5 Mitos Seputar Keguguran
Jika ditanya apa yang membuat Anda merasa cemas saat hamil, terutama pada kehamilan anak pertama, mungkin jawaban yang akan langsung terlontar adalah keguguran. Apalagi dengan adanya berbagai mitos seputar keguguran yang beredar di masyarakat, rasanya hati menjadi semakin cemas ya, Moms. Namun sebenarnya dari berbagai mitos seputar keguguran tersebut, tidak semuanya benar. Malah ada yang sama sekali salah kaprah. Cek saja lima mitos berikut.
MITOS: Risiko keguguran akan langsung meningkat jika bumil jatuh sakit di awal kehamilan.
FAKTA Beragam jenis flu, infeksi sinus, atau bahkan virus perut ternyata tidak berpengaruh terhadap kehamilan. Namun yang perlu diperhatikan adalah jika terjadi demam di atas 39°. Dalam delapan minggu kehamilan, suhu tubuh yang terlalu panas bisa mendatangkan efek negatif terhadap janin. Jadi jika Anda mengalami peningkatan suhu tubuh yang tinggi, segera hubungi dokter. Dokter mungkin akan memperbolehkan penggunaan antibiotik tertentu selama kehamilan jika Anda mengalami infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan atau infeksi sinus. Sekali lagi, tentunya berdasarkan petunjuk dokter, ya Moms.
MITOS: Hindari berbagai jenis susu dan keju.
FAKTA Tidak semua susu dan keju menyebabkan keguguran, karena hanya susu non-pasteurisasi dan keju lembut yang sebenarnya bisa menambah risiko keguguran. Risiko ini datang dari jenis bakteri bernama Listeria yang bisa mengontaminasi susu non-pasteurisasi dan keju lembut. Demikian jelas penulis Preventing Miscarriage: The Good News, Jonathan Scher, MD. Yang jelas, sebaiknya para calon ibu memang harus menghindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang demi menghindari risiko terjangkit bakteri yang bisa membahayakan kesehatan janin.
MITOS: Kram dan flek ringan berarti pertanda keguguran!
FAKTA Mendapati flek di pakaian dalam saat hamil, memang kerap membuat khawatir ya, Moms. Namun ternyata gejala ini sangat umum terjadi pada kehamilan awal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Menurut Laurie Gregg, MD, kepala obstetri dan ginekologi di Sutter Memorial Hospital di Sacramento, California, pendarahan pada awal trimester terjadi sampai dengan 40% seluruh kehamilan. Selain itu, kram ringan sering dialami sebagian besar calon ibu karena rahim yang membesar seiring pertumbuhan janin. Namun segera ke dokter jika Anda merasa sangat nyeri pada salah satu sisi tulang panggul. Kondisi ini bisa menjadi pertanda kehamilan ektopik, dimana sel telur yang sudah dibuahi bukan tumbuh di rahim dan bisa membahayakan.
MITOS: Risiko keguguran meningkat karena bumil berolahraga saat hamil.
FAKTA Menurut ACOG (American College of Obstetricians and Gynecologists) sebagian besar jenis olahraga aman dilakukan selama kehamilan. Malahan, para peneliti di Columbia University Mailman School of Public Health di New York, menemukan bahwa para ibu hamil yang berolahraga selama kehamilan mengalami kemungkinan mengalami keguguran 40% lebih rendah. Yang perlu diperhatikan adalah menghindari aktivitas gerak atau olahraga yang berisiko jatuh atau banyak guncangan. Yoga, jalan kaki, dan berenang bisa menjadi alternatif olahraga aman, Moms.
MITOS: Keguguran bisa berulang jika sebelumnya sudah pernah mengalami keguguran.
FAKTA Belum tentu terjadi. Namun, setelah mengalami dua kali keguguran, risiko mengalaminya lagi memang meningkat sampai dengan 20%. Setelah 3 kali keguguran, angka ini meningkat sampai 30%, dan setelah 4 kali, risikonya melonjak sampai 40%. Namun jangan khawatir, toh Anda masih memiliki kemungkinan 60% hamil tanpa keguguran walaupun sudah mengalami keguguran sebanyak empat kali.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.