Mengenal FODMAP Diet untuk Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
Moms, pernah mendengar seputar FODMAP diet? Mari menyimak ulasan kali ini. Diet ini merujuk pada pola makan rendah FODMAP, yang ada gula tertentu yang dapat menyebabkan gangguan usus.
Diet ini dirancang khusus bagi mereka yang mengidap sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS).
Jika Moms sering merasakan sakit perut, perut terasa kembung dan bergas, asam lambung naik, dan mulas terus-menerus, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
IBS memang tidak sampai mengancam nyawa, tetapi membuat penderitanya tidak nyaman.
Nah, FODMAP diet ini dirancang untuk mengetahui makanan mana yang bermasalah dan makanan mana yang membantu mengurangi gejala.
Jika Moms atau anggota keluarga lainnya terbukti mengidap IBS, ada baiknya segera menerapkan FODMAP diet. Lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini, ya!
Baca Juga: 7 Gaya Hidup Orang Jepang yang Wajib Ditiru Untuk Menjaga Kesehatan
Apa yang Dimaksud dengan FODMAP?
Foto: Orami Photo Stock
Sebelum mengenal lebih jauh tentang FODMAP diet, sebaiknya pahami terlebih dulu seputar FODMAP.
FODMAP merupakan singkatan dari fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyol.
FODMAP adalah sekumpulan karbohidrat rantai pendek yang kurang baik diserap di usus kecil yang kemudian difermentasikan oleh bakteri.
Gas hasil fermentasi menyebabkan kembung dan sakit perut pada penderita IBS.
Beberapa makanan yang tergabung dalam FODMAP dan perlu dihindari penderita IBS, di antaranya:
- Oligosakarida: gandum, bawang putih, bombai, dan lain-lain.
- Disakarida: susu, yoghurt, keju lunak, dan makanan lain yang karbohidrat utamanya adalah laktosa.
- Monosakarida: mangga, madu, dan makanan lain yang karbohidrat utamanya adalah fruktosa.
- Poliol: leci, beberapa sayur dan buah lain, serta pemanis rendah kalori seperti sorbitol, mannitol, xylitol, dan maltitol.
Melihat daftar di atas, makanan yang mengandung FODMAP memang belum tentu makanan yang tidak sehat.
Beberapa di antaranya mengandung fruktan, inulin, dan galaktooligosakarida (GOS), yang menjadi prebiotik sehat untuk membantu merangsang pertumbuhan bakteri usus yang menguntungkan.
Jenis-jenis makanan tersebut bisa saja bermanfaat bagi kesehatan. Namun, pada orang-orang tertentu, termasuk yang menderita IBS, mengonsumsi makanan dan minuman tersebut menyebabkan gejala gastrointestinal.
Baca Juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Asam Lambung Naik
Mengenal Diet Rendah FODMAP
Foto: Orami Photo Stock
Pola makan yang diterapkan dalam FODMAP diet nyatanya tidak bisa sembarangan, ya, Moms. Untuk itu, bisa dikatakan jenis diet ini sangat ketat.
“FODMAP diet adalah pola makan sementara yang sangat ketat. Ada baiknya, selalu berbicara dengan dokter sebelum memulai diet ini.
Sebab, diet ini akan menghilangkan begitu banyak makanan, sehingga tidak bisa dilakukan untuk waktu yang lama,” ungkap Dr. Hazel Galon Veloso, ahli gastroenterologi dari Johns Hopkins.
Untuk menjalani FODMAP diet, ada tiga langkah eliminasi yang harus dilakukan, yaitu:
- Moms harus berhenti mengonsumsi makanan dengan kandungan FODMAP yang tinggi.
- Selanjutnya, Moms akan diperbolehkan kembali untuk mengonsumsinya secara perlahan, untuk melihat jenis makanan mana yang paling berpengaruh.
- Setelah Moms dapat mengidentifikasi makanan yang menyebabkan gejala, Moms dapat menghindari atau membatasinya sambil menikmati makanan tersebut tanpa merasa khawatir.
Porsi eliminasi makanan ini sebaiknya hanya berlangsung selama 2-6 minggu.
Jika pola makan ini mampu mengurangi gejala IBS yang dialami, akan mengurangi tingkat bakteri usus yang sangat tinggi.
Kemudian setiap 3 hari, Moms dapat menambahkan makanan FODMAP tinggi kembali ke dalam diet, satu per satu, untuk melihat apakah itu dapat menyebabkan gejala tertentu.
