Dyslipidemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Selain kadar gula tinggi, lemak dalam tubuh pun bisa meningkat ataupun di bawah normal. Inilah yang dikenal dengan dyslipidemia.
Lemak yang tak normal dalam darah ini bisa mengacu pada sejumlah penyakit serius. Serangan jantung menjadi satu kondisi yang dikhawatirkan apabila mengalami dislipidemia.
Untuk mencegahnya, mari ketahui serba-serbi dan informasi penting terkait ini, Moms.
Baca Juga: 9 Obat Alami Kolesterol serta Buah-buahan yang Mampu Menurunkan Kolesterol!
Kadar Kolesterol dan Lemak Tubuh Normal
Baik orang dewasa ataupun anak-anak, risikonya sama tinggi untuk bisa mengalami dislipidemia.
Hormone Health Network mengutarakan, dyslipidemia adalah tingkat abnormal kolesterol dan lemak lain di dalam tubuh.
Dikenal dengan istilah medis lipid, setiap orang tentu berbeda kadarnya di dalam darah. Lipid dalam kadar normal dibutuhkan tubuh untuk berbagai hal, yakni:
- Menyimpan energi
- Mengatur suhu tubuh
- Melindungi organ tubuh
- Produksi hormon
Secara umum, lipid atau lemak dikatakan normal apabila kadarnya seperti berikut:
- Kolesterol total: Di bawah 200 mg/dL
- Kolesterol HDL: Pria di atas 40 mg/dL dan Wanita - di atas 50 mg/dL
- Kolesterol LDL: Di bawah 100 mg/dL untuk normalnya dan di bawah 70 mg/dL untuk penderita diabetes atau penyakit jantung
- Trigliserida: Di bawah 150 mg/dL
Beda halnya ketika seseorang mengalami kolesterol tinggi atau dislipidemia, gejalanya yakni:
- Kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) tinggi
- Kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah
- Trigliserida tinggi
Baca Juga: 8 Aktivitas Eksperimen Sederhana untuk Anak, Dapat Menstimulasi Otak Si Kecil!
Gejala Dyslipidemia
Ketika kadar kolesterol LDL ataupun lemak tinggi, ini dapat memicu plak arteri yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Seiring waktu, plak akan mempersempit arteri, dan memicu aterosklerosis (pengerasan arteri).
Hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, penyakit arteri perifer atau stroke.
Gejala umum dari kondisi dyslipidemia ini meliputi:
- Sakit kaki, terutama saat berjalan atau berdiri
- Nyeri dada
- Sesak atau tekanan di dada
- Kesulitan bernapas
- Nyeri pada punggung ataupun lengan
- Gangguan pencernaan
- Insomnia
- Sakit kepala
Gejala-gejala ini mungkin bertambah buruk dengan aktivitas atau stres yang tidak dikelola dengan baik.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala di atas, terutama nyeri dada ya, Moms.
Baca Juga: Sering Sakit Kepala saat Haid? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Penyebab Dyslipidemia
Ada beragam faktor yang menyebabkan seseorang mengalami dyslipidemia.
Menurut dr. Oryza Gryagus Prabu, Sp. P.D, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, kondisi ini disebabkan kelebihan produksi lipid.
"Dislipidemia dapat disebabkan oleh kelebihan produksi lipid di dalam tubuh (kolesterol atau trigliserida).
Hal ini diawali dengan adanya peningkatan asam lemak pada plasma darah yang dipicu oleh konsumsi lemak yang berlebihan, faktor genetik, serta faktor lingkungan lainnya.
Dislipidemia pada penyandang obesitas atau diabetes melitus biasanya disebabkan oleh faktor resistensi insulin," kata dr. Oryza.
Nah, berikut beberapa penyebab lainnya dari dyslipidemia.
1. Obesitas
Penelitian yang dilakukan Nutrients menjelaskan bahwa obesitas menjadi faktor utama dislipidemia.
Kondisi dengan berat badan berlebih ini bisa dialami pria ataupun wanita.
Pemicu obesitas bisa dari beragam hal, mulai dari riwayat keluarga, kebiasaan makan berlebihan, serta kurang berolahraga.
Peningkatkan lemak berlebih pada tubuh ini bisa memengaruhi cara kerja jantung.
2. Diabetes
Tak hanya itu, penderita diabetes pun bisa jadi penyebab seseorang mengalami dyslipidemia.
Kadar kolesterol dan lemak yang tinggi sering ditemukan pada penderita diabetes.
