Bolehkah Ibu Hamil Makan Jengkol? Yuk, Simak Pembahasannya!
Penggemar jengkol mungkin punya pertanyaan saat hamil, yaitu bolehkah ibu hamil makan jengkol?
Penasaran apakah ibu hamil boleh makan jengkol? Yuk simak ulasannya di bawah ini.
Bagi sebagian besar wanita, kehamilan adalah hal yang sangat mereka tunggu-tunggu.
Supaya kehamilan tetap berjalan lancar dan sehat, wanita hamil wajib memerhatikan kecukupan gizi.
Terlebih jika sedang mengidam, maka wanita hamil harus paham betul efek makanan yang ia inginkan bagi dirinya dan janin.
Salah satu makanan yang terkenal akan cita rasanya yang nikmat dan mungkin diinginkan oleh ibu hamil adalah jengkol.
Namun, Moms pasti bertanya, bolehkah ibu hamil makan jengkol? Apakah ada efek samping tertentu saat wanita hamil makan jengkol?
Supaya tidak keliru, maka Moms perlu menyimak ulasan tentang konsumsi jengkol selama kehamilan berikut ini!
Baca Juga: Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek, Ini Kata Dokter!
Ibu Hamil Makan Jengkol, Amankah?
Jika Moms bertanya-tanya, bolehkah ibu hamil makan jengkol, maka jawabannya bisa bervariasi.
Umumnya makan jengkol saat hamil diperbolehkan, asalkan tidak terlalu berlebihan.
Melansir Steemit, dalam 100 gram jengkol terkandung beberapa jenis nutrisi, yaitu:
- 133 kalori
- 23,3 gram karbohidrat
- 1,5 gram protein
- 240 SI vitamin A
- 0.7 mg vitamin B
- 80 mg vitamin C
- 166,7 mg fosfor
- 140 mg kalsium
- 4,7 mg zat besi
- 49,5 gram air
Jadi secara umum, saat ibu hamil makan jengkol tidak akan mengancam kesehatan bayi.
Pada wanita hamil, asupan kalsium yang cukup adalah hal yang penting guna menjaga kesehatan tulang ibu dan pembentukan tulang bayi di dalam kandungan.
Sementara itu, serat pada jengkol juga bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan mencegah terjadinya sembelit (konstipasi) pada trimester akhir kehamilan.
Namun, di dalam jengkol juga terdapat kandungan yang berbahaya yaitu asam jengkolat.
Zat ini termasuk berbahaya, karena dapat menyebabkan keracunan bila menumpuk di dalam ginjal.
Jika asam jengkolat menumpuk, maka ia akan membentuk kristal tajam dalam ginjal dan dapat merobek dinding saluran kemih.
Akibatnya, konsumsi jengkol yang berlebihan bisa menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri yang hebat di perut bawah, perdarahan saluran kencing (hematuria), bahkan gagal ginjal.
Anjuran untuk tidak mengonsumsi jengkol berlebihan selama juga disebutkan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan U.S. National Library of Medicine.
Jengkol (Archidendron pauciflorum), disebut-sebut sebagai makanan umum yang harus dihindari saat hamil.
Ini karena baunya yang kuat dan rasa pahitnya bisa membahayakan bayi atau menyebabkan ibu kelak sulit untuk melahirkan.
Baca Juga: Resep Jengkol Balado yang Pedas Nan Enak
Efek Samping Ibu Hamil Makan Jengkol
Jika ibu hamil makan jengkol, sebaiknya kebiasaan ini segera dikurangi atau dihentikan.
Pasalnya, ada beberapa jenis efek samping yang bisa terjadi saat ibu hamil makan jengkol terlalu banyak, yaitu:
1. Sakit Pinggang
Bagi ibu hamil, nyeri pinggang mungkin hal yang wajar terjadi.
Namun, jika sakit pinggang muncul setelah ibu hamil makan jengkol, ini merupakan tanda bahaya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, jengkol mengandung asam jengkolat yang jika jumlahnya terlalu banyak bisa menyebabkan penumpukan pada sistem sekresi tubuh.
