Mengenal Fungsi Gendang Telinga dan Penyebab Gangguannya
Moms dan Dads pasti pernah mendengar salah satu bagian dari telinga yang sering disebut-sebut, yaitu gendang telinga. Fungsi gendang telinga ini vital bagi pendengaran dan tubuh manusia. Yuk, ketahui lebih jauh mengenai fungsi gendang telinga!
Gendang telinga, atau dalam bahasa medis disebut membran timpani, merupakan lapisan tipis kulit yang diregangkan seperti gendang, di dalam telinga manusia.
Gendang telinga memisahkan telinga bagian luar dari telinga bagian tengah dan bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara.
Gendang telinga adalah bagian dari sistem kompleks yang terlibat dalam proses pendengaran. Fungsi gendang telinga juga untuk melindungi telinga tengah dari kotoran dan bakteri.
Dikutip dari The University of Texas McGovern Medical School, gendang telinga memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan dalam, dan lapisan tengah.
Lapisan tengah terbuat dari serat yang memberikan elastisitas dan kekakuan pada gendang telinga. Tulang rawan menahan gendang telinga agar tetap berada di tempatnya.
Gendang telinga menutupi ujung saluran telinga luar dan terlihat seperti kerucut pipih dengan ujungnya mengarah ke arah dalam telinga tengah.
Gendang telinga membagi telinga luar dari telinga tengah, letaknya di antara ujung saluran telinga luar dan tulang rusuk pendengaran.
Ini merupakan tiga tulang kecil di telinga tengah, yang disebut malleus, incus, dan stapes.
Baca Juga: Infeksi Telinga saat Hamil Trimester Pertama, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Fungsi Gendang Telinga
Dilansir dari Verywell Health, gendang telinga memiliki dua fungsi primer, yaitu fungsi auditori dan proteksi. Berikut penjelasannya.
1. Fungsi Auditori
Dikutip dari Anatomy, Head and Neck, Ear Tympanic Membrane, fungsi gendang telinga memiliki peran dalam transmisi dan amplifikasi suara agar manusia bisa mendengar.
Mirip dengan membran pada drum, gendang telinga bergetar saat bertemu suara.
Saat gelombang suara memasuki saluran telinga, mereka mengenai gendang telinga, menyebabkannya bergetar.
Getaran ini kemudian menggerakkan tiga tulang kecil di telinga tengah. Tulang-tulang itu kemudian meningkatkan suara dan mengirimkannya ke koklea di telinga bagian dalam, di mana sel-sel rambut bergetar dan sinyal listrik dibuat.
Dari sana, saraf pendengaran membawa sinyal ke otak, di mana sinyal itu diterima sebagai suara.
2. Fungsi Protektif
Selain sebagai organ pendengaran, fungsi gendang telinga juga sebagai pelindung, menjaga telinga tengah bebas dari kotoran dan bakteri.
Jika gendang telinga berlubang atau pecah, telinga tengah rentan terhadap infeksi dan terjadi komplikasi yang memengaruhi sistem pendengaran.
Baca Juga: Kenali 3 Jenis Infeksi Telinga yang Umum Terjadi Pada Balita
Gangguan Gendang Telinga
Fungsi gendang telinga dapat bermasalah apabila terjadi gangguan, misalnya rusak atau robek.
Gendang telinga yang normal dan sehat berwarna abu-abu mutiara, tetapi akan ditemukan warna merah jambu atau kuning ketika mengalami gangguan.
Gejala dari pecahnya gendang telinga, antara lain gangguan pendengaran, sakit telinga, gatal, dan cairan mengalir dari telinga. Namun, biasanya gendang telinga yang pecah dapat sembuh dengan sendirinya.
Dilansir dari Britannica, kondisi yang paling sering mengganggu fungsi gendang telinga adalah otitis media (radang telinga tengah).
Penyakit ini sering menyerang anak-anak (terutama yang berusia antara 3 bulan sampai 3 tahun) dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pada otitis media yang parah, tekanan dari akumulasi cairan di telinga tengah dapat menyebabkan gendang telinga robek atau pecah.
Tingkat gangguan pendengaran tergantung pada ukuran perforasi (luka atau lubang) dan penyebabnya.
Harvard Medical School mengatakan bahwa gendang telinga adalah organ yang rapuh dan sangat mudah robek (berlubang), beberapa penyebabnya, yaitu:
- Memasukkan benda, seperti kapas atau pembersih telinga, terlalu jauh ke dalam telinga.
- Suara yang sangat keras, seperti ledakan. Jika ledakan telah merobek gendang telinga, telinga mungkin berdenging (tinnitus) selama beberapa hari disertai gangguan pendengaran.
