Fungsi Hormon Testosteron pada Pria dan Wanita Plus Dampaknya Jika Tidak Seimbang
Fungsi hormon testosteron untuk kesehatan reproduksi tak hanya ada pada pria saja, tetapi juga wanita.
Karena itu, yuk ketahui ragam fungsi hormon testosteron pada manusia dan peran pentingnya.
Fungsi Hormon Testosteron
Foto: Orami Photo Stocks
Testosteron adalah hormon pengatur 'seks' yang memainkan peran penting dalam tubuh.
Produksi testosteron mulai meningkat secara signifikan ketika masa pubertas dan mulai menurun setelah usia 30 tahun atau lebih.
Melansir Pituitary Foundation, otak dan kelenjar pituitari mengontrol kadar testosteron.
Setelah diproduksi, hormon bergerak melalui darah untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Tak hanya pria, wanita juga menghasilkan hormon testosteron dan biasanya dalam jumlah yang lebih kecil.
Selain hormon testosteron, hormon androgren (testosteron) dan progesteron juga berperan dalam hormon 'seksual' wanita.
Fungsi hormon testosteron dan progesteron pada wanita yakni mengatur siklus menstruasi dan mendukung kehamilan.
Progesteron diproduksi di ovarium wanita. Ini adalah kelenjar yang diproduksi sementara setelah pelepasan sel telur dari ovarium.
Baik wanita maupun pria mengalami lonjakan hormon testosteron dan estrogen ketika masa pubertas dan berlangsung hingga dewasa muda.
Adapun fungsi hormon testosteron pada wanita dan pria termasuk:
1. Memengaruhi Dorongan Seksual
Ketika masa pubertas, peningkatan kadar testosteron mendorong pertumbuhan testis, penis, dan rambut kemaluan pada pria.
Suara mulai semakin dalam, serta rambut tubuh mulai tumbuh. Seiring dengan perubahan ini muncul hasrat seksual yang meningkat.
Rangsangan dan aktivitas seksual bisa menyebabkan kadar testosteron meningkat. Tingkat testosteron pun bisa turun ketika seseorang lama tidak aktif secara seksual.
Untuk fungsi hormon testosteron pada wanita sendiri juga memengaruhi bentuk ukuran payudara, mengatur siklus mensturasi, dan kesuburan reproduksi.
2. Pembentukan Massa Tulang
Foto: Orami Photo Stocks
Fungsi hormon testosteron dan dan progesteron terlibat dalam proses pembentukan massa otot dan kekuatan tubuh.
Journal of Osteoporosis menjelaskan, testosteron meningkatkan neurotransmiter, yang mendorong pertumbuhan jaringan otot.
Testosteron juga meningkatkan kadar hormon pertumbuhan. Pria atau wanita dengan kadar testosteron yang sangat rendah lebih mungkin mengalami patah tulang dan kerusakan tulang.
Penurunan kadar testosteron juga dapat menyebabkan peningkatan lemak tubuh.
Baca Juga: Moms Harus Tahu, Ini 6 Tanda Pubertas Laki-laki
3. Pertumbuhan Rambut Tubuh
Tak heran jika masa pubertas dikaitkan dengan pertambahan rambut tubuh pada pria maupun wanita.
Fungsi hormon testosteron dan progesteron adalah memicu pertumbuhan rambut di wajah, ketiak, dan di sekitar alat kelamin.
Ini juga mempengaruhi perubahan pita suara, perkembangan payudara, dan perubahan wajah.
Pada tubuh wanita, hormon testosteron akan diubah menjadi hormon estrogen jika tubuh memproduksinya secara berlebih. Umumnya ini terjadi di usia dewasa muda.
4. Memproduksi Sel Darah Merah
Foto: Orami Photo Stocks
Testosteron memicu sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.
Fungsi hormon testosteron pada wanita dan pria ini memiliki efek positif pada fungsi jantung, seperti dalam Harvard Medical School.
Kadar testosteron tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kesehatan seseorang.
Pria biasanya memiliki kadar testosteron yang jauh lebih tinggi dalam tubuhnya daripada wanita.
Tanpa jumlah testosteron yang cukup, pria bisa mengalami infertilitas atau ketidaksuburan. Hal ini karena fungsi hormon testosteron membantu proses pematangan sperma.
Baca Juga: Infertilitas Sekunder, Gangguan yang Menyebabkan Sulit Hamil Anak Kedua
5. Pengendali Sistem Saraf
Tubuh memiliki sistem untuk mengontrol testosteron. Fungsinya yakni untuk mengirimkan pesan yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
Fungsi hormon testosteron berperan dalam perilaku seseorang. Testosteron rendah dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan kurangnya motivasi.
Tak jarang, ini juga menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi atau menyebabkan perasaan sedih.