Alhasil, ibu bisa sakit pinggang, bahkan kesulitan untuk duduk atau berdiri.
2. Gangguan Ginjal
Ibu hamil makan jengkol bisa memberikan efek samping berupa gangguan ginjal.
Asam jengkolat yang terus menumpuk akibat terlalu banyak konsumsi jengkol juga akan memperburuk kondisi ginjal.
Jika sudah parah, kondisi ini bisa menurunkan fungsi ginjal dalam membuang racun di dalam tubuh.
Dalam dunia medis, dikenal juga istilah djenkolism, yakni penyebab yang tidak umum dari cedera ginjal akut akibat konsumsi jengkol.
Dalam jurnal yang dipublikasikan di U.S. National Library of Medicine, djenkolism adalah sekumpulan gejala seperti nyeri panggul, obstruksi kandung kemih, dan cedera ginjal akut.
Mayoritas pengidapnya bisa sembuh dengan hidrasi, terapi bikarbonat, dan pengobatan nyeri.
Namun, tiga pasien dari 96 pasien yang diteliti membutuhkan intervensi bedah, dan satu pasien membutuhkan pemasangan stent ureter untuk batu asam jengkolic yang menghalangi.
Empat dari 96 pasien pun dilaporkan meninggal karena gagal ginjal akut akibat kondisi ini.
Baca Juga: Ini Kata Dokter Kenapa Hidung Mampet tapi Tidak Keluar Ingus
3. Keguguran
Selain itu, ibu hamil makan jengkol juga bisa berdampak pada keguguran apalagi jika dikonsumsi berlebihan.
Dampak terburuk dari ibu hamil makan jengkol berlebihan adalah keguguran atau janin meninggal dalam kandungan.
Kasus ini bisa terjadi saat ibu hamil keracunan asam jengkolat yang sangat parah dan pertolongan terlambat diberikan.
Asam jengkolat yang sudah berubah menjadi kristal akan menumpuk pada ginjal membuat sistem sekresi ibu hamil kacau.
4. Keracunan Jengkol
Moms, sesuatu yang berlebihan memang tidak baik ya, termasuk ibu hamil makan jengkol yang berlebihan.
Keracunan jengkol juga bisa terjadi saat ibu hamil muda makan jengkol dalam jumlah yang sangat banyak.
Jika kondisi ini terjadi, maka akan ada beberapa gejala yang muncul seperti rasa tidak nyaman, mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada tubuh, demam dan sulit untuk buang air kecil.
Oleh karena itu, ibu hamil wajib membatasi konsumsi jengkol.
Hingga kini belum ada penelitian terpadu yang menyebutkan batas aman konsumsi jengkol, baik untuk orang biasa atau ibu hamil.
Jadi, ada yang bertanya bolehkah ibu hamil makan jengkol, maka minta ibu hamil tersebut mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.
Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!
Tips Mengolah Jengkol Agar Tidak Bau
Setelah mendapatkan jawaban bolehkah ibu hamil makan jengkol, tidak ada salahnya untuk mengintip tips mengolah jengkol agar tidak bau.
Sehingga, jika jengkol diolah dengan benar, ibu hamil dapat menikmatinya tanpa khawatir akan baunya. Namun, ingat ya, jangan berlebihan.
Yuk simak tips mengolah jengkol di bawah ini seperti dirangkum dari berbagai sumber.
1. Rebus Jengkol Menggunakan Daun Salam
Supaya jengkol yang dimasak tidak bau, Moms bisa merebusnya dengan tambahan daun salam.
Merebus jengkol menggunakan daun salam tidak hanya bisa mengurangi bau tajam pada jengkol tetapi juga bisa menghilangkan rasa pahit.
2. Rebus Jengkol Menggunakan Daun Jeruk Purut
Tidak hanya daun salam, ternyata daun jeruk purut juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau pada jengkol.
