Mengenal Fibroadenoma, Benjolan Payudara yang Tidak Nyeri
Fibroadenoma adalah benjolan di payudara yang umumnya bukan kanker. Kondisi ini cukup sering dijumpai pada wanita sejak usia 20 tahun.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika kondisi ini bisa dialami oleh usia lainnya, seperti usia 15 hingga 35 tahun atau perempuan di segala usia yang sudah mengalami menstruasi.
Kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit, Moms. Biasanya benjolannya berbentuk bulat seperti kacang atau bisa juga berbentuk datar seperti uang koin.
Nah, fibroadenoma bisa saja terasa tidak nyaman, tapi bukan berarti semua benjolan mengarah pada keganasan atau kanker, lho Moms.
Jadi, yuk mari kenali apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasi benjolan ini pada wanita.
Baca Juga: 10 Tempat Deteksi Kanker Payudara di Jabodetabek, Catat ya!
Apa Itu Fibroadenoma?
FAM atau fibroadenoma adalah salah satu jenis tumor jinak paling umum yang terdapat pada payudara. Seringnya, ditemukan pada wanita yang berusia di bawah 30 tahun.
Kondisi ini juga dijelaskan langsung oleh dr. Rachmawati, Sp. B, Subsp. Onk. (K), Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.
"Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang terbentuk di payudara. Sebanyak 20 persen kasus fibroadenoma mammae terjadi secara multiple.
Baik di salah satu payudara maupun kedua payudara. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia 15-35 tahun," jelas dr. Rachmawati kepada Orami.
Selain itu, menurut American Society of Breast Surgeons Foundation, sekitar 10% wanita di Amerika Serikat memiliki diagnosis fibroadenoma.
Diketahui, sejumlah ras tertentu dapat meningkatkan risiko terkena benjolan pada payudara ini.
Kondisi ini terbilang tidak terlalu mengkhawatirkan sehingga gejala yang dirasakan hilang timbul dalam beberapa waktu.
Bahkan, untuk sebagian orang bisa hilang sendiri apabila benjolannya masih berukuran kecil.
Meskipun begitu, biasanya dokter merekomendasikan untuk mengangkat tumor jinak bagi mereka dengan gejala yang mengganggu.
Apa Itu Tumor Mammae Sinistra?
Nah, mungkin Moms sering bertanya-tanya tentang perbedaan fibroadenoma dengan fibroadenoma mammae, bukan?
Menurut dr. Rachmawati, fibroadenoma mammae adalah tumor jinak payudara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Tumor mammae sinistra ini adalah tumor payudara kiri. Sementara tumor payudara kanan disebut dengan tumor mamma dekstra.
Nah, jika ingin mengetahui tingkat keganasan tumor, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Payudara Bengkak ketika Menyapih
Gejala Fibroadenoma (FAM)
Sebenarnya gejala dari fibroadenoma bisa bervariasi pada setiap orang.
Umumnya, mereka merasakan sejumlah tanda atau gejala, seperti:
- Benjolan tidak terasa sakit
- Berbentuk bundar dan bisa diraba
- Mudah digerakkan ketika disentuh
- Benjolan yang bisa terasa kenyal atau agak keras
Gejala dari FAM ini bisa timbul sewaktu-waktu atau saat menstruasi terjadi. Sejumlah perempuan ada juga yang tidak merasakan gejala sama sekali.
Biasanya, mereka baru menyadari ketika melakukan pemeriksaan payudara mandiri atau SEDARI.
Lalu, hal ini bisa berkembang di salah satu payudara atau bahkan keduanya ya, Moms.
Baca Juga: ASI Bertahan Berapa Jam Setelah Dipompa? Cari Tahu Yuk!
Penyebab Fibroadenoma
Hingga saat ini, tak diketahui secara pasti penyebab fibroadenoma.
"Penyebab pasti munculnya tumor jinak di payudara tidak diketahui, tetapi kondisi ini berkaitan erat dengan hormon, terutama saat usia reproduktif," kata dr. Rachmawati.
Sejumlah ahli mengira ini dipicu dari hormon estrogen yang memicu pertumbuhan dan perkembangan tumor.
Mengonsumsi pil kontrasepsi sebelum usia 20 tahun pun, telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena fibroadenoma (FAM).
Di luar itu, ada beberapa faktor pemicu timbulnya fibroadenoma, yakni meliputi:
- Konsumsi kafein terlalu banyak
- Hidup tidak sehat
- Konsumsi makanan berlemak tinggi
Benjolan jinak ini dapat tumbuh dengan ukuran membesar, terutama selama kehamilan. Ketika menopause, ini seringnya akan menyusut.