Testosteron rendah dapat menyebabkan gangguan tidur dan kekurangan energi.
Seiring bertambahnya usia pria dan wanita, tubuh mereka menghasilkan testosteron lebih sedikit. Sehingga hal ini memengaruhi 'libido' pada kelangsungan aktivitas seksualnya.
Dampak Kelebihan Hormon Testosteron
Foto: Orami Photo Stocks
Setiap tubuh tentunya akan memiliki jumlah hormon testosteron yang berbeda.
Mengutip Mayo Clinic Labs, normalnya kadar testosteron pada pria dan wanita dewasa muda yakni:
- Pria 17-18 tahun: 300-1,200 ng/dl
- Pria 19 tahun ke atas: 240-950 ng/dl
- Wanita 17-18 tahun: 20-75 ng/dl
- Wanita 19 tahun ke atas: 8-60 ng/dl
Kadar testosteron yang lebih tinggi pada wanita dapat mengindikasikan adanya tumor pada ovarium atau kelenjar adrenal.
Harvard Medical School memaparkan, penyebab paling umum dari tingkat testosteron tinggi pada wanita adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Penyakit ini umum terjadi dan mempengaruhi 6% sampai 10% pada wanita premenopause.
Wanita yang mengidap PCOS memiliki kista atau tumor pada ovariumnya.
Dampak yang dirasakan bagi wanita dengan hormon testosteron tinggi antara lain:
- Mengalami kebotakan rambut
- Timbul jerawat
- Klitoris yang membesar
- Penurunan ukuran payudara
- Suara yang lebih rendah
- Peningkatan massa otot
Wanita dengan kadar testosteron tinggi, baik karena penyakit atau efek samping penggunaan obat-obatan, mungkin mengalami penurunan ukuran payudara.
Bagi pria sendiri penyebab hormon testosteron tinggi dipicu karena berbagai hal.
Adapun masalah yang timbul saat pria kelebihan testosteron, meliputi:
- Jumlah sperma menurun
- Kerusakan otot jantung dan peningkatan risiko serangan jantung
- Pembesaran prostat dengan kesulitan buang air kecil
- Penyakit hati
- Timbulnya jerawat
- Perubahan suasana hati
Umumnya, hormon testosteron tinggi pada pria terjadi karena efek samping pengobatan atau aktivitas olahraga tinggi seperti pada atlet.
Baca Juga: 9 Posisi Seks untuk Orgasme Maksimal, Perlu Dicoba!
Dampak Kekurangan Hormon Testosteron
Foto: Orami Photo Stocks
Seperti kita tahu sebelumnya, fungsi hormon testosteron adalah pengendali hormon seksual.
Seiring bertambahnya usia, tentu ini akan menurun jumlahnya dalam tubuh.
Pada pria, penurunan kadar testosteron secara bertahap seiring bertambahnya usia ini dikenal sebagai hipogonadisme lambat.
The World Journal of Men's Health menemukan setelah pria berusia 40 tahun, hormon testosteron akan menurun turun sekitar 1,6% setiap tahunnya.
Pada usia 60 tahun, kadar testosteron yang rendah akan berisiko memicu hipogonadisme.
Tak jarang penurunan testosteron pada pria juga terjadi di usia dewasa muda, lho.
Dampak dari kekurangan hormon testosteron pada tubuh pria antara lain:
- Rambut pada tubuh dan wajah berkurang
- Kehilangan massa otot
- Libido rendah, penurunan jumlah sperma, dan infertilitas
- Hot flashes
- Konsentrasi buruk
- Depresi
Baca Juga: Kenali Plasenta Akreta yang Dapat Mempersulit Wanita untuk Hamil Kembali
Bahkan wanita juga bisa mengalami kekurangan hormon testosteron dalam tubuh.
Dampak pada wanita juga mungkin mengalami libido rendah, kekuatan tulang berkurang, serta konsentrasi buruk atau depresi.
Mesku begitu, kadar testosteron juga menurun secara alami seiring bertambahnya usia, jadi tidak selalu ada kekhawatiran.
Dokter biasanya akan menyarankan pengobatan testosteron untuk wanita dengan berbagai terapi kesehatan.
Untuk itu, jika Moms atau Dads mengalami gejala seperti di atas, segera konsultasi dengan dokter untuk perawatan lebih lanjut, ya!
- https://www.pituitary.org.uk/support-for-you/frequently-asked-questions/male-hormones/
- https://www.health.harvard.edu/drugs-and-medications/testosterone--what-it-does-and-doesnt-do
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3770847/
- https://www.hindawi.com/journals/jos/2011/702735/
- https://www.health.harvard.edu/newsweek/Not_enough_test_in_testosterone.htm
- https://www.mayocliniclabs.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/83686
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.