Pakai daun jeruk purut secukupnya ketika kalian sedang merebus jengkol. Jangan lupa untuk mengiris daun tersebut untuk membantu menetralisir bau jengkol.
3. Rebus Jengkol Menggunakan Daun Jambu Biji
Daun lain yang bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan bau tidak enak dan rasa pahit pada jengkol adalah daun jambu biji.
Moms bisa mencuci jengkol dulu sampai bersih, setelah itu rebus jengkol dengan tambahan daun jambu biji. Cara ini cukup efektif buat menghilangkan bau menyengat jengkol lho.
4. Merebus Jengkol dengan Api Kecil
Moms, cara merebus yang benar bisa mempengaruhi rasanya ketika diolah. Merebus jengkol dengan api kecil merupakan cara yang tepat
Tujuannya biar bumbu yang sudah ditambahkan bisa meresap sempurna dan membantu menghilangkan bau dari jengkol.
Lagipula, kalau bumbunya meresap sempurna, tentu juga makin mantap kan semurnya?
5. Jangan Memasak Jengkol Terlalu Lama
Penting untuk tidak merebus jengkol terlalu lama. Memasak jengkol terlalu lama tidak akan menghilangkan aroma dan rasa pahitnya lho.
Idealnya, merebus jengkol selama 20-30 menit dengan api kecil sudah cukup untuk menghilangkan bau dan rasa pahit.
Jangka waktu tersebut juga sudah bisa membuat jengkol memiliki tekstur empuk. Kalau terlalu lama, nanti jengkolnya malah keras lho Moms!
6. Rebus Jengkol dengan Menambahkan Rempah-rempah
Kunci untuk mengurangi bau jengkol adalah dengan menambahkan rempah-rempah.
Gunakan rempah-rempah seperti daun salam, daun jeruk purut, dan serai.
Ketiga rempah-rempah yang digunakan dikenal sangat ampuh untuk memberikan aroma sedap pada makanan.
Rempah-rempah tersebut juga efektif untuk membuat tekstur jengkol menjadi empuk.
Cara merebusnya yaitu rebus air hingga mendidih lalu masukkan jengkol beserta rempah-rempah tersebut. Kemudian rebus hingga matang.
7. Tambahkan Parutan Jahe
Tips terakhir merebus jengkol supaya tidak bau adalah menambahkan parutan jahe saat memasaknya.
Aroma jahe yang khas sangat ampuh menyamarkan bau menyengat pada jengkol serta menambah cita rasanya menjadi tambah enak dan lezat.
Makanan Apa yang Paling Baik untuk Ibu Hamil?
Jadi, ibu hamil makan jengkol sebenarnya tidak masalah agar masih di dalam batas wajar dan tidak berlebihan.
Namun, jika Moms masih cemas terkait ibu hamil makan jengkol, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter.
Bila ibu hamil mengidam semur jengkol atau olahan jengkol lainnya, konsumsilah dalam jumlah yang sedikit.
Bila perlu, tahan keinginan tersebut dan cobalah memperbanyak makanan tinggi nutrisi yang baik untuk mendukung kehamilan.
Secara umum, ibu hamil memerlukan beberapa nutrisi selama kehamilan seperti protein, vitamin dan mineral, lemak sehat, karbohidrat kompleks, serat, dan cairan.
Untuk itu, berikut ini terdapat beberapa makanan sehat yang perlu dikonsumsi ibu hamil lebih sering:
1. Kacang-kacangan Olahan
Dalam jumlah yang tidak banyak, tidak ada bahaya ibu hamil makan jengkol.
Namun, saat hamil, Moms sebaiknya mengutamakan asupan bergizi. Salah satunya kacang-kacangan olahan.
Selama kehamilan, ibu hamil perlu mengonsumsi protein dan kalsium ekstra untuk memenuhi kebutuhan si kecil yang sedang tumbuh.
Produk susu seperti susu, keju, dan yogurt bisa menjadi pilihan.
Produk susu mengandung dua jenis protein berkualitas tinggi: kasein dan whey.
