Spinal Cord Injury, Cedera yang Diderita Selebgram Edelenyi Laura
Kabar duka kembali mengejutkan tanah air, selebritis Edelenyi Laura Anna meninggal dunia pada Rabu, 15 Desember 2021. Ia diketahui menderita spinal cord injury setelah sebelumnya mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah.
Dikenal juga sebagai cedera saraf tulang belakang, ini termasuk dalam penyakit yang cukup mematikan lho, Moms!.
Bagi yang belum familiar, mari ketahui gejala hingga cara pengobatan cedera saraf tulang belakang berikut, Moms.
Apa Itu Spinal Cord Injury?
Foto: Orami Photo Stock
Dikutip dari MayoClinic, spinal cord injury atau cedera tulang belakang adalah kerusakan pada bagian mana pun dari sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina).
Kondisi ini sering menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di bawah lokasi cedera.
Saat mengalami cedera ini, setiap aspek dalam kehidupan Moms akan terpengaruh. Moms mungkin merasakan efek secara fisik, mental, emosional, dan sosial.
Gejala Spinal Cord Injury
Foto: Orami Photo Stocks
Menurut National Spinal Cord Injury Association, sebanyak 450.000 orang di Amerika Serikat hidup dengan cedera tulang belakang (SCI).
Sebagian besar ini disebabkan oleh trauma pada tulang belakang yang cukup parah.
Sehingga, mempengaruhi kemampuan sumsum tulang belakang untuk mengirim dan menerima pesan dari otak ke sistem tubuh.
Gejala yang mungkin dirasakan bagi penderitanya yakni seperti:
- Gerakan tubuh menurun
- Kehilangan atau perubahan sensasi, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan
- Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
- Aktivitas refleks yang berlebihan atau kejang
- Perubahan fungsi seksual
- Terjadinya gangguan kesuburan
- Rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang
- Kesulitan bernapas atau sering batuk
Bahkan, untuk kasus yang parah, gejalanya dapat menyebabkan kelumpuhan akibat cedera tulang belakang. Adapun ini dapat disebut sebagai:
- Tetraplegia: Kelumpuhan pada lengan, tangan, batang tubuh, kaki, dan organ panggul
- Paraplegia. Kelumpuhan ini mempengaruhi seluruh atau sebagian dari batang tubuh, kaki dan organ panggul.
Nantinya, para dokter yang akan melakukan serangkaian tes untuk menentukan tingkat keparahan spinal cord injury yang mempengaruhi neurologis.
Baca Juga: 7 Manfaat Daun Karuk untuk Kesehatan, Salah Satunya Meredakan Migrain!
Penyebab Spinal Cord Injury
Foto: Orami Photo Stocks
Sejumlah faktor dapat menjadi penyebab terjadinya spinal cord injury. Berikut beberapa penyebab umum yang sering dialami:
1. Cedera atau Trauma
Cedera yang parah dapat membuat sumsum tulang belakang hilang fungsinya.
Diketahui, hal ini seperti kecelakaan mobil yang dialami oleh selebgram dengan nama lengkap Edelenyi Laura Anna.
Hal ini meliputi kejadian traumatis seperti pukulan tiba-tiba, terkilir, remuk, atau adanya tekanan yang cukup berat.
Bahkan, di luar negeri banyak ditemukan kasus karena luka tembak atau pisau yang menembus dan memotong sumsum tulang belakang.
2. Penyebaran Kanker
Tak hanya itu, spinal cord injury juga dapat terjadi akibat penyebaran jenis kanker tertentu.
Hal ini terutama untuk jenis kanker kandung kemih.
Melansir riset dalam nature.com, risiko kanker kandung kemih telah dilaporkan 16-28 kali lebih tinggi pada populasi umum.
Sejumlah studi telah mengidentifikasi bahwa penggunaan kateter secara menetap sebagai faktor risikonya.
3. Kekerasan Fisik
Selain itu, penyebab dari cedera saraf tulang belakang adalah adanya kekerasan fisik.
Baik secara sengaja ataupun tidak, adanya kekerasan yang cukup parah dapat mengakibatkan gangguan pada saraf tulang belakang.
Jika terjadi cedera pada dada atau punggung bawah, dapat memicu kelumpuhan pada badan, kaki, usus, dan kandung kemih.
Sistem pernapasan juga bisa terganggu akibat kekerasan fisik.