"Benjolan biasanya membesar ketika hamil dan ketika seseorang menjalankan terapi hormon estrogen.
Sementara ketika seseorang memasuki masa menopause, benjolan akan beregresi atau mengecil," jelas dr. Rachmawati.
Untuk beberapa kasus, bahkan bisa sembuh dengan sendirinya.
Menyusui dan perubahan hormon saat kehamilan pun bisa membuat benjolan ini hilang dengan tiba-tiba.
Baca Juga: 7 Inspirasi Padu Padan Lace Bra, Ini Rekomendasi Produknya!
Jenis Benjolan Fibroadenoma
Breast Cancer Now menjelaskan, ada beberapa jenis dari fibroadenoma yang kerap ditemui.
Benjolan pada payudara ini meliputi:
- FAM simpel atau remaja
Kebanyakan fibroadenoma simpel berukuran sekitar 1-3 cm dan sering terjadi pada wanita usia 10-20 tahunan.
Ini adalah jenis benjolan payudara yang paling umum dan sebagian besar menyusut seiring waktu.
- FAM kompleks
Ini adalah pertumbuhan sel yang berlebihan (hiperplasia) yang dapat tumbuh dengan cepat.
Biasanya, dibutuhkan pengambilan jaringan atau biopsi untuk menentukan benjolan ini bersifat kanker atau non kanker.
- FAM besar
Ini bisa tumbuh lebih besar dari 2 inci (5 cm).
Ini mungkin perlu diangkat karena dapat menekan atau mengganggu jaringan payudara lainnya.
- Tumor filodes
Umumnya, ini bersifat jinak.
Namun, beberapa tumor filodes bisa menjadi kanker (ganas).
Dokter biasanya menyarankan agar ini diangkat melalui tindakan operasi.
Baca Juga: 13+ Pantangan Makanan untuk Ibu Menyusui, Catat Moms!
Cara Pemeriksaan Fibroadenoma
Jika menemukan benjolan di payudara, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mereka kemungkinan akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Serangkaian tes yang biasa diperlukan yakni, termasuk:
- Mammografi (rontgen payudara)
- Pemindaian dengan ultrasound
- Biopsi (pengambilan sampel jaringan payudara untuk diteliti oleh ahli patologi)
- Aspirasi jarum halus (FNA) (pengambilan sampel sel dengan jarum suntik untuk diteliti)
Fibroadenoma sering mudah diidentifikasi pada wanita dengan usia lebih muda.
Umumnya, untuk usia 20 tahun awal, diperlukan pemeriksaan payudara dengan USG saja.
Namun, jika ada ketidakpastian tentang diagnosis, biopsi atau pengambilan sampel dengan jarum (FNA) akan dilakukan.
Beda halnya dengan mereka yang berusia 40 tahun, dibutuhkan pemeriksaan mamografi untuk gambaran lebih jelas.
Ini dia penjelasan diagnosis fibroadenoma.
1. USG
USG payudara berfungsi untuk melihat gambar di dalam payudara, kemudian lokasi benjolan atau ada tidaknya benjolan bisa terlihat dari hasil USG.
Mengutip dari Mayo Clinic, diagnosis dengan cara USG bisa dilakukan bagi pasien yang berusia 30 tahun atau yang lebih muda.
Tes ini mampu memperlihatkan perbedaan antara benjolan payudara yang padat dan kista yang berisi cairan guna membantu dokter untuk diagnosis.
2. Mamografi
Mamografi mirip dengan USG tapi cara diagnosis ini menggunakan sinar X untuk memberikan gambaran jaringan di dalam payudara.
Mamogram bisa mendeteksi batas fibroadenoma dan membedakannya dari jaringan lain.
Namun, mamografi bukan termasuk pemeriksaan yang baik untuk orang dewasa muda yang masih memiliki jaringan payudara yang padat.
Sebab, jaringan padat sulit untuk melihat perbedaan antara jaringan payudara atau fibroadenoma.
Baca Juga: 20 Rekomendasi Susu Tinggi Protein untuk Anak dan Dewasa
Pengobatan Fibroadenoma (FAM)
Penanganan yang dilakukan untuk FAM ini memang akan bervariasi. Biasanya dilihat dari gejala dan usia perempuan tersebut.
Sejumlah cara untuk mengatasi fibroadenoma, yaitu:
1. Tindakan Operasi
Operasi atau disebut juga biopsi, perlu dilakukan apabila benjolan pada payudara cukup mencurigakan.
Melansir American Cancer Society, upaya ini sering diberlakukan untuk jenis FAM kompleks.
