Hati-Hati, Kekerasan Dapat Merusak Karakter Anak!
Kekerasan menjadi satu fenomena yang semakin sering kita lihat di lingkungan sekitar. Kekerasan juga terkadang muncul di dalam rumah ketika konflik benar-benar tidak bisa dihindari.
Namun, tahukah Mama bahwa kekerasan yang dilihat dan dirasakan dalam rumah akan berdampak besar pada karakter anak? Anak-anak yang tadinya ceria bisa langsung menjadi pendiam atau penakut ketika mereka menjadi saksi mata atau bahkan korban tindak kekerasan.
Jika Mama yakin bahwa kekerasan sudah pasti tidak terjadi di dalam rumah, waspadalah pada kekerasan yang mungkin terjadi di luar rumah. Tindakan tidak terpuji ini bisa dialami oleh anak-anak dari orang dewasa atau teman seusianya. Lokasi yang dipilih untuk melakukan tindakan ini biasanya di sekolah atau di tempat bermain yang sepi. Perlu Mama tahu bahwa karakter anak bisa dengan mudah berubah ketika ia mengalami kekerasan untuk pertama kalinya.
Saat mengalami kekerasan, efek yang dirasakan anak-anak tidak melulu luka fisik namun juga psikis. Kondisi seperti ini tentu akan berpengaruh pada perilaku dan karakter anak sehingga ketika buah hati mendadak tertutup, Mama patut curiga bahwa si Kecil tengah mengalami kekerasan. Selain tertutup, perubahan karakter anak karena kekerasan juga bisa dilihat dari perilaku ini :
- Depresi
- Mudah khawatir
- Tidak percaya diri
- Agresif
- Selalu ingin bunuh diri (jika kekerasan yang diterima sudah terlampau parah)
- Susah makan
- Trauma dan tidak bisa kembali pada karakter awal yang ceria
- Menjelek-jelekkan diri sendiri
Baca Juga : Bagaimana Cara Membantu Anak Menghadapi Bullying?
Karakter anak dengan beberapa perilaku di atas menandakan bahwa ia tengah mengalami kekerasan yang berujung pada trauma dan stres sehingga sebagai efeknya, mereka sangat takut untuk mengatakan pada orang tua tentang masalah mereka.
Orang tua adalah sosok penting yang bisa memberikan kasih sayang, rasa aman dan dukungan positif pada anak. Oleh karenanya, agar karakter anak tetap terjaga dan terhindar dari perilaku di atas, si Kecil bisa diajak untuk lebih terbuka dengan selalu menceritakan apa yang sudah terjadi padanya setiap hari.
Langkah ini tentunya tidak bisa dilakukan secara terburu-buru melainkan dengan tenang dan santai karena bagi anak-anak, mereka hanya bisa mengatakan hal yang sebenar-benarnya pada orang tua.
Selain menjadi tempat berbagi keluh kesah, memberikan bekal untuk menjaga diri sendiri saat jauh dari orang tua juga penting, misalnya dengan mengikutkannya kegiatan bela diri. Orang tua juga bisa meminta bantuan dari pihak sekolah untuk menangani kekerasan yang mungkin dilakukan oleh teman sebayanya.
Saat berada di rumah, mengurangi intensitas menonton acara TV berbau kekerasan juga harus dilakukan karena tontonan tersebut akan memberikan pengaruh nyata bagi anak-anak sebagai pelaku dan korban kekerasan.
Jika karakter anak mengalami perubahan drastis dan sulit untuk dimotivasi pasca mendapatkan kekerasan, Mama bisa menghubungi psikiater yang pastinya tahu lebih banyak tentang karakter anak dan perubahannya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.