Hamil Menjelang Menopause, Mungkinkah? Simak Penjelasannya!
Mungkin Moms ada yang penasaran, bisa atau tidaknya hamil menjelang menopause.
Walau menstruasi masih dialami tetapi mungkin tidak setiap bulan seperti pada normalnya, agak membingungkan apakah masa subur di usia ini, benar-benar sesubur saat dahulu di usia produktif.
Sebelum membicarakan mengenai hamil menjelang menopause, pertama-tama, mari mengenali apa itu menopause sebenarnya!
Baca Juga: Diet Air Putih, Turunkan Berat Badan Cepat dalam 2 Minggu
Ketahui Tanda-Tanda Menopause
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi.
Biasanya masa menopause ini akan hadir ketika seorang perempuan mulai menginjak usia 45-55 tahun.
Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi selama setidaknya 12 bulan.
Masa selesainya siklus menstruasi tersebut pun diidentikan dengan sudah habisnya cadangan sel telur.
Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita.
Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun.
Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi menopause umumnya terjadi usia 45-55 tahun.
Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum berusia 40 tahun.
Namun, tahukah Moms kalau beberapa tanda menopause sendiri sudah muncul ketika masa perimenopause?
Hal ini penting diketahui agar Moms bisa mengetahui jika mengalami hamil menjelang menopause.
Begini tanda menopause yang akan terjadi pada setiap perempuan!
1. Menstruasi Mulai Tak Teratur
Melansir World Journal of Psychiatry, ketika mendekati masa menopause, perempuan biasanya akan mengalami perubahan siklus menstruasi yang ditandai dengan haid tak teratur atau selalu berubah-ubah.
Menstruasi pada umumnya memiliki siklus yang tetap.
Namun ketika Moms memiliki siklus menstruasi yang sebelumnya lancar dan teratur dan kini berubah menjadi datang lebih cepat atau bahkan terlambat.
Jumlah darah menstruasi sendiri pun biasanya bisa lebih sedikit, lebih banyak, atau mungkin hanya berupa bercak darah dan flek saja.
2. Panas yang Menyebar
Rasa panas yang terasa menyebar dari area wajah lalu ke leher hingga ke tubuh bisa menjadi tanda menopause paling umum dirasakan.
Bahkan, pada sebagai perempuan, kondisi ini bisa muncul lebih awal ketika siklus haid masih berlangsung.
Hadirnya rasa panas yang datang tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya ini bisa menjadi tanda menopause.
Tak sampai sana, gejala lainnya yang biasanya dirasakan adalah tubuh yang menjadi kemerahan, dada berdebar dan tubuh yang berkeringat.
3. Kesulitan Menahan Buang Air Kecil
Saat perempuan masuk ke dalam masa menopause, ia akan mengalami kondisi inkotinesia urine atau kesulitan menahan buang air kecil.
Masalah pada saluran kemih ini akan membuat perempuan tersebut menjadi lebih sering buang air kecil.
Keluhan tersebut sendiri terjadi karena jaringan di area vagina dan saluran kemih jadi menipis serta kehilangan kemampuan elastisitasnya.
Penurunan kadar estrogen dalam tubuh yang terjadi menjelang menopause pun bisa membuat perempuan menjadi lebih ringkih terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kemih.
Baca Juga: Suntik Botox: Cara Kerja, Tahapan Prosedur, dan Efek Samping
4. Vagina Terasa Kering
Ketika vagina terasa kering, hal ini bisa menjadi tanda menopause.
Hal tersebut terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen dan progeseron dalam tubuh perempuan.
Hal ini pun bisa menyebabkan produksi cairan pelumas yang dimiliki oleh vagina jadi berkurang dan menyebabkan vagina terasa kering.
Kondisi vagina kering ini pun biasanya hadir bersamaan dengan rasa tidak nyaman, gatal, atau perih di sekitar vagina.
Perempuan yang mengalami kondisi ini biasanya juga akan merasakan nyeri ketika berhubungan seksual.
5. Penurunan Gairah Seks
Ketika hormon estrogen mengalami penurunan karena menopause, hal tersebut bisa membuat klitoris menjadi kurang peka terhadap rangsangan seksual.
