Diet Makanan Hambar untuk Penderita Gangguan Gastrointestinal
Apakah Moms menderita gangguan pencernaan atau muntah berlebihan saat hamil? Jika iya, Moms mungkin perlu menerapkan diet makanan hambar.
Diet makanan hambar (bland diet) terdiri dari makanan yang bertekstur lembut, rendah serat dan lemak, tinggi pH, dimasak, serta tidak terlalu berbumbu dan tidak pedas.
Karakteristik ini membuat diet makanan hambar mudah dicerna tubuh serta tidak mengiritasi jaringan di mulut, tenggorokan, lambung, dan usus. Peningkatan produksi asam lambung dan reflux pun bisa dicegah.
Dalam Bahasa Inggris, “bland” bisa berarti lunak (menenangkan sistem pencernaan yang bermasalah) maupun hambar rasanya. Tapi sebenarnya bland diet tidak selalu hambar, tergantung bagaimana mengolahnya.
Perlu Moms ketahui bahwa diet makanan hambar bukanlah diet untuk menurunkan berat badan, melainkan untuk orang-orang yang mengalami masalah pencernaan. Misalnya:
- Keracunan makanan akibat bakteri
- Gastroenteritis
- Diare
- Sakit perut
- Mual dan muntah, termasuk saat hamil (hyperemesis gravidarum atau morning sickness)
- Setelah operasi lambung dan usus
- Penyakit gastrointestinal
- Maag
- Heartburn
- Perut bergas
Diet makanan hambar memungkinkan saluran pencernaan untuk sembuh dulu sebelum Moms mengonsumsi makanan yang lebih sulit dicerna. Makanan ini juga memberikan kenyamanan sekaligus gizi ketika sedang tidak nafsu makan.
Baca Juga: GERD, Gangguan Pencernaan yang Mirip Serangan Jantung
Jenis Makanan yang Dianjurkan
Foto: eatthismuch.com
- Olahan susu, seperti susu rendah lemak, yoghurt, keju dengan rasa lembut (misalnya cottage cheese)
- Sayuran yang dikukus, direbus, atau dipanggang, seperti bit, wortel, kentang, ubi, bayam, labu kuning, buncis, kacang polong
- Buah berserat rendah dan tergolong tidak berbiji, misalnya pisang dan melon. Avokad juga, meski seratnya cukup tinggi
- Olahan padi-padian, seperti roti putih, pasta putih, nasi putih, oatmeal instan, cereal rendah gula, cracker tawar
- Makanan hewani yang rendah lemak, sedikit dibumbui, dan diberi sedikit saja lemak. Misalnya daging ayam tanpa kulit, daging domba atau kambing, daging babi, ikan, udang, lobster, kepiting, telur, tahu sutra
- Makanan manis yang dikonsumsi tidak terlalu banyak, misalnya gelatin, selai termasuk selai kacang, madu, sirup, sponge cake, vla vanili, puding, es krim, plain cookies, tapioka, marshmallow
- Lemak, seperti margarin, mentega, mayones, minyak zaitun dan canola
- Bumbu dan rempah, contohnya garam, kayu manis, paprika, basil, peterseli
- Minuman tanpa kafein, misalnya teh herbal dan soda tanpa kafein, sport drink
Baca Juga: Yuk Kenali Berbagai Macam Jenis Diet Kekinian
Jenis Makanan yang Perlu Dihindari
Foto: myfoodandfamily.com
- Olahan susu tinggi lemak dan keju dengan rasa kuat, misalnya susu full cream, whipped cream, blue cheese
- Sayuran yang menghasilkan gas, misalnya brokoli, kol, kembang kol, bombai, bawang putih, cabai
- Buah (dan sayur) yang bersifat asam, misalnya tomat dan olahannya, macam-macam berry, anggur, macam-macam jeruk, buah kering, asinan, acar
- Produk padi-padian berbulir utuh dan tinggi serat, misalnya roti gandum, nasi merah
- Sumber protein hewani berlemak, misalnya daging sapi, daging ayam berkulit, ikan goreng, sosis, telur goreng
- Bumbu seperti saus sambal, pala, dan bumbu kuat lainnya
- Camilan, misalnya popcorn, granola, kacang-kacangan
- Makanan manis tinggi lemak, misalnya cheesecake dan cokelat
- Minuman beralkohol dan ber-kafein seperti kopi, teh, soda, cokelat
Tingkat toleransi orang berbeda-beda terhadap makanan-makanan di atas. Jadi, makanan yang perlu dikonsumsi dan dihindari mungkin tak semuanya sama bagi Moms.
Selain itu, diet ini bukan untuk jangka panjang. Setelah masalah Moms teratasi, kembalilah ke pola makan seperti biasa untuk mendapatkan asupan gizi sehat dan seimbang.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.