Furunkel: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobatinya
Furunkel yang lebih dikenal sebagai bisul adalah infeksi kulit yang sering kali menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman.
Kondisi ini terjadi ketika folikel rambut terinfeksi bakteri dan menyebabkan benjolan berisi nanah di kulit.
Meski sering dianggap sepele, furunkel dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius jika tidak ditangani dengan benar.
Moms, yuk kita pelajari lebih lanjut tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi furunkel agar bisa segera mengambil langkah tepat jika mengalami kondisi ini.
Gejala Furunkel
Furunkel adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi folikel rambut dan jaringan sekitarnya. Mengutip Mayo Clinic gejalanya meliputi:
- Benjolan merah yang nyeri: Furunkel biasanya dimulai sebagai benjolan kecil yang terasa sakit.
- Benjolan membesar: Seiring waktu, benjolan ini bisa membesar dan lebih terasa sakit.
- Kemerahan atau keunguan di sekitar benjolan: Area di sekitar furunkel mungkin tampak meradang.
- Adanya nanah: Benjolan akan berisi nanah, yang bisa pecah dan mengeluarkan cairan.
- Pembengkakan kulit di sekitar benjolan: Kulit di sekitar furunkel bisa membengkak dan terasa hangat saat disentuh.
Baca Juga: 10 Gejala Bisul yang Umum dan yang Patut Diwaspadai
Penyebab Umum Furunkel
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan furunkel, antara lain:
1. Infeksi Bakteri
Penyebab utama furunkel adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus.
Bakteri ini bisa masuk ke kulit melalui luka kecil, goresan, atau gigitan serangga, lalu menyebabkan infeksi di folikel rambut.
2. Riwayat Eksim
Orang dengan riwayat eksim atau gangguan kulit lainnya lebih rentan mengalami furunkel.
Eksim menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal, yang bisa memicu infeksi jika digaruk.
3. Kontak Fisik dengan Penderita
Furunkel bisa menular melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
Bakteri dari furunkel dapat menyebar ke orang lain, terutama jika ada luka terbuka.
4. Penyakit Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami furunkel karena kadar gula yang tinggi dalam darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperlambat penyembuhan luka.
5. Tidak Menjaga Kebersihan Diri
Kurangnya kebersihan diri, seperti jarang mandi atau memakai pakaian kotor, bisa memicu tumbuhnya furunkel.
Kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri pada kulit.
6. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi kulit seperti furunkel.
7. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Kondisi medis seperti HIV/AIDS, kanker, atau penggunaan obat imunosupresif membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, termasuk furunkel.
8. Penggunaan Obat Tertentu
Obat-obatan seperti steroid dan imunosupresan dapat menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi bakteri yang menyebabkan furunkel.
Komplikasi Akibat Furunkel
Walaupun jarang terjadi, furunkel dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan benar, seperti:
1. Sepsis
Sepsis adalah infeksi yang menyebar ke aliran darah dan dapat menyerang organ vital.
Jika tidak diobati, sepsis bisa menyebabkan disfungsi organ yang serius dan bahkan mengancam nyawa.
2. MRSA
Jika furunkel disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik (MRSA), pengobatan akan lebih sulit dan memerlukan antibiotik khusus.
3. Jaringan Parut
Furunkel dapat meninggalkan bekas luka atau jaringan parut pada kulit setelah sembuh.
Bekas ini bisa menjadi permanen jika tidak diobati dengan tepat.
Perbedaan Furunkel, Folikulitis, dan Karbunkel
Furunkel sering kali disalahartikan sebagai folikulitis atau karbunkel. Berikut perbedaannya:
- Folikulitis: Infeksi atau peradangan ringan pada folikel rambut yang biasanya tidak menyebabkan nanah.
- Furunkel: Infeksi yang lebih dalam pada folikel rambut, membentuk kantong nanah (abses).
- Karbunkel: Kumpulan furunkel yang terhubung satu sama lain di bawah kulit dan lebih parah dibandingkan furunkel tunggal.
Pengobatan Furunkel
Furunkel biasanya bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi perawatan tertentu bisa mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi:
1. Kompres Air Hangat
Mengompres furunkel dengan air hangat dapat membantu mempercepat pecahnya bisul dan mengurangi rasa nyeri.
Lakukan ini beberapa kali sehari dengan tangan yang bersih.
2. Penggunaan Antibiotik
Jika furunkel sangat nyeri atau tidak kunjung sembuh, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk oral atau topikal.
3. Sabun Mandi Khusus
Menggunakan sabun mandi yang mengandung antiseptik seperti klorheksidin atau isopropil alkohol dapat membantu mencegah kambuhnya furunkel.
4. Melakukan Sayatan
Dokter mungkin perlu membuat sayatan kecil pada furunkel untuk mengeluarkan nanah.
Setelah itu, area tersebut harus dijaga agar tetap bersih dan steril untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
5. Jaga Kebersihan Kulit
Menjaga kebersihan kulit sangat penting untuk mencegah furunkel.
Hindari kontak fisik dengan penderita furunkel dan selalu cuci tangan sebelum menyentuh area kulit yang rentan.
Jika Moms atau Dads mengalami furunkel yang tidak membaik dalam beberapa hari, semakin besar, sangat nyeri, atau disertai demam, segera hubungi dokter.
Baca Juga: 10 Obat Bisul Alami, Bisa Membantu Mengempiskan Bisul
Bagi penderita diabetes atau gangguan kekebalan tubuh, furunkel harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi serius.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/boils-and-carbuncles/symptoms-causes/syc-20353770
- https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P01899
- https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/bacterial-skin-infections/furuncles-and-carbuncles#v963763
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.