16 Efek Samping KB Suntik pada Wanita, Waspada Moms!
Sebagian besar Moms pasti sudah familiar dengan KB suntik sebagai salah satu metode pencegah kehamilan. Namun, sudah tahukah Moms tentang efek samping KB suntik?
Suntik KB atau kontrasepsi hormonal merupakan metode yang banyak digunakan di Indonesia.
Banyak yang memilih metode KB suntik karena dianggap lebih praktis dan memiliki efektivitas tinggi.
Meski demikian, ada beberapa efek samping KB suntik yang penting untuk diketahui, lho.
Apa saja efek samping KB suntik yang mungkin terjadi? Yuk, kenali bersama di bawah ini!
Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!
Mengenal KB Suntik
KB suntik mengandung hormon progestin (progesteron sintetis) yang menyerupai hormon aslinya di dalam tubuh wanita, yaitu progesteron.
Biasanya KB jenis ini akan disuntikan pada bagian tertentu di tubuh seperti paha, pundak, bagian bawah perut, atau lengan atas.
Kontrasepsi hormonal yang disuntikan ke dalam tubuh mencegah ovarium wanita agar tidak melepas sel telur yang bisa dibuahi.
KB suntik dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan, walaupun ada pula jenis KB suntik yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali.
Jika dilakukan dengan benar dan sesuai jadwal, metode kontrasepsi KB suntik memiliki efektivitas yang tinggi mencapai lebih dari 99%.
Suntik kontrasepsi sebenarnya aman dan nyaman. Namun, ada beberapa kekurangan dan efek samping KB suntik, Moms.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? Ini Kata Dokter!
Efek Samping KB Suntik
Saat ini metode kontrasepsi telah dibuat seaman dan senyaman mungkin.
Namun, KB suntik juga tidak lepas dari efek samping, apalagi ini adalah alat kontrasepsi yang berjenis hormonal.
Ada pun efek samping KB suntik 1-3 bulan yang mungkin bisa Moms rasakan, yaitu:
1. Perubahan Siklus Menstruasi
Efek samping KB suntik 3 bulan yang pertama adalah adanya perubahan siklus menstruasi.
Kebanyakan orang yang melakukan KB suntik akan mengalami perubahan, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek.
Pada tahun pertama penggunaan KB suntik, masalah yang kerap terjadi adalah:
- Haid berkepanjangan
- Adanya flek (spotting) di antara periode haid
Bahkan, untuk sebagian wanita, tidak mengalami haid sama sekali dianggap umum setelah menggunakan KB suntik.
Namun, efek samping ini dianggap tidak berbahaya dan tidak menjadi alasan untuk khawatir.
Hal ini lantaran KB suntik hormonal bekerja dengan menekan penebalan dinding rahim sehingga tidak ada “darah” yang harus diluruhkan.
2. Penambahan Berat Badan
Salah satu efek samping KB suntik yang mungkin dirasakan adalah kenaikan berat badan, berkisar antara 1-2 kilogram per tahun.
Namun, dalam sebuah studi Combination contraceptives: effects on weight, tidak adanya bukti yang masuk akal tentang efek samping KB suntik dengan bertambahnya berat badan.
Jika Moms mengalami kenaikan berat badan setelah memulai kontrasepsi hormonal, ada kemungkinan ini disebabkan oleh faktor lain.
Tidak perlu khawatir, karena kenaikan berat badan yang Moms alami mungkin tidak akan drastis.
Oleh karena itu, imbangi dengan rutin berolahraga dan atur pola makan Moms selama menggunakan KB suntik, ya!
Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!
3. Perubahan Mood
Kinerja KB suntik pada hormon dapat memicu terjadinya mood swings atau perubahan suasana hati yang cepat berubah.
Sebagai contoh, Moms mungkin menjadi lebih mudah marah atau kesal dibandingkan biasanya.
Menurut Hello Clue, studi mengenai efek samping KB suntik terkait perubahan mood selama 3 bulan belum menunjukkan hasil yang konsisten.
Ketidakkonsistenan ini kemungkinan karena penelitian dirancang dan dilakukan secara berbeda-beda untuk mengukur hasil mood seseorang.
Beda halnya dengan KB IUD yang tidak mempengaruhi hormon dalam tubuh wanita.
4. Menurunnya Kepadatan Tulang
Terdapat efek samping KB suntik dalam penggunaan jangka waktu yang panjang.
Diketahui, penggunaan jenis KB tersebut dapat menimbulkan efek samping berupa penurunan kepadatan tulang.
Menurunnya kepadatan tulang menjadi salah satu alasan sebagian wanita tidak ingin menggunakan suntik kontrasepsi.