Nah, hal ini pun membuat keadaan vagina menjadi kering dan kurang elastis.
Jadi, tanda menopause yang satu ini bisa menyebabkan penurunan gairah seks dan membuat perempuan menjadi sulit orgasme.
Baca Juga: Kretinisme: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya untuk Si Kecil
6. Perubahan Mood
Perubahan mood adalah salah satu tanda-tanda menopause yang umum terjadi.
Perubahan mood selama menopause bisa dipengaruhi oleh fluktuasi hormon, terutama penurunan kadar estrogen yang terjadi selama fase transisi menuju menopause.
Berikut adalah beberapa perubahan mood yang dapat dialami oleh wanita selama menopause:
- Kecemasan
Perubahan hormon selama menopause juga dapat memicu perasaan kecemasan atau kegelisahan yang meningkat.
Wanita mungkin merasa gelisah, tegang, atau khawatir tanpa alasan yang jelas.
- Mudah Marah atau Tersinggung
Perubahan hormonal selama menopause juga dapat membuat seseorang lebih mudah tersinggung atau cepat marah.
Reaksi emosional yang berlebihan terhadap situasi sehari-hari atau sensitivitas yang meningkat terhadap komentar atau perilaku orang lain dapat menjadi tanda perubahan mood selama menopause.
- Mudah Menangis
Wanita yang mengalami perubahan mood selama menopause juga mungkin lebih rentan untuk menangis tanpa alasan yang jelas.
Mereka mungkin merasa lebih emosional dan sensitif terhadap berbagai peristiwa atau pengalaman.
Baca Juga: 12 Arti Mimpi Menangis, Bisa Pertanda Ada Emosi Terpendam
- Kesulitan Mengatasi Stres
Perubahan hormonal selama menopause juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres.
Wanita mungkin merasa lebih cemas atau tertekan oleh tekanan sehari-hari dan kesulitan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola stres.
Nah, itu dia tanda yang bisa dijadikan patokan Moms sudah mulai memasuki masa menopause.
Lalu, ketika sudah berada di masa menjelang menopause, bisakah kehamilan terjadi?
Hamil Menjelang Menopause, Mungkinkah Terjadi?
Bagi yang terlambat menikah dan ingin memiliki anak namun sudah memasuki usia menjelang menopause mungkin ini menjadi pertanyaan penting.
Mungkin tidak bisa hamil menjelang menopause? Terlebih, ketika seorang perempuan sudah memiliki tanda-tanda menopause seperti haid yang sudah tak terlalu lancar, misalnya.
Mengenai pertanyaan yang berada di benak Moms tersebut, dr. David Mayndra Utama, Sp. OG pun sudah memberikan jawabannya pada Orami, nih!
“Jadi, selama seorang wanita masih menstruasi maka kehamilan masihlah sangat mungkin bisa terjadi karena cadangan sel telur yang kemungkinan masih ada,” kata dr. David Mayndra Utama, Sp.OG, obgyn dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia, Tangerang.
Jadi, selama menopause belum tiba, Moms masih mungkin hamil.
Baca Juga: Ini Cara Menghitung Hari Perkiraan Lahir, Simak Yuk, Moms!
Senada dengan dr. David, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. M. Charnaen Ibrahim, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, pun mengatakan hal yang sama mengenai kemungkinan hamil menjelang menopause.
"Menjelang menopause, ibu masih dapat hamil atau masih dapat terjadi kehamilan. Walaupun persentasenya rendah secara alamiah, yaitu sekitar 4%."jelas dr. M Charnaen Ibrahim.
dr. M Charnaen Ibrahim menambahkan, selama wanita masih mengalami menstruasi teratur, maka kehamilan tetap dapat terjadi.
Tanda-tanda kehamilan yang dapat dirasakan apabila wanita menjelang menopause hamil sama dengan tanda-tanda kehamilan wanita pada umumnya, seperti tidak haid, payudara mengencang, dan mual.
Meski memiliki kemungkinan, bukan berarti mengalami hamil menjelang menopause tidak tanpa risiko.
