Yuk, Simak 3 Mitos Soal Kesuburan Pria Ini
Agar upaya punya momongan dapat berhasil, Moms dan Dads perlu memahami kondisi kesuburan masing-masing.
Moms dan Dads juga perlu mengetahui bahwa ternyata terdapat sejumlah mitos seputar kesuburan pria yang bila dipercayai dapat menghambat upaya program hamil.
Berikut kebenaran di balik mitos-mitos seputar kesuburan pria.
#1 Masa subur pria tidak ada batasnya
Foto: naijaloaded.com.ng
Ini termasuk mitos seputar kesuburan pria. Sama seperti perempuan, masa subur pria pun akan mengalami penurunan seiring dengan pertambahan usia.
Hanya, proses penurunan kesuburan pria memang lebih pelan dibandingkan pada perempuan.
Bila masa subur perempuan menurun tajam setelah usia 35 tahun, kesuburan pria mulai menurun umumnya pada usia 40−45 tahun.
Saat pria berusia di atas 45 tahun, kualitas spermanya sudah jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
#2 Mampu berejakulasi = sperma sehat
Foto: mumcentral.com.au
Dikutip dari situs web Reader’s Digest, ejakulasi adalah hal penting bagi pria karena bila dilakukan secara rutin antara lain dapat mengurangi risiko kanker prostat dan membantu menjaga kesuburan pria.
Namun, kemampuan berejakulasi tidak serta-merta menandakan kondisi sperma sehat. Itu merupakan salah satu mitos seputar kesuburan pria.
Dr. Zev Williams, dosen bidang obstetri dan ginekologi di Columbia University Medical Center mengatakan, mayoritas cairan mani yang dikeluarkan saat ejakulasi bukanlah sperma.
Jadi, meski Dads dapat berejakulasi secara normal saat berhubungan seks, bukan berarti kondisi sperma pasti bagus.
“Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kondisi sperma pria sehat adalah dengan melakukan analisis sperma menggunakan mikroskop,” jelas Williams.
Bila Moms dan Dads telah berhubungan seks tanpa kontrasepsi secara rutin selama setahun, tetapi belum hamil juga, sebaiknya berkonsultasi ke ahli kesuburan, salah satunya untuk memeriksa kondisi sperma.
#3 Jarang berejakulasi = kualitas sperma lebih bagus
Foto: chobirdokan.com
Salah satu mitos seputar kesuburan pria adalah tidak berhubungan seks di luar masa subur. Alasannya, makin lama sperma “disimpan”, maka kualitasnya akan makin bagus sehingga ketika dilepaskan pada saat masa subur Moms peluang keberhasilan pembuahan makin besar.
Dikutip dari situs web The Telegraph, teori tersebut sesungguhnya tidak terbukti.
Paul Serhal, konsultan kesuburan pria dan Direktur Medis Centre for Reproductive and Genetic Health di London mengatakan, frekuensi ejakulasi yang jarang justru berkontribusi terhadap infertilitas.
“Saya menganjurkan pasien-pasien pria untuk berejakulasi setidaknya dua kali dalam seminggu untuk mengeluarkan sperma dengan DNA yang tidak sempurna agar tergantikan oleh sperma baru yang lebih bagus,” kata Serhal.
Nah, itulah mitos-mitos soal kesuburan pria yang harus Moms dan Dads ketahui. Semoga program kehamilan Moms dan Dads berhasil.
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.