Penurunan kepadatan tulang ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.
Namun, risiko tersebut dapat diperkecil dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium secara rutin.
Baca Juga: Persiapan Program Hamil Anak Laki-laki Menurut Dokter dan Kalender Cina, Cari Tahu, Yuk!
5. Gairah Seks Menurun
Salah satu efek samping KB suntik yang sering dilaporkan dalam 1-3 bulan pertama penggunaan adalah penurunan gairah seksual.
Hormon sintetis dalam KB suntik dapat mempengaruhi kadar hormon testosteron pada wanita, yang berperan dalam mengatur gairah seksual.
Wanita secara alami juga memiliki hormon ini, namun tidak sebanyak yang dimiliki oleh laki-laki.
Diperkirakan antara 5-10% dari wanita yang melakukan kontrasepsi akan mengalami penurunan gairah seks.
6. Mual
Wanita yang menggunakan KB suntik mungkin akan lebih sering merasa mual.
Rasa mual ini merupakan salah satu efek samping KB suntik 3 bulan yang dirasakan.
Kemungkinan besar rasa mual ini muncul akibat hormon estrogen yang dapat mengiritasi lambung.
Jika Moms mengalami mual sebagai efek samping KB suntik, cobalah tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisir ketidaknyamanan ini.
Misalnya dengan mengonsumsi makanan ringan seperti roti dan biskuit.
Hindari makanan yang memiliki rasa kuat seperti makanan yang sangat manis, berminyak, serta makanan yang digoreng.
Minumlah minuman dingin dan kurangi aktivitas setelah makan, ya.
Baca Juga: Keluarga Berencana (KB): Tujuan, Manfaat, dan Metodenya
7. Masalah pada Kulit
Dalam tiga bulan pertama penggunaan KB suntik, beberapa wanita melaporkan masalah kulit, terutama munculnya jerawat.
Jerawat dipicu oleh produksi sebum yang berlebihan. Sebum adalah minyak yang dibuat oleh kelenjar di kulit.
Bersamaan dengan sel kulit mati, sebum dapat menyumbat pori-pori dan mendorong pertumbuhan bakteri yang berkontribusi pada jerawat.
Hormon progesteron dapat membuat sekresi pada kelenjar minyak dan lemak berlebihan di wajah.
Akibat penyumbatan pori-pori disertai inflamasi bakteri inilah yang menyebabkan timbulnya jerawat di kulit.
8. Nyeri pada Payudara
KB suntik mengandung hormon mirip estrogen, sama seperti yang ditemukan di dalam tubuh.
Efek samping KB karena hormon tersebut yakni timbul rasa nyeri pada payudara.
Dengan banyaknya hormon progestin yang masuk, tubuh memerlukan waktu untuk menyeimbangkan hormon tersebut.
Stabilnya hormon ini membutuhkan waktu berbeda-beda pada tiap wanita, namun umumnya waktu yang diperlukan sebanyak 1-2 bulan.
Selama masa ini, Moms akan mengalami masalah-masalah menstruasi, termasuk rasa nyeri pada payudara.
Baca Juga: 9 Tanda IUD Bermasalah dan Cara Mengatasinya, Penting!
9. Tidak Mencegah Penularan Penyakit Kelamin
Meskipun KB suntik efektif dalam mencegah kehamilan, metode ini tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
Jadi, bagi Moms yang ingin terlindungi dari infeksi semacam itu, disarankan untuk menggunakan kondom dengan cara yang tepat.
Selain melindungi dari penyakit, penggunaan kondom yang benar juga dapat mencegah kehamilan.
10. Perdarahan dari Vagina
Salah satu efek samping KB suntik selama sebulan adalah kemungkinan perdarahan vagina di luar siklus menstruasi normal.
Ini bukanlah perdarahan menstruasi biasa, dan penggunaan KB ini bisa mengacaukan konsistensi siklus menstruasi Moms.
Jadi, jika sebelumnya Moms memiliki siklus yang teratur, setelah menggunakan KB suntik, siklus menstruasi mungkin menjadi tidak konsisten.
Baca Juga: Ini Kata Dokter Kenapa Hidung Mampet tapi Tidak Keluar Ingus
11. Sakit Kepala
Bagi Moms yang baru memulai penggunaan KB suntik, mungkin akan merasakan sakit kepala sebagai salah satu efek sampingnya.
Rasa sakit di area kepala itu memang salah satu efek samping KB suntik yang mungkin Moms rasakan.
Moms bisa mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri atau sakit kepala. Namun, akan lebih baik jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Hindari juga melakukan suntik KB saat haid karena dapat mempengaruhi cara kerja tubuh untuk memasuki fase haid.
