16 Februari 2024

9 Penyebab Gusi Luka dan Perawatan Rumahan yang Bisa Dicoba

Bisa jadi tanda masalah serius, lho!
9 Penyebab Gusi Luka dan Perawatan Rumahan yang Bisa Dicoba

Foto: Gablessedationdentistry.com

Gusi luka adalah kondisi umum yang bisa dialami siapa saja.

Karena jaringan gusi sangat lembut dan sensitif, ada banyak hal yang dapat menyebabkan luka dan rasa sakit pada gusi.

Gusi yang sakit dapat berdarah atau membengkak, meskipun tidak selalu memiliki gejala yang terlihat.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini 11 Langkah Pertolongan Pertama saat Kesetrum, Langsung Putus Aliran Listrik!

Berbagai Penyebab Gusi Luka

Sakit Gusi
Foto: Sakit Gusi (Orami Photo Stock)

Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab gusi luka. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Radang Gusi

Radang gusi atau gingivitis adalah bentuk ringan dari penyakit gusi yang cukup umum terjadi.

Ini ditandai dengan peradangan, kemerahan, dan iritasi pada gusi. Terutama di sepanjang bagian bawah gigi.

Gingivitis dapat membuat gusi luka dan mudah berdarah, menyebabkan rasa sakit.

Ini bisa terjadi akibat kebersihan mulut yang buruk, seperti jarang flossing atau menyikat gigi.

2. Sariawan

Sariawan adalah infeksi jamur yang terjadi pada rongga mulut, termasuk pada gusi.

Ini disebabkan pertumbuhan berlebih jamur Candida. Ini adalah jamur yang sama yang menyebabkan infeksi jamur pada vagina.

Sariawan ditandai dengan bintik-bintik putih di lidah atau pipi bagian dalam.

Terkadang, bintik-bintik ini dapat menyebar ke gusi, amandel, atau langit-langit mulut.

3. Periodontitis

Periodontitis adalah jenis penyakit gusi yang lebih serius yang dapat berkembang dari gingivitis yang tidak diobati.

Ini adalah infeksi yang disebabkan oleh penumpukan plak yang menyerang jaringan dan tulang yang menopang gigi.

Hal ini menyebabkan gusi luka, surut, dan gigi menjadi longgar.

Meskipun biasanya berkembang dengan lambat, periodontitis juga bisa datang dengan cepat.

Gejala utamanya adalah nyeri gusi, dan juga dapat menyebabkan gusi bengkak, berdarah, bernanah, dan bau mulut.

4. Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal, termasuk yang disebabkan oleh pil KB dan pubertas, dapat memiliki berbagai efek.

Perubahan ini dapat mengubah cara tubuh memasok darah ke gusi.

Hal ini membuat jaringan gusi luka karena lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan dan iritasi.

Hormon juga memengaruhi cara tubuh merespons racun tertentu yang dihasilkan oleh penumpukan plak.

5. Kehamilan

Gusi Luka
Foto: Gusi Luka (Freepik.com/stockking)

Selama kehamilan, hormon mengalami “overdrive”, yang dapat menyebabkan masalah di mulut.

Peningkatan kadar hormon progesteron dapat memengaruhi cara tubuh menangani racun dan bakteri yang dilepaskan oleh plak.

Hal ini dapat meningkatkan risiko gusi luka dan terinfeksi. Oleh karenanya, gingivitis adalah kondisi yang umum pada wanita hamil.

Peningkatan aliran darah ke gusi akibat perubahan hormon menyebabkan pembengkakan, iritasi, dan nyeri.

Gusi luka dan nyeri terkait kehamilan biasanya hilang setelah melahirkan dan hormon kembali ke tingkat sebelumnya.

6. Menopause

Menopause menyebabkan perubahan di seluruh tubuh, termasuk mulut.

Setelah menopause, seseorang mungkin mengalami sensasi terbakar di mulut, sensitif terhadap suhu makanan, dan penurunan produksi air liur.

Air liur bertanggung jawab untuk melembapkan mulut dan menghilangkan racun dan bakteri yang dihasilkan oleh plak.

Penurunan produksi air liur di mulut dapat meningkatkan risiko terkena periodontitis.

Ini juga dapat meningkatkan sensitivitas gusi, menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Baca Juga: Infeksi Telinga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

7. Penggunaan Peralatan Gigi

Peralatan gigi, seperti kawat gigi, gigi palsu, retainer, dan pelindung mulut, semuanya dapat menyebabkan gusi luka dan teriritasi.

Ketika peralatan gigi tersebut rusak atau tidak pas, mereka dapat menyebabkan gesekan yang merusak jaringan gusi yang halus.