Persentase keguguran ketika mengalami hamil menjelang menopause pun menjadi lebih tinggi dari kehamilan normal.
Sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 dalam jurnal Fertility and Sterility melaporkan tentang 549 siklus ovulasi dari 124 wanita menjelang menopause.
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun kesuburan menurun dengan bertambahnya usia, sebagian besar wanita masih dapat menghasilkan sel telur dan ovulasi menjelang menopause.
Baca Juga: 10 Posisi Berhubungan agar Bayi Cepat Lahir, Mau Coba?
Dari total siklus ovulasi yang diamati, 70% wanita menghasilkan sel telur yang matang dan bisa dibuahi.
Namun, risiko keguguran juga lebih tinggi pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun.
Risiko Hamil Menjelang Menopause
Walaupun hamil menjelang menopause bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin, tetapi organ reproduksi wanita memiliki masa produktif yang terbatas.
Sel telur pada seorang wanita tumbuh saat bayi masih dalam kandungan dan disimpan dalam ovariumnya.
Lebih jauh dr. David menjelaskan bahwa Moms harus bersiap-siap dan paham ketika terjadi hamil menjelang menopause, maka setiap perempuan akan memiliki risikonya masing-masing.
“Tapi, umur ideal seorang wanita mendapatkan kehamilan adalah antara 20-35 tahun. Di luar usia tersebut, terdapat risikonya masing-masing,” kata dr. David mengingatkan.
Bukan hanya kondisi hamil menjelang menopause, ketika seorang perempuan mengalami kehamilan terlalu muda, hal itu pun bisa berbahaya pada perkembangan janin di tubuhnya.
Jika Moms hamil di bawah usia 20 tahun, organ reproduksi belum matang dan menimbulkan risiko terjadinya gangguan perkembangan janin.
Sedangkan, kehamilan pada usia di atas 35 tahun memiliki risiko, yaitu:
- Terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya
- Risiko keguguran yang lebih besar
- Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan
Jadi, sebaiknya rencanakan dengan matang mengenai program kehamilan atau jangan lupa untuk melakukan konsultasi dengan dokter secara mendalam ketika mengalami hamil menjelang menopause.
Hal tersebut tentu saja sangat penting mengingat hamil menjelang menopause pastilah membutuhkan perhatian yang lebih agar kondisi janin dan ibu hamil tetap terjaga.
Baca Juga: Balita Susah BAB: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Hal yang Harus Dilakukan Jika Hamil di Usia Menjelang Menopause
Apabila seorang wanita hamil di usia yang sudah tidak muda atau menjelang menopause, berarti jauh di atas umur 35 tahun, maka Moms harus rajin mengontrolkan kehamilannya ke dokter.
“Karena sedang hamil di usia riskan, Moms harus rajin melakukan pemeriksaan tekanan darah, laboratorium dan USG sehingga bisa segera diketahui apabila ada komplikasi selama kehamilan tersebut,” kata dr. David.
Jika semua hal terkontrol, dokter jadi bisa segera melakukan penanganan atau tindakan untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk.
Nah, Moms. Itulah penjelasan mengenai hamil di usia menjelang menopause.
Kesimpulannya, tidak ada yang tidak mungkin selama Moms masih bisa menstruasi dan ovulasi. Tapi, harus berhati-hati, ya.
Baca Juga: Serba-serbi Otitis Eksterna atau Infeksi Kuping Perenang
Bagaimana nih Moms penjelasan mengenai hamil menjelang menopause beserta tanda-tanda menopause yang wajib Mom ketahui?
Jika Moms masih memiliki pertanyaan seputar topik hamil menjelang menopause atau mengenai kehamilan lainnya, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar, ya!
- https://www.researchgate.net/publication/353919675_Menopause_and_cognitive_impairment_A_narrative_review_of_current_knowledge
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25714237/
- https://www.healthline.com/health/menopause-or-pregnant#pregnancy-symptoms
- https://www.webmd.com/menopause/guide/guide-perimenopause
- https://www.verywellhealth.com/change-of-life-baby-is-pregnancy-possible-during-perimenopause-3576789
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.