Biasanya, gejala yang dirasakan berupa nyeri dan ukuran yang membesar.
Tindakan operasi ini membutuhkan anestesi total dengan pengerjaan yang cukup singkat, yakni sekitar 1 jam.
Benjolan yang diambil nanti akan diteliti untuk menentukan apakah ada indikasi kanker ataupun non-kanker.
2. Gaya Hidup Sehat
Tak cukup hanya pengangkatan benjolan, perubahan gaya hidup pun perlu diterapkan.
Gaya hidup sehat perlu dijalankan untuk mencegah fibroadenema timbul kembali.
Melakukan olahraga dengan setidaknya 30 menit sehari cukup membantu, lho.
3. Konsumsi Makanan Antioksidan
Mari mulai sekarang tingkatkan makanan kaya antioksidan untuk mencegah FAM atau benjolan payudara.
Jika dilihat dari jenis jaringan yang tumbuh, ini termasuk ke dalam tumor jinak dan tidak bersifat kanker.
Namun, tak ada salahnya untuk mencegah risiko yang tak diinginkan, bukan?
Antioksidan dipercaya dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh, Moms.
Baca Juga: 17 Cara Membesarkan Payudara, Tampilannya Naik dan Kencang!
4. Obat Antinyeri
Sejumlah orang merasakan gejala tidak nyaman karena adanya fibroadenoma.
Ini dapat menimbulkan beberapa gejala umum seperti demam, maupun tubuh terasa mudah lelah atau lemas.
Obat antinyeri bisa dikonsumsi untuk meredakan gejala tersebut.
Masa menstruasi menjadi salah satu pemicu benjolan terasa nyeri dan cukup mengganggu.
5. Cryoablation
Melansir Mayo Clinic, tindakan ini juga digunakan untuk mengatasi fibroadenoma.
Ini adalah memasukkan perangkat tipis seperti selang (cryoprobe) melalui kulit ke benjolan pada payudara.
Gas pada tindakan diperlukan untuk membekukan dan menghancurkan jaringan. Biasanya, ini juga kerap dipakai untuk pengobatan sel kanker.
Nantinya, ini akan mencegah penyebaran sel ke organ lainnya.
6. Lumpektomi
Jika terdapat kelainan dalam fibroadenoma, biasanya dokter menyarankan untuk operasi pengangkatan.
Operasi lumpektomi disebut juga biopsi eksisi. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi lokal atau umum tergantung dari fitur fibroadenoma dan lokasinya di payudara.
Namun, jika ukuran benjolan kurang dari 2 sentimeter, dokter tidak akan melakukan operasi.
7. Vacuum-Assisted Excision Biopsy (VAB)
Vacuum-assisted excision biopsy atau biopsi eksisi bantuan vakum adalah prosedur non-bedah untuk menghilangkan benjolan di payudara.
Prosedur ini menggunakan anestesi lokal, kemudian membuat sayatan di bagian benjolan. Kemudia vakum dimasukkan untuk menyedot fibroadenoma.
Setelah prosedur ini selesai, kemungkinan efek samping berupa nyeri di sekitar sayatan hingga memar di daerah payudara.
Baca Juga: Penyebab Nyeri Dada, Tak Melulu Akibat Sakit Jantung!
Apakah Harus Segera Diobati?
Menurut dr. Rachmawati, tidak semua tumor jinak payudara harus dioperasi.
Apabila ukuran tumor masih di bawah 2 sentimeter dan dalam 3 atau 6 bulan pertumbuhan ukurannya tidak lebih dari 20 persen, dapat dilakukan observasi terlebih dahulu selama 3 hingga 6 bulan ke depan.
Namun, jika tumor tumbuh secara cepat, sebaiknya segera dilakukan operasi untuk menyingkirkan keganasan.
Terlepas fibroadenema termasuk dalam tumor jinak dan tidak mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya, Moms.
Semakin cepat dan diketahui lebih dini, pemulihannya juga akan semakin baik.
Terutama, bagi wanita yang berusia masih 20 tahunan awal akan lebih mudah untuk dideteksi.
Baca Juga: 23 Cara Mencegah Kanker Payudara, Moms Wajib Tahu!
Demikian serba-serbi tentang fibroadenoma yang terjadi pada wanita.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk tindakan pencegahan, ya!
- https://breast360.org/en/topics/2015/10/23/fibroadenoma/
- https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/non-cancerous-breast-conditions/fibroadenomas-of-the-breast.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fibroadenoma/diagnosis-treatment/drc-20352756
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/323951#treatment
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.