Jika makanan FODMAP tinggi tertentu menyebabkan gejala, harus dihindari dalam jangka waktu yang panjang.
Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet? Pakai Timbangan Saja!
Makanan yang Dianjurkan dalam FODMAP Diet
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari laman Johns Hopkins Medicine, FODMAP diet ini adalah bagian terapi bagi mereka yang mengidap IBS.
Selain IBS, para ahli percaya bahwa diet ini juga membantu meringankan gejala dari kondisi kesehatan lainnya, seperti penyakit autoimun, artritis reumatoid, eksim, multiple sclerosis, fibromyalgia, serta migrain yang dipicu oleh makanan tertentu.
Beberapa studi juga telah menemukan bahwa jenis diet ini mampu mengurangi gejala hingga 86%.
Selain itu, empat studi berkualitas tinggi membuktikan bahwa mengikuti diet rendah FODMAP menaikkan peluang kesembuhan sakit perut sebesar 81% serta kembung 75%.
Beberapa penelitian lain juga menyebutkan, diet tersebut bisa mengatasi perut bergas, diare, dan sembelit.
FODMAP diet memang tidak mudah untuk dilakukan, karena bersifat sangat ketat.
Penting untuk berdiskusi terlebih dulu dengan dokter atau ahli gizi, untuk memastikan Moms dapat mengikuti diet dengan benar dan menjaga nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tetap tercukupi.
Namun, perlu dipahami, FODMAP diet ini tidak dianjurkan untuk menurunkan berat badan dan sebaiknya tidak asal diikuti tanpa arahan dari dokter, ya, Moms.
Diet ini juga sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki berat badan di bawah rata-rata.
“Siapa pun yang kekurangan berat badan tidak boleh mencobanya sendiri. Selain itu, diet rendah FODMAP tidak dimaksudkan untuk menurunkan berat badan” ungkap Dr. Veloso.
Meski diet ini tidak dimaksudkan untuk menurunkan berat badan, berat badan Moms dapat turun setelah menjalani FODMAP diet.
Bagi seseorang dengan berat badan yang sudah terlalu rendah, kehilangan lebih banyak bisa berbahaya.
Baca Juga: Yuk Mengenal Ketogenic, Diet Karbo dan Tinggi Lemak!
Beberapa makanan rendah FODMAP yang bisa dikonsumsi penderita IBS adalah:
- Protein: daging sapi, ayam, ikan, domba, babi, udang, telur, tahu (bukan tahu sutera), tempe.
- Sumber karbohidrat: beras cokelat dan beras lain, jagung, oat, quinoa, kentang, serta biskuit dan camilan yang dibuat dengan bahan-bahan tadi tanpa tambahan bahan tinggi FODMAP (misalnya bombai, pir, dan madu).
- Buah: pisang, kiwi, jeruk, pepaya, nanas, stroberi, anggur, melon, blueberry.
- Sayuran: tauge, paprika, wortel, terung, tomat, bayam, pok choi, kucai dan bagian hijau daun bawang, mentimun, selada, zucchini,
- Kacang-kacangan: almond (tidak lebih dari 10 butir per makan), macadamia, kacang tanah, pecan, walnut. Mete dan pistachio tidak termasuk.
Baca Juga: 4 Penyakit Ini Ternyata Muncul karena Gangguan Asam Lambung
- Biji-bijian: biji labu kuning, wijen, biji pinus, biji bunga matahari.
- Olahan susu: susu dan yoghurt bebas laktosa serta keju keras seperti cheddar dan parmesan.
- Minyak: minyak kelapa dan minyak zaitun.
- Minuman: teh hitam, hijau, putih, dan peppermint, kopi, serta air.
- Bumbu: daun basil, cabai, jahe, lada, garam, mustard, cuka beras, dan wasabi.
Bagaimanapun juga, Moms perlu memastikan bahwa Moms mengalami IBS sebelum menerapkan diet rendah FODMAP.
Jika tidak, diet ini justru akan membawa lebih banyak keburukan daripada kebaikan.
Sebab, kebanyakan makanan FODMAP adalah prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Itulah penjelasan tentang FODMAP diet yang bisa dipahami. Setiap jenis diet harus diperhatikan dengan saksama ya, Moms, dan jangan asal-asalan untuk diikuti.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.