Mengenal Epinefrin, Obat untuk Atasi Reaksi Alergi Berat
Ketika obat minum alergi tak lagi ampuh untuk meredakan gejala, suntikan epinefrin perlu dipakai untuk mengatasinya.
Dalam suatu kondisi, reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan fungsi organ tak maksimal.
Hal ini bisa membuat penderita mengalami gagal napas yang berisiko kematian, Moms.
Namun, tak semua orang bisa menggunakan epinefrin untuk pertolongan pertama akibat reaksi alergi.
Ketahui dosis dan aturan pakai yang dianjurkan, yuk!
Manfaat Epinefrin
Foto: indiamart.com
Jika pernah menonton film tentang kedokteran, istilah epinefrin seharusnya tak asing lagi.
Obat ini cukup sering digunakan untuk mengatasi keadaan darurat yang mengancam jiwa.
Secara umum, manfaat epinefrin adalah untuk mengobati reaksi alergi berat sebagai pertolongan pertama.
Alergi apapun bisa menggunakan epinefrin, ini termasuk akibat gigitan serangga, makanan, ataupun obat-obatan lain sekalipun.
Syok anafilaktik adalah kondisi akibat reaksi alergi pada tubuh yang menyebabkan penderitanya mengalami gejala yang berat.
Gejala berat yang dimaksud ini bisa berupa:
- Kulit melepuh kemerahan
- Adanya pembengkakan di kulit
- Sesak napas
- Tidak sadarkan diri
Dalam drugbank.com, manfaat obat ini juga memulihkan irama jantung dan mengontrol pernapasan.
Epinefrin termasuk dalam kelas obat yang disebut agonis alfa dan beta-adrenergik (agen simpatomimetik).
Artinya, bekerja dengan mengendurkan otot-otot di saluran napas dan mengencangkan pembuluh darah.
Merek dagang obat ini bisa ditemukan dengan nama epinephrine atau phinev.
Perlu diketahui, tak semua orang bisa membeli dan menggunakan obat ini tanpa ada arahan medis.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mulut, Ini Jenis-jenis Obat Kumur Beserta Rekomendasinya
Dosis Obat Epinefrin
Foto: Orami Photo Stocks
Lantas, bagaimana dosis yang tepat untuk menggunakan obat epinefrin ini?
Dalam Prescriber's Digital Reference menjelaskan dosis dari penggunaan epinefrin terbagi dalam kategori umur.
Berikut beberapa aturan dosis umum yang bisa jadi panduan, antara lain:
- Dewasa
Dosis 0,3-0,5 mg melalui suntikan atau dapat diulang setiap 5 sampai 10 menit jika perlu.
- Anak- anak (Berat >30 kg)
Melalui suntikan dengan dosis 0,01 mg/kg/ atau maksimal 0,5 mg/dosis.
Dapat diulang setiap 5 hingga 15 menit sesuai kebutuhan hingga 3 suntikan.
Jika tidak ada respon setelah 3 sampai 4 suntikan, pertimbangkan melalui cairan infus.
- Bayi dan anak (<30 kg)
Dosisnya adalah 0,01 mg/kg/dosis atau maksimal 0,3 mg/dosis.
Dapat diulang setiap 5 hingga 15 menit sesuai kebutuhan, dengan maksimal 3 suntikan.
Apabila tak ada respon yang baik setelah 3-4 suntikan, bisa dibantu melalui cairan infus.
Hal ini pun dengan pemantauan tingkat keparahan reaksi alergi dan irama jantung.
Nantinya, dosis di atas akan disesuaikan lagi dengan kebutuhan penderita. Karena, reaksi alergi setiap orang akan berbeda dan memerlukan dosis yang disesuaikan.
Baca Juga: Suasana Hati Memengaruhi Kinerja Otak? 8 Cara Ini Bisa Mengatasinya!
Aturan Pakai Epinefrin
Foto: Orami Photo Stocks
Epinefrin hadir dalam bentuk cairan yang dimasukkan ke dalam suntikan.
Nantinya, penggunaan obat ini disuntikkan secara subkutan (di bawah kulit) atau intramuskular (ke dalam otot).
Biasanya disuntikkan sesuai kebutuhan dari gejala reaksi alergi yang serius.
Jangan pernah mencoba menyuntikkan sendiri. Dokter atau tenaga medis yang akan membantu untuk memakai epinefrin, Moms.
Diketahui, ini tak boleh disuntikkan ke bokong atau bagian tubuh lain seperti jari, tangan, ataupun kaki. Ini karena dapat membuat anggota tubuh mati rasa.
Jika epinefrin secara tidak sengaja disuntikkan ke area ini, segera dapatkan perawatan medis darurat.
Baca Juga: 4 Obat Diare untuk Anak, Efektif untuk Mengurangi Gejala
Efek Samping Epinefrin
Foto: Orami Photo Stocks
Terlepas dari manfaatnya untuk mengatasi gejala alergi berat, ini juga menimbulkan efek samping.
Melansir MedlinePlus, sejumlah efek samping tergolong ringan, ini termasuk:
- Kulit kemerahan dan bengkak
- Sensasi hangat atau nyeri di tempat suntikan
- Sulit bernapas
- Jantung berdebar cepat
- Mual dan muntah
- Berkeringat
- Pusing
Jangan ragu untuk memberitahu dokter apabila mengalami efek samping ini. Jika gejala cukup mengganggu, nantinya dokter akan memberikan obat lain sebagai perawatan tambahan.
Dalam Badan POM RI pun menjelaskan kalau efek lain yang mungkin dirasakan adalah tremor. Sensasi tubuh bergetar ini tak boleh diremehkan dan perlu segera dikonsultasikan dengan dokter yang merawat.
Baca Juga: Kenali Aerosol dan Manfaatnya dalam Pengobatan Penyakit
Peringatan Penting Aturan Obat
Foto: Orami Photo Stocks
Untuk ibu hamil dan menyusui, menggunakan epinefrin terbilang aman dengan kondisi yang stabil.
Namun, jangan lupa untuk selalu memberi tahu tenaga medis apabila sedang mengandung ya, Moms.
Beritahu juga apabila ada obat-obatan rutin yang dikonsumsi. Ini termasuk vitamin dan suplemen herbal lainnya.
Ada beberapa obat yang dinilai dapat memengaruhi cara kerja epinefrin, yakni seperti obat antidepresan, hipertensi, dan gangguan jantung.
Bagi yang memiliki riwayat penyakit seperti gangguan jantung, asma, diabetes, dan hipertiroidisme perlu penanganan khusus.
Terlepas mengetahui manfaat dan penggunaan obat ini, tetap ikuti anjuran dari dokter dan tenaga medis.
Hindari menggunakan epinefrin sendiri untuk mencegah overdosis dan efek samping yang berat, Moms.
- https://go.drugbank.com/drugs/DB00668
- https://www.pdr.net/drug-summary/Adrenalin-epinephrine-3036
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a603002.html
- pionas.pom.go.id/monografi/epinefrin-adrenaline
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.