pembicara. Hal ini dapat menjadi cara mengatasi silent treatment yang perlu dilakukan.

Baca Juga: Apa Itu Hypnoparenting dan Bolehkah Diterapkan pada Anak?


3. Akui Perasaan Orang Lain

Cara mengatasi silent treatment adalah dengan meminta pelaku untuk berbagi perasaannya, menunjukkan bahwa perasaan mereka penting dan valid.

Dengarkan dengan empati, tanpa bersikap defensif atau mencoba langsung memecahkan masalah.

Jika respon mereka menjadi mengancam, sebaiknya menjauh sampai situasi tenang.

Bila perlu, mintalah bantuan dari dokter, terapis, atau teman terpercaya.

4. Minta Maaf Atas Kata-Kata atau Tindakan

Hindari meminta maaf atau menyalahkan diri sendiri atas silent treatment, karena itu adalah respons lawan bicara.

Namun, jika tanpa sadar Moms dan Dads menyakiti perasaan mereka, mungkin permintaan maaf perlu disampaikan.

5. Bersikap Tenang dan Atur Waktu untuk Menyelesaikan Masalah

Terkadang, seseorang memberikan silent treatment kepada orang lain karena sedang merasa terlalu marah, terluka, atau kewalahan untuk berbicara.

Mereka mungkin juga merasa takut mengatakan sesuatu yang malah akan memperburuk situasi.

Dalam kasus ini, akan sangat membantu jika setiap pihak meluangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum bertemu kembali untuk membahas masalah dengan tenang.

6. Hindari Tanggapan yang Tidak Membantu

Usahakan untuk tidak memperburuk situasi atau memprovokasi orang yang diam untuk berbicara.

Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak konflik dan tidak menyelesaikan masalah.

Baca Juga: 9 Ciri Toxic Relationship, Waspada Bila Moms Mengalaminya

Dampak Silent Treatment dalam Hubungan

Dampak Silent Treatment (Freepik.com)
Foto: Dampak Silent Treatment (Freepik.com)

Berikut ini dampaknya pada hubungan pasangan.

1. Konflik Tidak Selesai dengan Cara yang Sehat dan Positif

Penelitian dalam Communication Monographs menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita menggunakan silent treatment dalam hubungan.

Namun, komunikasi yang jelas dan langsung penting untuk hubungan yang sehat.

Silent treatment justru menghalangi penyelesaian konflik secara positif dan memicu emosi negatif seperti kemarahan.

Studi dari American Psychological Association menunjukkan bahwa orang yang sering diabaikan melaporkan harga diri, rasa memiliki, dan makna hidup yang lebih rendah.

Oleh karena itu, mendiamkan orang lain berdampak negatif pada hubungan, meski tujuannya menghindari konflik.

2. Tidak Adanya Titik Terang atau Solusi dari Perselisihan

Menghindari konflik dalam hubungan hanya menunda penyelesaian, karena masalah tidak dibahas dan solusi tidak dicari.

Moms dan Dads, sikap silent treatment adalah cara komunikasi yang tidak produktif dan tidak efektif dalam sebuah hubungan.

Walau bisa menjadi bentuk perlindungan diri, tetapi di sisi lain menunjukkan kekerasan secara emosional.

Baca Juga: 8 Penyebab Utama Masalah Komunikasi dalam Pernikahan

Cara Komunikasi yang Sehat

Berikut beberapa cara komunikasi sehat yang bisa menggantikan silent treatment:

  • Komunikasi Terbuka: Sampaikan perasaan secara jujur dan baik tanpa menyalahkan pasangan.
  • Mendengarkan Aktif: Berikan perhatian penuh pada pasangan, dengarkan tanpa menyela, dan tunjukkan empati.
  • Berbicara dengan Tenang: Gunakan nada suara yang tenang untuk meredam emosi, terutama saat situasi memanas.
  • Mengambil Jeda: Jika terlalu emosi, ambil waktu untuk menenangkan diri sebelum kembali berdiskusi.
  • Gunakan 'Aku' daripada 'Kamu': Fokus pada perasaan diri sendiri dengan mengatakan "Aku merasa..." agar tidak membuat pasangan defensif.

Orang yang sering menggunakan atau mengalami silent treatment perlu segera mengambil langkah untuk mengatasinya.

Ingat, silent treatment tidak menyelesaikan masalah. Mari selesaikan konflik dengan baik!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3876290/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/silent-treatment
  • https://psychcentral.com/blog/permission-to-thrive/2020/04/how-to-respond-to-silent-treatments#Behaviors-of-the-Silent-Treatment
  • https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03637751.2013.813632
  • https://psycnet.apa.org/doiLanding?doi=10.1037%2Fa0028029

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.