- Trauma di kepala, seperti patah tulang tengkorak. Trauma pada telinga atau kepala dapat melukai telinga tengah, telinga bagian dalam atau keduanya, dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang serius.
- Pukulan di telinga.
- Trauma pada telinga yang disebabkan oleh perubahan tekanan udara (barotraumas), seperti saat naik pesawat terbang atau scuba diving. Trauma dari tekanan air, juga dapat menyebabkan luka pada gendang telinga.
Baca Juga: 13 Penyebab Telinga Panas dan Merah, Bisa Jadi karena Infeksi Lho!
Jika gendang telinga yang sedang berlubang terserang infeksi bakteri, virus, atau jamur, gangguan pendengaran bisa memburuk.
Segera konsultasikan ke dokter jika gejala tidak membaik.
Kebanyakan kasus gangguan gendang telinga dapat sembuh dalam beberapa minggu. Beberapa kasus tertentu membutuhkan waktu hingga dua bulan.
Jika gendang telinga belum sembuh setelah dua bulan, dokter mungkin merekomendasikan operasi yang disebut timpanoplasti.
Operasi ini melibatkan penggunaan jaringan dari area lain untuk menambal gendang telinga.
Prosedur ini biasanya merupakan prosedur rawat jalan dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.
Namun, gendang telinga yang terkena air atau trauma lebih lanjut dapat memperlambat penyembuhan.
Selain itu, jika telinga terinfeksi selama fase penyembuhan, perforasi cenderung tidak menutup dengan sendirinya.
Robekan yang lebih besar, atau robekan yang tidak sembuh dengan sendirinya, mungkin memerlukan tindakan operasi.
Kegagalan gendang telinga untuk sembuh, dapat menyebabkan berbagai gangguan pendengaran dan meningkatnya risiko kerentanan terhadap otitis media dan kolesteatoma (pembentukan kista di telinga tengah).
Baca Juga: Gendang Telinga Pecah pada Anak, Apa Bahayanya?
Merawat Gendang Telinga
Agar fungsi gendang telinga tetap terjaga dengan baik, merawat dan mencegah telinga dari gangguan kesehatan sangat diperlukan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Jauhi Sumber Infeksi
Untuk membantu mencegah infeksi, jauhi paparan asap rokok, alergen, serta hindari kontak langsung dengan penderita pilek atau flu.
Anak-anak juga bisa mendapatkan imunisasi terhadap dua bakteri umum (Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae) yang dapat menyebabkan infeksi telinga tengah.
2. Hindari Memasukkan Benda
Hindari memasukkan benda seperti cotton bud ke dalam lubang telinga. Telinga adalah organ yang mampu membersihkan diri sendiri.
Jika ingin membersihkan telinga, gunakan kapas atau kain lembut yang sedikit dibasahi air hangat. Seka bagian luar liang telinga.
3. Kunjungi Dokter THT
Jika ada benda yang masuk ke telinga, bawalah ke dokter untuk meminimalkan risiko cedera telinga.
Jangan mencoba mengeluarkan sendiri objek tersebut kecuali dapat dilihat dengan jelas.
Jika telinga terasa sakit, dapatkan pertolongan medis untuk semua infeksi agar terhindar dari komplikasi dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Kemungkinan kesembuhan akibat kerusakan gendang telinga sangat tinggi dan sangat jarang terjadi komplikasi.
Gangguan pendengaran biasanya hanya sementara, meskipun ada beberapa orang mengalami gangguan pendengaran permanen pada tingkat keparahan yang lebih serius.
Kadang-kadang, infeksi kronis (jangka panjang) juga dapat menyebabkan perforasi menjadi permanen disertai dengan beberapa derajat gangguan pendengaran.
Inilah pentingnya mendapatkan penanganan yang tepat dan segera ketika terjadi gangguan pada gendang telinga.
Baca Juga: 5 Penyebab Gendang Telinga Pecah Pada Balita
Fungsi gendang telinga memang vital sebagai bagian dari proses pendengaran manusia.
Untuk itu, Moms dan keluarga perlu berhati-hati dan merawat kebersihan telinga agar indra pendengaran senantiasa baik.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448117/
- https://med.uth.edu/orl/online-ear-disease-photo-book/chapter-3-ear-anatomy/ear-anatomy-images/
- https://www.verywellhealth.com/eardrum-anatomy-5089293#tests
- https://www.britannica.com/science/tympanic-membrane
- https://www.health.harvard.edu/a_to_z/perforated-eardrum-a-to-z
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.