Jika tak diatasi dengan cepat, dapat berisiko mengalami penyakit kardiovaskular, seperti jantung ataupun serangan stroke.
3. Hipotiroidisme
Sejumlah ahli menemukan bahwa hipotiroidisme dapat memicu peningkatkan kadar kolesterol total dan LDL.
Kondisi rendahnya hormon tiroid ini lebih sering dialami wanita dibandingkan pria.
Melansir National Health Services, gejala yang bisa terlihat yakni seperti:
- Tubuh mudah lelah
- Sensitif terhadap suhu dingin
- Berat badan berlebih
- Sembelit
- Depresi
- Kram otot
Biasanya, orang dengan hipotiroidisme harus menghindari makanan olahan dan suplemen seperti selenium dan seng.
Baca Juga: Sindrom Baby Blues: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
4. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme yang sangat umum pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Studi lain menunjukkan bahwa penderita PCOS, berisiko lebih tinggi mengalami kadar lemak yang abnormal.
Melansir Very Well Health, faktanya diperkirakan hingga 70% wanita dengan dyslipidemia mengalami peningkatkan kolesterol dan lemak.
Ini pun juga berisiko mengganggu kesehatan reproduksi pada wanita.
5. Genetik Keluarga
Sejumlah ahli pun percaya genetik keluarga menjadi penyebab dyslipidemia yang selanjutnya.
Jika ada anggota keluarga dengan kolesterol atau lemak tinggi, tinggi risikonya untuk anak bisa mengalaminya juga.
Untuk mencegah hal ini terjadi, bisa dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan rendah lemak.
6. Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi bersamaan. Gejala yang dirasakan yakni seperti:
- Peningkatan tekanan darah
- Gula darah tinggi
- Lemak tubuh meningkat
- Kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal
Sehingga, ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
7. Efek Samping Obat
Dalam Mayo Clinic menjelaskan bahwa ada sejumlah obat-obatan yang dapat memicu dyslipidemia.
Ini termasuk obat antihipertensi seperti diuretik thiazide dan penghambat beta-adrenergik nonspesifik.
Berbagai hormon steroid termasuk glukokortikoid, estrogen, androgen, dan senyawa lainnya juga memiliki efek samping yang serupa.
Baca Juga: Perut Begah dan Keras? Ini Gejala hingga Langkah Pencegahannya
Komplikasi Dislipidemia pada Tubuh
Dyslipidemia dapat memicu terbentuknya plak pada dinding arteri. Dinding arteri yaitu pembuluh yang membawa darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh.
Dalam jangka panjang, plak yang terus menumpuk dapat menyebabkan penyempitan arteri.
"Komplikasi dislipidemia adalah penyakit kardio-serebrovaskular seperti penyakit jantung koroner dan stroke.
Selain itu, dislipidemia juga menjadi faktor risiko terbentuknya batu pada kantung empedu.
Kadar trigliserida yang terlampau tinggi (lebih dari 500) juga dapat menyebabkan pankreatitis," ujar dr. Oryza.
Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit, seperti:
- Stroke
- Serangan jantung
- Penyakit jantung
- Berkurangnya aliran darah ke organ vital
Jadi bisa disimpulkan kalau dislipidemia cukup berbahaya dan tidak bisa dianggap sepele.
Ini pun bisa dialami anak-anak dan meningkatkan berbagai penyakit kardiovaskular di masa depan ya, Moms.
Baca Juga: Teratozoospermia, Mungkinkah Istri Bisa Hamil dengan Hasil Cacat Lahir?
Cara Mengobati Dislipidemia
Jangan panik, Moms! Penyakit ini bisa diatasi dengan mengadopsi pola hidup sehat, yakni meliputi:
1. Konsumsi Makanan Lemak Sehat
Selain karena faktor keturunan, dislipidemia juga bisa terjadi secara perlahan bila sering konsumsi makanan tidak sehat.
Salah satunya karena banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak.
Untuk mencegahnya, cobalah konsumsi makanan dengan lemak sehat seperti:
- Kacang-kacangan
- Ikan
- Gandum utuh
- Minyak zaitun
Kacang almond dipercaya cukup baik untuk dikonsumsi sehari-hari, lho.
2. Olahraga Rutin
Masih malas bergerak ataupun berolahga? Ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung, Moms.
Mari atasi dyslipidemia dengan rajin berolahraga, setidaknya minimal 30 menit setiap hari.