Produk susu adalah sumber kalsium makanan terbaik, dan menyediakan fosfor, vitamin B, magnesium, dan seng dalam jumlah tinggi.
Sementara itu, yogurt, terutama yogurt Yunani, mengandung lebih banyak kalsium daripada kebanyakan produk susu lainnya dan sangat bermanfaat untuk ibu hamil.
Beberapa jenisnya juga mengandung bakteri probiotik, yang mendukung kesehatan pencernaan.
2. Kacang-Kacangan
Dalam jumlah sedikit, ibu hamil makan jengkol mungkin tidak berbahaya. Namun, lebih baik ibu hamil mengutamakan konsumsi makanan yang bergizi.
Kelompok makanan ini termasuk lentil, kacang polong, buncis, kedelai, dan kacang tanah adalah sumber nutrisi sehat untuk ibu hamil.
Kacang-kacangan adalah sumber serat, protein, zat besi, folat, dan kalsium nabati yang baik.
Semua nutrisi tersebut adalah jenis nutrisi yang paling dibutuhkan tubuh selama kehamilan.
Folat dalam kacang-kacangan juga merupakan salah satu vitamin B (B9) yang paling penting.
Ini sangat penting bagi ibu hamil dan bayi, terutama selama trimester pertama, dan bahkan saat merencanakan kehamilan.
Ibu hamil membutuhkan setidaknya 600 mikrogram (mcg) folat setiap hari, yang bisa menjadi tantangan untuk dicapai hanya dengan makanan.
Oleh karena itu, ibu hamil bisa menambahkan kacang-kacangan untuk dijadikan camilan sehat.
Baca Juga: Kenali 5 Manfaat Kacang Almond untuk Ibu Hamil
3. Ubi
Mungkin sebagian orang menghindari ubi karena bisa menyebabkan aroma kentut yang lebih buruk.
Namun, ubi jalar adalah sumber nutrisi yang juga sangat baik dikonsumsi selama hamil.
Ini karena ubi kaya akan beta karoten, yakni senyawa tanaman yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh.
Untungnya, ubi adalah sumber beta karoten dan serat nabati yang melimpah.
Serat membuat ibu hamil kenyang lebih lama, mengurangi lonjakan gula darah, dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
4. Salmon
Ikan satu ini juga merupakan favorit banyak orang karena kandungan gizinya yang tinggi.
Salmon kaya akan asam lemak omega-3 esensial yang memiliki banyak manfaat.
Ini ditemukan dalam jumlah tinggi dalam makanan laut, dan membantu membangun otak dan kesehatan mata bayi di dalam kandungan.
Selain itu, salmon adalah salah satu dari sedikit sumber vitamin D alami yang penting untuk kesehatan tulang dan fungsi kekebalan.
Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa makanan laut tidak boleh terlalu sering dimakan saat hamil.
Ini karena makanan laut tinggi akan merkuri. Namun, salmon bukanlah jenis ikan yang memiliki tingkat kontaminasi merkuri yang tinggi.
Sementara itu, beberapa ikan laut yang perlu dihindari adalah ikan todak, ikan makarel, ikan marlin, dan ikan tuna mata besar.
Tuna kaleng yang berukuran "light" umumnya dianggap lebih aman untuk dikonsumsi selama kehamilan daripada tuna mata besar karena kandungan merkurinya yang lebih rendah.
5. Telur
Telur adalah sumber nutrisi sehat untuk ibu hamil selanjutnya. Ini karena telur mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan.
Telur berukuran besar mengandung sekitar 80 kalori, protein berkualitas tinggi, lemak, dan banyak vitamin dan mineral.
Telur juga merupakan sumber kolin yang bagus, yakni nutrisi penting selama kehamilan.
Kolin berfungsi untuk mendukung perkembangan otak bayi dan membantu mencegah kelainan perkembangan otak dan tulang belakang.
Satu telur utuh mengandung sekitar 100 miligram (mg) kolin, yang akan membuat kamu mendekati asupan kolin yang direkomendasikan.
Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar
6. Brokoli dan Sayuran Hijau
Brokoli dan sayuran hijau tua, seperti kangkung dan bayam, mengandung begitu banyak nutrisi yang ibu hamil butuhkan.
Bahkan jika kamu kurang menyukainya, ada beberapa cara untuk memasukkan sayuran hijau ke sajian makanan.
Sayuran hijau mengandung serat, vitamin C, vitamin K, vitamin A, kalsium, zat besi, folat, dan kalium.
Menambahkan porsi sayuran hijau adalah cara yang efisien untuk mengemas vitamin dan mencegah sembelit berkat kandungan serat di dalamnya.
Rutin konsumsi sayuran juga dikaitkan dengan penurunan risiko berat badan lahir rendah.
7. Daging dan Protein Tanpa Lemak
Daging sapi tanpa lemak dan ayam merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang sangat baik.
Daging sapi juga kaya zat besi, kolin, dan vitamin B lainnya, yang mana semua ini diperlukan untuk mendukung kehamilan.
Zat besi di dalam daging juga merupakan mineral esensial yang digunakan oleh sel darah merah sebagai bagian dari hemoglobin.
Ibu hamil akan membutuhkan lebih banyak zat besi karena volume darah selama hamil akan meningkat. Ini juga sangat penting selama trimester ketiga.
Kadar zat besi yang rendah selama awal dan pertengahan kehamilan dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Defisiensi zat besi meningkatkan risiko berat badan lahir rendah dan komplikasi lainnya.
Pasangkan makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk atau paprika, bersama dengan makanan kaya zat besi seperti daging untuk membantu meningkatkan penyerapannya di dalam tubuh.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur
8. Buah Beri
Buah beri mengandung banyak kebaikan dalam kemasan kecilnya. Ia mengandung air, karbohidrat sehat, vitamin C, serat, dan antioksidan.
Buah beri juga memiliki nilai indeks glikemik yang relatif rendah, jadi tidak akan menyebabkan lonjakan besar gula darah.
Buah beri juga merupakan camilan yang enak, karena mengandung air dan serat.
Mereka memberikan banyak rasa dan nutrisi, tetapi dengan kalori yang relatif sedikit.
Beberapa buah beri terbaik untuk dimakan saat hamil adalah blueberry, raspberry, goji berry, stroberi, dan acai berry.
9. Alpukat
Alpukat merupakan buah yang sangat unggul karena ia mengandung banyak asam lemak tak jenuh tunggal.
Hal ini membuat mereka terasa seperti mentega dan cocok untuk dijadikan camilan sehat selama hamil.
Alpukat juga tinggi serat, vitamin B (terutama folat), vitamin K, kalium, tembaga, vitamin E, dan vitamin C.
Dikutip dari jurnal yang dipublikasikan oleh Taylor and Francis Group, karena kandungan lemak sehat, folat, dan kalium yang tinggi, alpukat adalah pilihan yang bagus selama kehamilan.
Lemak sehat membantu membangun kulit, otak, dan jaringan dalam tubuh bay di dalam kandungan.
Folat dapat membantu mencegah cacat tabung saraf, kelainan perkembangan otak dan tulang belakang seperti spina bifida.
Kalium dalam alpukat juga dapat membantu meredakan kram kaki, efek samping kehamilan bagi sebagian wanita.
Faktanya, alpukat mengandung lebih banyak kalium daripada pisang. Moms bisa mengolah alpukat menjadi guacamole, salad, smoothie, atau olesan roti gandum.
Baca Juga: 5 Mitos Seputar Ibu Hamil dan Bayi Saat Gerhana Bulan
Itulah beberapa jenis makanan sehat yang disarankan saat hamil.
Namun, pastikan kamu juga mendiskusikannya dengan dokter dahulu sebelum mengonsumsi makanan apapun selama kehamilan.
Ini semua agar Ibu terhindar dari masalah kehamilan yang tidak diinginkan.
Semoga pertanyaan Moms seputar bolehkah ibu hamil makan jengkol terjawab, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.