Bahaya suntik KB saat haid pada wanita adalah terjadi gangguan menstruasi dan rasa tidak nyaman pada perut.
12. Berisiko Kanker Payudara
Studi berjudul Once-a-month injectable contraceptives: efficacy and reasons for discontinuation menunjukkan bahwa:
Suntikan kontrasepsi yang menggabungkan hormon progestin dan estrogen dan diberikan setiap bulan, populer di beberapa negara Amerika Latin.
Namun, riset lain menunjukkan kombinasi ini meningkatkan risiko kanker payudara.
13. Produksi Sebum Kulit Meningkat
Efek samping lain dari KB suntik adalah peningkatan produksi sebum atau minyak alami kulit, yang bisa membuat kulit menjadi berminyak.
Namun, fakta menarik dikutip dari Web MD, sebagian orang justru menjadikan KB suntik sebagai salah satu cara untuk menyembuhkan jerawat.
Dalam tubuh manusia terdapat hormon androgen yang dapat merangsang kulit untuk memproduksi sebum.
Tingkat androgen yang lebih tinggi dapat menyebabkan kelebihan sebum.
Alat kontrasepsi dipercaya dapat menurunkan jumlah androgen dalam tubuh sehingga kulit akan menghasilkan sebum yang lebih sedikit.
Baca Juga: Amandel pada Anak Haruskah Dioperasi? Ini Kata Dokter!
14. Vagina Kering
Berdasarkan informasi dari Kemenkes, salah satu efek samping KB suntik adalah kekeringan pada vagina.
Ini disebabkan oleh penyuntikan hormon progesteron yang mempengaruhi konsistensi lendir vagina.
Selain itu, perubahan metabolisme dalam tubuh dapat mengurangi kadar air, terutama bagi mereka dengan penumpukan lemak.
Hal ini dapat mengakibatkan kekeringan vagina dan ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
15. Berisiko Depresi
Penyuntikkan hormon progesteron bisa berakibat pada perubahan aktivitas tubuh wanita.
Hal ini kemudian akan menyebabkan perasaan lesu dan menurunkan semangat dalam melakukan aktivitas.
Selain itu, bisa juga timbul gejala lain seperti pusing hingga cepat lelah sehingga mengakibatkan depresi.
16. Menyebabkan Keputihan
Efek samping KB suntik dapat menyebabkan perubahan hormon pada wanita.
Hal ini diakibatkan karena kandungan hormonal yang ada di dalam kontrasepsi tersebut.
Keputihan bisa ditandai dengan keluarnya cairan seperti:
- Lendir (baik encer maupun kental)
- Tidak berbau
- Tidak menimbulkan rasa panas
- Tidak gatal
- Tidak menimbulkan keluhan lainnya.
Selama tidak mengalami keluhan, maka hal ini dianggap normal dan tidak mengkhawatirkan, Moms.
Baca Juga: 9 Penyebab Varises pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya!
Perbedaan KB Suntik 1 Bulan vs 3 Bulan
KB suntik umumnya dilakukan selama 3 bulan sekali. Namun, ternyata ada juga KB suntik yang diberikan selama 1 bulan sekali.
Cara kerja KB suntik 3 bulan dengan KB suntik 1 bulan sebenarnya tidak berbeda.
Perbedaan yang paling jelas terletak pada jangka waktu penggunaan KB suntik ini.
KB suntik 1 bulan merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung campuran hormon estrogen dan progestin.
Keunggulan dari penggunaan KB suntik 1 bulan ini terletak pada sifatnya yang sementara.
Artinya, ketika sudah berhenti menggunakannya, maka masa subur Moms akan berangsur kembali seperti semula.
Ada beberapa kelompok wanita yang dianjurkan untuk menggunakan KB suntik 1 bulan.
Wanita tersebut, misalnya yang mengalami masalah hati (liver), tekanan darah tinggi (hipertensi), penggumpalan darah, dan memiliki riwayat penyakit jantung.
Baca Juga: Sering BAB tapi Sedikit? Ini Kata Dokter Spesialis!
Itu dia efek samping KB suntik jika Moms berencana untuk memilih jenis kontrasepsi tersebut.
Semoga bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam memilih jenis KB yang tepat, ya!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12804496/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8013221/
- https://www.webmd.com/sex/birth-control/birth-control-depo-provera
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-12156-7120/depo-provera-intramuscular/medroxyprogesterone-acetate-contraceptive-intramuscular/details
- https://helloclue.com/clue-birth-control-digital-contraceptive-app#:~:text=Clue%20Birth%20Control%20is%20a%20software%20application%20for%20contraception%20for,contraceptive%20method%20is%20100%25%20effective.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.