Bisa dengan memulai olahraga ringan seperti berjalan ataupun bersepeda.
3. Minum Air Putih
Berita baiknya, dislipidemia dapat dicegah dan diredakan dengan mengonsumsi cairan dengan cukup.
Perbanyak minum air putih untuk menjaga kadar kolesterol dan lemak dalam tubuh tetap stabil.
Hindari minum minuman tinggi gula dan kemasan untuk kadar gula lebih terjaga, ya.
4. Perbaikan Gaya Hidup
Tatalaksana dislipidemia dilakukan melalui intervensi gaya hidup.
Penyandang dislipidemia sebaiknya mengonsumsi makanan rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak.
Asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol harus dibatasi.
"Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan 30 menit sehari dengan intensitas sedang, yaitu 4-6 kali per minggu. Penyandang dislipidemia sebaiknya juga berhenti merokok.
Selain intervensi gaya hidup, tatalaksana dapat pula dilakukan melalui terapi obat-obatan penurun kolesterol.
Penyakit penyerta lainnya juga perlu ditangani dengan baik sehingga terjadi tatalaksana yang komprehensif pada setiap pasien," ungkap dr. Oryza.
Baca Juga: 20+ Makanan Menurunkan Kolesterol agar Tetap Sehat
Pencegahan Dyslipidemia
Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati, ya Moms.
Jika salah satu pengobatan dyslipidemia adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, tentunya cara mencegah kondisi ini juga harus dengan menerapkan pola hidup sehat.
Agar terhindar dari masalah kesehatan ini, Moms perlu menjaga berat badan sehat dengan mengikuti diet yang sehat atau jika perlu konsultasikan diet tepat dengan dokter.
Olahraga rutin secara teratur juga bisa menurunkan risiko penyakit ini. Bagi yang merokok, tentu sebaiknya berhenti merokok.
Nah, terlebih bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, sebaiknya aktif untuk memeriksakan diri ke dokter untuk pengecekan minimal 6 bulan sekali.
Tingkat Bahaya Dyslipidemia
Menurut dr. Oryza, dyslipidemia diketahui dapat menyebabkan proses aterosklerosis atau penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di dinding pembuluh darah.
Plak ini dapat menumpuk pada pembuluh darah jantung, leher, serta otak. Hal ini berbahaya karena dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Selain itu, pertumbuhan plak tersebut juga dapat terjadi pada pembuluh darah lain seperti pada ginjal dan tungkai bawah yang menyebabkan gangguan pada organ tersebut.
Jadi, kondisi ini bisa berbahaya dan jangan disepelekan, ya Moms.
Baca Juga: 5 Cara Menghitung Body Fat, Usir Lemak Membandel!
Etiologi Dyslipidemia Menurut Dokter
Etiologi dyslipidemia dibagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. Dyslipidemia primer terjadi akibat mutasi genetik tunggal maupun multipel yang umumnya terjadi pada anak-anak.
Sedangkan dyslipidemia sekunder, berasal dari rangkaian gaya hidup, penyakit, dan obat.
"Beberapa penyebab dislipidemia adalah konsumsi makanan yang tinggi lemak terutama lemak trans (trans fat), kurangnya aktivitas fisik, obesitas, diabetes melitus, serta kebiasaan merokok," kata dr. Oryza.
Lalu, ada kondisi penyakit tertentu yang juga dapat menyebabkan dislipidemia, seperti:
- Sindrom nefrotik pada peradangan ginjal
- Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid
- Gangguan pada saluran empedu
- Pengaruh obat-obatan.
Selain itu, dislipidemia juga dapat disebabkan oleh faktor genetik seperti pada kasus hiperkolesterolemia familial atau penyakit kolesterol turunan.
Setelah membaca penjelasan di atas, setujukah Moms kalau dyslipidemia dapat dicegah dengan pola hidup sehat?
Yuk, mulai lakukan pola hidup sehat untuk terhindari dari risiko serangan jantung!
- https://www.hormone.org/diseases-and-conditions/dyslipidemia
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3705344/
- https://www.nhs.uk/conditions/underactive-thyroid-hypothyroidism/symptoms/
- https://www.verywellhealth.com/link-between-polycystic-ovarian-syndrome-and-high-cholesterol-4082358
- https://mayoclinic.pure.elsevier.com/en/publications/drug-induced-dyslipidemia
- https://www.healthline.com/health/dyslipidemia#prevention
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.