Baca Juga: Rambut Rontok Memicu Kebotakan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Aktivitas Olahraga
Olahraga memang baik untuk kesehatan tubuh. Namun, ada sejumlah jenis olahraga yang menimbulkan risiko terhadap spinal cord injury.
Riset dalam Neurologic Clinics membuktikan bahwa sekitar 8,7% dari semua kasus cedera tulang belakang di Amerika Serikat terkait dengan aktivitas olahraga.
Kegiatan olahraga yang memiliki risiko cedera tulang belakang katastropik tertinggi adalah:
- Sepak bola
- Es hoki
- Gulat
- Ski
- Rugby dan cheerladers
Bagi yang sedang menekuni hobi diving atau menyelam juga berhati-hati, ya. Ini memiliki risiko yang tinggi terhadap ganguan sumsum tulang belakang.
Komplikasi Spinal Cord Injury
Foto: Orami Photo Stocks
Cedera serius pada tulang belakang, mengakibatkan komplikasi bagi penderitanya. Berikut beberapa komplikasi dari spinal cord injury, seperti:
1. Kematian
Risiko kematian menjadi faktor tertinggi komplikasi pada penderita cedera sumsum tulang belakang.
Melansir World Health Organization (WHO), oang dengan cedera tulang belakang 2 sampai 5 kali lebih tinggi risiko meninggal dunia, sebelum waktunya dibandingkan orang tanpa cedera ini.
Adapun, ini menjadi salah satu dugaan faktor penyebab meninggalnya Laura Anna.
2. Lumpuh Anggota Badan
Cedera serius pada sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan di sebagian besar tubuh atau bahkan secara keseluruhan.
Ini disebut juga sebagai tetraplegia atau quadriplegia.
Cedera yang lebih rendah pada sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan yang mempengaruhi kaki dan tubuh bagian bawah (paraplegia).
3. Gangguan Kandung Kemih
Kandung kemih fungsinya adalah untuk menyimpan atau menampung urine yang diproduksi ginjal.
Akibat cedera pada tulang belakang, ini dapat membuat kandung kemih kehilangan kontrolnya.
Seseorang berisiko tidak lagi mampu untuk merasakan sensasi ingin buang air kecil seperti normal pada umumnya.
Tak hanya itu, ini juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan gagal ginjal.
Baca Juga: Efusi Pleura, Penumpukan Cairan di Antara Jaringan yang Melapisi Paru-paru dan Dada.
Cara Mengatasi Spinal Cord Injury
Foto: Orami Photo Stocks
Meski terdengar cedera yang mematikan, ada berbagai rangkaian perawatan untuk penderita spinal cord injury.
Adapun ini dikelompokkan dalam pengobatan non-operasi dan juga pembedahan.
Berikut beberapa cara dalam mengtasi cedera sumsum tulang belakang:
1. Non-Operasi
Jika seorang pasien memiliki kondisi ini, ia biasanya akan dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
Perawatan ICU standar untuk mengatasi spinal cord injury termasuk untuk:
- Mempertahankan tekanan darah yang stabil
- Memantau fungsi kardiovaskular
- Memastikan fungsi paru-paru berjalan baik
Hal ini biasanya dilakukan untuk mencegah dan mengobati infeksi dan komplikasi lainnya.
2. Pembedahan
Pembedahan biasanya menjadi cara mengatasi spinal cord injury sebagai pertolongan pertama.
Ini paling sering dilakukan untuk pasien dengan cedera parah dengan perburukan neurologis progresif.
Bahkan jika pembedahan tidak dapat membalikkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, ini untuk menstabilkan tulang dan mencegah rasa sakit di kemudian hari.
Dokter bedah akan memutuskan prosedur mana yang akan memberikan manfaat terbesar bagi pasien.
Baca Juga: Wajib Tahu Soal Kanker Kulit, Kenali Gejala hingga Penyebabnya
Moms, itulah informasi penting mengenai cedera sumsum tulang belakang ataupun spinal cord injury. Semoga kita terhindarkan dari kondisi ini ya, Moms.
- https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Spinal-Cord-Injury
- https://www.nature.com/articles/sc2009118#:~:text=Spinal%20cord%20injury%20is%20a,cord%20injury%20(SCI)%20population.
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0733861907001429?via%3Dihub
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/spinal-cord-injury
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-cord-injury/symptoms-causes/syc-20377890
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.