Gigi Anak Berubah setelah Jatuh, Haruskah ke Dokter Gigi?
Rasanya tak ada balita yang tak pernah mengalami jatuh. Sebab, di usia 1-5 tahun, anak belajar berjalan dan sedang aktif-aktifnya bergerak.
Jatuh menjadi salah satu penyebab paling umum trauma gigi pada anak-anak selain karena cedera olahraga, perkelahian, dan kecelakaan kendaraan bermotor.
Moms mungkin panik melihat gigi anak berubah setelah jatuh. Sebenarnya tidak semua cedera gigi anak perlu dikonsultasikan ke dokter karena akan sembuh sendiri.
Namun, ada pula trauma gigi yang harus ditangani dokter karena bisa berpengaruh pada tumbuhnya gigi permanen.
Jenis Trauma pada Gigi Anak Balita
Foto: demandstudios.com
- Gigi goyang, kadang ada sedikit darah dari gusi. Biasanya gigi akan menguat sendiri. Namun, gigi yang terlalu goyang sebaiknya dicopot saja agar tidak tertelan secara tidak sengaja
- Gigi berubah posisi, biasanya miring ke dalam. Perlu dicek.
- Gigi retak kecil. Retakannya hanya sampai dentin (yang berwarna kuning) bukan pulpa (berwarna merah). Umumnya tak terasa sakit. Dokter gigi mungkin merasa perlu menghaluskan bagian gigi yang tajam setelah jatuh
- Gigi retak besar. Retakan sampai ke pulpa, tempatnya pasokan darah dan saraf menuju gigi. Ada titik merah atau perdarahan di tengah gigi. Kondisi ini sangat menyakitkan. Diperlukan perawatan saluran akar untuk menyelamatkan gigi tersebut.
- Gigi tanggal. Gigi susu yang copot tidak perlu dipasang kembali, berbeda dengan gigi permanen.
Baca Juga : Yuk, Ketahui 5 Penyebab Gigi Berlubang Pada Anak
Mengatasi Trauma pada Gigi Balita
- Untuk meredakan rasa sakit, letakkan es yang dibungkus kain atau es loli di gusi yang terluka selama 20 menit
- Jika sakit belum berkurang, berikan anak acetaminophen atau ibuprofen.
- Berikan anak makanan lunak terlebih dulu, terutama untuk kasus gigi goyang. Si Kecil bisa makan seperti biasa setelah tiga hari karena biasanya gigi sudah kembali kuat.
Datangi Dokter Gigi Jika…
Foto: dailymail.co.uk
Dikutip dari stanfordchildrens.org, saat yang tepat untuk datang membawa Si Kecil ke dokter, yakni:
- Anak merasa giginya sakit atau sensitif terhadap panas, dingin, atau tekanan
- Perdarahan tidak berhenti setelah diberi tekanan selama 10 menit
- Gigi berubah warna menjadi lebih gelap
- Sakitnya bertambah parah atau tidak berkurang setelah 2-3 hari
- Sakit di rahang ketika membuka atau menutup mulut
- Sulit menelan atau bernapas
- Ada benda tersangkut di langit-langit mulut, bagian dalam pipi, lidah, atau tenggorokan. Jangan cabut atau pindahkan benda tersebut.
- Anak lemah, mati rasa, pandangan kabur, atau berbicara tidak jelas
- Moms mengkhawatirkan kondisi anak
- Anak mengalami demam dan tanda infeksi lain
Jadi, saat anak mengalami cedera gigi setelah jatuh, jangan panik, ya, Moms. Praktikan langkah-langkah di atas dan bawa anak ke dokter gigi jika perlu.
Baca Juga : 5 Tips Menyenangkan Agar Balita Tak Takut Ke Dokter Gigi
(EMA/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.