25 Juni 2024

Bacaan Doa Selapanan Bayi dan Makna Tradisinya dalam Islam

Tradisi selapan biasa dilaksanakan pada hari ke-35 setelah bayi lahir
Bacaan Doa Selapanan Bayi dan Makna Tradisinya dalam Islam

Foto: Orami Photo Stock

Doa selapanan biasa dibacakan saat tradisi selapanan.

Masyarakat Jawa memiliki berbagai macam upacara selamatan, salah satunya adalah selapanan.

Kata "selapanan" berasal dari bahasa Jawa yang artinya 35 hari.

Upacara ini dilakukan untuk merayakan usia 35 hari bayi.

Tradisi selapanan mengingatkan bahwa anak telah bertambah usia, menandakan adanya perubahan baik secara fisik maupun mental.

Mendekati hari ke-35, bayi biasanya mengalami kenaikan suhu tubuh, gelisah, dan sering menangis.

Selapanan dilaksanakan tepat pada usia 35 hari bayi, mengikuti perhitungan kalender Jawa yang menghitung minggu dalam satuan tujuh hari.

Tujuh hari tersebut yakni Senin hingga Minggu dan pasaran Jawa dalam satuan lima hari (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Legi).

Perhitungan 35 hari berasal dari hasil perkalian tujuh dan lima.

Pada hari ke-35 ini, hari weton bayi juga akan kembali sama seperti pada hari kelahirannya.

Misalnya, jika bayi lahir pada Kamis Pahing, selapanannya juga jatuh pada hari Kamis Pahing.

Dalam tradisi selapan, orang tua akan membacakan doa selapanan untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan keberkahan untuk bayi.

Baca Juga: Kumpulan Doa untuk Ibu Hamil, Amalkan untuk Kesehatan Janin

Rangkaian Tradisi Selapanan

Doa Selapan
Foto: Doa Selapan (lifeinsaudiarabia.net)

Sebelum acara selapanan dimulai, biasanya sore hari para warga berkumpul untuk membuat tumpeng yang berisi makanan atau bancakan dalam bahasa Jawa.

Tumpeng ini kemudian dibagikan kepada tetangga dan anak-anak kecil di sekitar lingkungan rumah.

Tumpeng ini tidak hanya sebagai hidangan, tetapi juga mengandung makna dan harapan untuk bayi.

Diharapkan Si Kecil kelak akan menjadi individu yang berguna, bermanfaat, dan membahagiakan masyarakat sekitarnya.

Dalam bancakan, terdapat hidangan wajib seperti nasi putih dan gudangan atau urap yang terdiri dari berbagai macam sayuran yang disajikan dengan bumbu parutan kelapa.

Nasi putih dan urap ini kemudian ditempatkan dalam wadah yang disebut pincuk, yang terbuat dari daun pisang dan dibentuk menyerupai mangkuk.

Selain itu, dalam bancakan juga biasanya ditambahkan menu tambahan seperti telur rebus atau telur pindang.

Telur sering dipilih sebagai lauk pelengkap dalam selapanan karena dianggap melambangkan asal-usul kehidupan.

Selain menyiapkan hidangan untuk doa selapanan, juga disiapkan perlengkapan lain seperti kembang setaman, gunting, kemenyan, dan lain-lain untuk melaksanakan prosesi mencukur rambut bayi.

Mencukur rambut bayi adalah inti dari acara selapanan.

Tradisi ini dilakukan dengan membacakan sholawat untuk bayi, lalu bayi digendong orang tua dan berputar mengelilingi hadirin sebanyak 3 kali.

Para tamu memegang kepala bayi dan mendoakan agar bayi selalu dalam perlindungan dan keselamatan.

Setelah itu, bayi diajak untuk berputar lagi untuk prosesi mencukur rambut.

Proses mencukur dimulai oleh orang tua (ayah dan ibu), diikuti oleh kerabat dan sesepuh dari tetangga secara simbolis.

Tiap prosesi mencukur rambut bayi dalam selapanan memiliki makna mendalam agar bayi kelak dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain dan berbakti kepada orang tua.

Baca Juga: Syukuran 4 Bulanan dalam Islam, Ini Surat yang Dibaca!

