4 Tanda Anak 'Terlalu Sibuk' yang Harus Mama Waspadai
Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Termasuk membekali banyak keterampilan dan pengalaman yang berguna bagi masa depan anaknya kelak.
Tak jarang, beberapa orang tua menganggap anaknya akan lebih produktif jika punya banyak kegiatan. Mulai dari memberikan les akademis, seni, kegiatan ekstrakurikuler, dan olahraga yang dianggap bermanfaat untuk belajar, bermain sekaligus mengembangkan kemampuan sosial anak.
Sayangnya, keputusan tersebut juga memiliki sisi negatif, lo, Ma. Menjejali beragam aktivitas bisa membuat anak jadi terlalu sibuk. Akibatnya, ia tak hanya letih secara fisik tapi juga psikis. Lalu apa saja tanda-tanda yang harus diwaspadai jika anak terlalu sibuk?
1. Gangguan Tidur
Anak yang sering merasa terburu-buru saat melakukan satu kegiatan ke kegiatan lainnya rentan mengalami gangguan tidur di malam hari. Mereka tidak benar-benar bisa beristirahat dengan rileks, Ma.
Kadang, anak yang terlalu sibuk juga harus bangun lebih pagi karena ada banyak kegiatan yang mesti dilakukan hari itu. Yang menyedihkan, beberapa anak kerap mimpi buruk lantaran otak mereka terus terstimulasi dengan rangkaian jadwal yang padat.
Baca Juga: 4 Kesalahan Mendidik Anak yang Sering Dilakukan Orang Tua
2. Mudah Marah, Stres, dan Cemas
Saat anak terlalu sibuk, mereka tak punya waktu untuk belajar mengenali, memahami, dan memproses emosi yang dialami. Akibatnya, anak jadi mudah marah, stres, dan cemas. Untuk melampiaskannya ia mungkin akan mengamuk dan berteriak. Mama juga perlu waspada, jika anak sering memendam emosi negatif. Sebab bukan tak mungkin ia menjadi frustrasi.
Jadwal kegiatan yang bertubi-tubi juga dapat menimbulkan rasa cemas pada anak yang terlalu sibuk. Mama bisa melihatnya dari ekspresi dan bahasa tubuh anak. Misalnya, anak tampak lesu dan tak bersemangat saat berangkat sekolah, merasa takut tak bisa berprestasi, sulit tidur karena terus merasa cemas. Sebaiknya, Mama segera mengatasi gangguan kecemasan ini karena secara fisik juga dapat memicu sakit kepala dan gangguan pencernaan pada anak.
3. Terpaksa
Secara alamiah, orang akan merasa senang saat diberitahu tak jadi melakukan hal yang tak disukai. Sama halnya dengan anak. Coba Mama lihat, apakah Si Kecil sangat gembira ketika mengetahui ada jadwal kegiatannya yang dibatalkan? Kalau ya, itulah saat yang tepat bagi Mama untuk mengevaluasi aktivitas anak. Tanyakan apakah anak benar-benar menyukai semua kegiatan tersebut, merasa terpaksa atau ia hanya sekadar menuruti jadwal yang disusun oleh orang tua?
4. Konsentrasi Terganggu
Mama tentu tahu, aktivitas di luar sekolah bisa membuat anak lelah secara fisik dan mental. Akibatnya, konsentrasi anak jadi menurun dalam menyerap materi pelajaran. Bukan tak mungkin, saking sibuknya anak jadi tak punya waktu untuk mengerjakan PR atau sekadar belajar untuk keesokan harinya.
Penurunan konsentrasi ini bisa terjadi perlahan maupun cepat, bergantung pada sejauh mana waktu mereka untuk belajar, bermain, dan tidur tersita akibat padatnya aktivitas.
Bahaya Anak Terlalu Sibuk
Aktivitas tambahan untuk anak memang baik, Ma. Masalahnya, tak sedikit orang tua terlalu memaksakan kegiatan tersebut tanpa menyeimbangkannya dengan waktu bermain anak.
“Ibaratnya, saat kita memiliki komputer, pasti akan sangat menyenangkan jika mengisinya dengan berbagai macam software. Namun, jika isinya terlalu penuh, maka komputer akan rusak,” papar Alvin Rosenfeld, psikiater anak dan remaja sekaligus pengarang buku The Over-Scheduled Child.
Selalu ada konsekuensi dibalik suatu hal. Begitupun harga yang harus dibayar dari keseharian anak yang terlalu sibuk, yaitu kehidupan sosial mereka. Selain tak bisa menikmati waktu luang bermain dengan teman sebaya, anak yang sudah letih secara fisik juga biasanya lebih memilih beristirahat dan melewatkan interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
Dan bukan hanya anak, efek negatif tersebut juga bisa dialami Mama, lo. Kesibukan mengantar anak untuk satu kegiatan ke kegiatan lainnya dapat menimbulkan rasa lelah, dan tak jarang memicu stres pada orang tua.
Jadi, jangan lupa untuk mengevaluasi kegiatan Si Kecil sesuai dengan yang ia sukai, ya, Ma. Seimbangkan dengan waktu bermain tanpa memaksanya menjalani terlalu banyak aktivitas.
Bukankah masa kanak-kanak sebaiknya juga diisi dengan bermain?
(GLW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.