Selain gusi luka dan nyeri, ini juga menyebabkan bekas luka pada gusi yang ditinggalkan oleh peralatan mulut tersebut.

8. Menyikat Gigi dan Flossing Terlalu Kasar

Jika Moms menyikat atau menggunakan benang gigi terlalu kuat, risiko gusi luka dan teriritasi akan meningkat.

Ini juga dapat meningkatkan sensitivitas gusi, dan membuatnya mudah mengalami berbagai masalah.

Sebaiknya gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pastikan untuk menyikat gigi dan flossing dengan lembut.

9. Penggunaan Tembakau

Orang yang merokok atau menggunakan produk tembakau tanpa asap lebih mungkin menderita penyakit gusi.

Hal ini karena tembakau dapat melemahkan sistem kekebalan.

Artinya membuat risiko gusi luka dan infeksi jadi meningkat.

Saat sudah mengalami luka dan infeksi pada gusi, waktu untuk sembuh bisa jadi lebih lama, dan perawatan penyakit gusi mungkin kurang efektif.


Cara Mengatasi Gusi Luka dan Nyeri di Rumah

Air Garam (Orami Photo Stock)
Foto: Air Garam (Orami Photo Stock) (Naturesjeannie.com)

Pada kasus yang ringan, gusi luka dan nyeri bisa sembuh dengan sendirinya. Cukup diatasi di rumah dengan perawatan rumahan.

Perawatan rumahan juga bisa jadi pereda nyeri sementara, sambil menunggu perawatan gigi.

Solusi terbaik untuk masalah gusi dan gigi tetaplah dengan perawatan dokter gigi ya, Moms.

Jika belum sempat bertemu dokter gigi, berikut ini beberapa perawatan rumahan yang bisa dicoba:

1. Berkumur Air Garam

Bilas dengan air garam adalah cara mudah dan efektif untuk meredakan sakit gigi.

Menurut studi pada 2017 di Journal of Indian Society of Periodontology, ini juga dapat mencegah bakteri dan plak, serta menurunkan risiko penyakit gusi.

2. Kompres Dingin

Kompres Gusi (Orami Photo Stock)
Foto: Kompres Gusi (Orami Photo Stock)

Kompres dingin akan membantu meredakan nyeri gusi lebih baik daripada kompres panas.

Jangan pernah mengoleskan kompres langsung ke gusi luka.

Sebaiknya letakkan kompres di area wajah tempat gusi terasa nyeri.

3. Minyak Cengkeh

Menurut studi pada 2022 di jurnal Biointerface Research in Applied Chemistry, minyak cengkeh dapat meredakan nyeri gusi.

Ini juga diklaim dapat membantu mencegah penyakit gusi.

Sebab, minyak cengkeh mengandung senyawa yang disebut eugenol yang merupakan anestesi alami.

Minyak ini juga memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi.

Cara menggunakannya, oleskan beberapa tetes minyak ke bola kapas dan usap dengan lembut ke area gusi yang sakit.

Gunakan minyak cengkeh secukupnya. Jika terlalu banyak justru dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan masalah lain.

Jangan gunakan minyak cengkeh untuk anak-anak ya, Moms.

Baca Juga: 4 Kemungkinan Penyebab Koreng di Kaki dan Cara Mengatasinya

4. Kantong Teh

Kantong teh basah dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan mengatasi rasa sakit pada gusi yang luka.

Teh mengandung zat antiinflamasi dan antiseptik alami yang dapat membantu meredakan iritasi dan mempercepat proses penyembuhan.

Caranya, rendam kantong teh dalam air panas selama beberapa menit.

Setelah itu, angkat dan biarkan agak mendingin, tapi masih hangat.

Tempelkan pada gusi yang luka. Biarkan selama 5-10 menit dan ulangi beberapa kali sehari sesuai kebutuhan.

Selain meredakan rasa sakit dan pembengkakan, kantong teh juga dapat membantu membersihkan area sekitar luka dengan lembut. Namun, pastikan kantong teh yang digunakan bersih dan tidak mengandung tambahan bahan kimia atau pewarna.

Itulah pembahasan mengenai penyebab gusi luka dan perawatan rumahan yang bisa dicoba. Semoga bermanfaat.

  • https://www.jisppd.com/article.asp?issn=0970-4388;year=2017;volume=35;issue=4;spage=319;epage=326;aulast=Aravinth
  • https://doi.org/10.33263/BRIAC126.72677286
  • https://www.verywellhealth.com/gum-pain-5219667
  • https://www.healthline.com/health/sore-gums#other-causes
  • https://www.healthgrades.com/right-care/oral-health/sore-gums

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.