Makna Tradisi Selapanan

Doa Selapan
Foto: Doa Selapan (bengkaliskab.go.id)

Upacara selapanan adalah ungkapan syukur atas berkat dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan kepada sang bayi dan ibunya.

Dalam acara ini, bayi dicukur rambutnya dan juga dipotong kukunya, sesuai dengan aturan yang terdapat dalam primbon Jawa.

Salah satu tradisi yang dipegang teguh adalah penyimpanan rambut dan kuku bayi yang dipotong bersama dengan tali pusar dan kotoran kelelawar, yang diyakini akan berguna di kemudian hari.

Menurut kepercayaan Jawa, rambut bayi yang belum dicukur masih bercampur dengan air ketuban, sehingga perlu dicukur untuk membersihkannya dari najis dan melambangkan kesucian.

Selain itu, mencukur rambut bayi juga dianggap dapat meningkatkan pertumbuhan rambutnya.

Secara tidak langsung, doa selapanan juga memiliki tujuan untuk memperkenalkan agama Islam kepada bayi, serupa dengan prosesi aqiqah.


Windri Hartika dkk. dalam makalahnya yang berjudul Makna Tradisi Selapanan pada Masyarakat Jawa di Desa Gedung Agung, menunjukkan bahwa tradisi selapanan adalah bagian penting dari warisan budaya Jawa yang harus dilestarikan.

Mereka khawatir bahwa tanpa menjaga dan melanjutkan tradisi ini, masyarakat Jawa akan kehilangan identitasnya yang berbudi luhur.

Selapanan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan pentingnya menjalin hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

Melalui selapanan, orang tua memperkenalkan bayinya kepada tetangga-tetangga mereka, sementara tetangga menerima bayi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.

Baca Juga: 10 Doa agar Pintar dalam Semua Pelajaran, Ajarkan pada Anak!

Kumpulan Bacaan Doa Selapanan

Doa Selapan
Foto: Doa Selapan (Freepik.com/rawpixel)

Ada beberapa bacaan doa selapanan yang disarankan untuk diamalkan saat melaksanakan selapanan bayi.

Doa selapanan ini sebagaimana yang dikutip dari buku Panduan Lengkap Doa untuk Muslimah karya Fathuri Ahza Mumtaza (2021).

Berikut kumpulan doa bayi selapanan untuk dipahami.

1. Doa Mencukur Rambut Bayi

Doa mencukur rambut ini dapat dibacakan dalam prosesi doa selapanan.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَللهم نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَنُوْرُالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ, اللهم سِرُّ اللهِ نُوْرُ النُّبُوَّةِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

"Bismillâhirrahmânirrahîm alhamdulillâhirabbil ‘âlamîna llâhumma nûrus samâwâti wa nûrusy syamsyi wal qamari, allâhumma sirrullâhi nûrun nubuwwati RasuluLlâhi shallaLlâhu ‘alaihi wasallam walhamduliLlâhi rabbil ‘âlamin,"

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

2. Doa Meniup Ubun-ubun Bayi

Selain itu, bacakan doa selapanan ini saat sedang meniup ubun-ubun bayi dengan bacaan berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm,"

Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk Ia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”

3. Doa Walimah Aqiqah

Acara lepanan biasanya dilakukan bersamaan dengan aqiqah anak. Berikut bacaan doa selapanan:

اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ

"Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi.

Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni,"

Artinya:

"Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari.

Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia.

Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah.

Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”

Baca Juga: 3+ Jenis Kambing untuk Aqiqah dan Syaratnya, Wajib Tahu!

Itulah informasi seputar doa selapanan serta makna tradisinya.

Tradisi budaya Jawa perlu tetap dilestarikan agar generasi sekarang terus memahami dan mempelajarinya ya, Moms.

  • https://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/10882#:~:text=Hasil%20penelitian%20ini%20menunjukan%20bahwa,dengan%20Tuhan%2C%20alam%20dan%20lingkungan.
  • https://www.nu.or.id/opini/tradisi-selapanan-di-pondok-pesantren-7I1Zv
  • https://www.gonamaqiqah.com/post/tradisi-selapan-dalam-adat-jawa

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.