Ibu Hamil Stres dan Menangis Bisa Pengaruhi Janin, Waspada!
Pernahkan Moms merasa stres dan menangis saat hamil? Jika iya, Moms mungkin bertanya-tanya apa penyebab dan dampak ibu hamil stres dan menangis.
Temukan jawabannya di sini ya Moms!
Kita semua tahu kehamilan mempengaruhi beberapa perubahan fisik yang signifikan.
Bagian rahim Moms akan tumbuh sampai berapa kali ukuran normalnya.
Bukan hanya itu saja, perubahan hormonal juga merupakan ciri khas kehamilan, yang bahkan terkadang bisa menyebabkan perubahan pada fisik ibu hamil, seperti payudara yang terasa sakit dan fluktuasi ini dapat menyebabkan perubahan pada otak yang mengatur suasana hati.
Oleh karena itu, banyak yang mengatakan ibu hamil seringkali merasa lebih sensitif dan mudah emosi.
Beberapa wanita mengalami berbagai emosi mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan dan segala sesuatu di antaranya.
Ketidakstabilan emosi yang dialami oleh wanita hamil ini memang merupakan hal yang wajar, karena adanya hormon yang dihasilkan serta perubahan bentuk fisik.
Tak jarang pula ketidakstabilan emosi ini diakhiri dengan menangis.
Baca Juga: Mengapa Ibu Hamil Lebih Sensitif dan Mudah Marah?
Jadi, jika Moms menangis karena masalah kecil, seperti susu yang tumpah, iklan di televisi yang sentimental, atau sikap ramah, jangan khawatir.
Apa yang kita alami benar-benar normal kok Moms.
Namun, seringkali ibu hamil disarankan agar jangan terlarut dalam kesedihan berlama-lama.
Pasalnya, hal itu bisa mempengaruhi calon bayi yang Moms kandung jadi ikut bersedih. Apa iya demikian?
Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya selama mengandung Moms ingat harus menjaga janin yang sedang dalam masa perkembangan dengan baik.
Sebab Si Kecil dalam rahim Moms sedang mengalami perkembangan pesat baik dari sel-sel otak maupun organ tubuhnya.
Janin dalam kandungan tak hanya mendapatkan asupan nutrisi yang berasal dari makanan yang Moms konsumsi, tapi ia juga menyerap emosi sang ibu.
Dengan kata lain, jika Moms bersedih dan mengalami tingkat stres yang tinggi maka akan mempengaruhi janin di dalam kandungan juga.
Lalu apa sebenarnya penyebab ibu hamil stres dan menangis?
Apa dampak ibu hamil stres dan menangis pada janin yang dikandungnya? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Segudang Manfaat Jalan Pagi untuk Ibu Hamil, Baik untuk Ibu dan Janin!
Penyebab Ibu Hamil Stres dan Menangis
Walaupun kebanyakan orang menggangap kehamilan adalah sebuah anugerah dan menyenangkan, namun terdapat 10 persen dari wanita hamil memiliki gejala depresi.
Apa penyebab ibu hamil stres dan menangis?
1. Trimester Pertama Kehamilan
Setiap wanita berbeda, jadi beberapa ibu hamil stres dan menangis selama kehamilan mereka, sedangkan yang lain hanya menangis selama trimester pertama.
Tangisan trimester pertama pada ibu hamil bukanlah hal yang aneh, mengingat pada saat itulah terjadi perubahan sekresi hormon.
Kadar estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama trimester pertama tampaknya bertanggung jawab atas beberapa perubahan suasana hati, yang ditandai dengan mudah tersinggung dan sedih.
"Saat hamil terdapat banyak perubahan di dalam tubuh, terutama hormon, terkadang perubahan ini sangat tidak nyaman dan membuat wanita masuk ke fase stres dan depresi," ujar dr. Muhammad Fadli, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Menurut dr. Muhammad, ibu hamil dengan riwayat depresi sebelumnya, usia ketika hamil yang tidak diharapkan, kurangnya dukungan keluarga, kondisi sosial dan ekonomi yang rendah, dan kekerasan dalam rumah tangga dapat membuat wanita lebih berisiko untuk masuk ke dalam keadaan stres saat hamil.
Ditambah lagi, kehamilan adalah perubahan besar dalam hidup.
Dan karena alasan ini, dikombinasikan dengan hormon yang berubah dengan cepat, tangisan selama trimester pertama mungkin disebabkan oleh perasaan bahagia yang ekstrim hingga kecemasan atau ketakutan bahwa sesuatu akan terjadi pada bayi.
2. Trimester Kedua Kehamilan
Perubahan hormonal pada ibu hamil dapat terus berlanjut hingga trimester kedua dan ketiga.
Ini juga yang jadi penyebab ibu hamil stres dan menangis di trimester kedua.
Tubuh Moms berubah dengan cepat, yang juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
Akibatnya, beberapa wanita mungkin merasa lebih gelisah pada trimester kedua.
Jika demikian, stres dan frustrasi sehari-hari yang normal juga bisa memicu menangis.
Dan saat Moms mendekati garis kelahiran, mungkin ada banyak hal yang kita pikirkan.
Moms harus menyelesaikan kamar bayi, mempersiapkan keuangan kita untuk masa depan anak kelak, dan realita menghadapi persalinan mungkin membuat kita sedikit panik.
Moms akan memiliki tanggung jawab tambahan, apakah itu anak pertama atau menambah keluarga kita.
Ini bisa menjadi saat yang membuat stres, dan jika emosi meningkat, mantra tangisan mungkin akan menyusul.
Baca Juga: Apakah Kualitas Tidur dan Suasana Hati Mempengaruhi Kerja Memori?
Pengaruh Ibu Hamil Stres dan Menangis terhadap Janin
Emosi ibu hamil yang tidak stabil bisa mempengaruhi janin di dalam kandungan juga lho.
Itu artinya jika ibu hamil stres dan menangis akan berpengaruh langsung pada janin. Apa saja yang akan terpengaruh? Yuk kita simak.
1. Perkembangan Otak Bayi
Ibu hamil stres dan menangis ternyata memengaruhi perkembangan otak bayi.
Ketika Moms mengalami stres yang berlebihan, perkembangan otak janin akan terganggu.
Hal ini dikarenakan mereka ikut merasakan tak nyaman.
Di mana hal ini nantinya akan berefek pada psikologis mereka saat menuju dewasa, seperti menjadi sosok yang penakut maupun cengeng.
2. Menyebabkan Keguguran
Ibu hamil stres dan menangis bisa menyebabkan keguguran.
Kesedihan yang Moms alami karena stres dapat membuat kondisi janin menjadi lemah, terlebih ketika usia kandungan masih sangat muda.
Kondisi kandungan yang melemah akan meningkatkan risiko keguguran bagi janin Moms.
3. Bayi Lahir Prematur
Ibu hamil stres dan menangis bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Kondisi janin akan berbeda bila kehamilan sudah memasuki masa yang lebih tua, efek dari kesedihan atau rasa stres Moms dapat membuat plasenta banyak mengeluarkan hormon pelepas kortikotropin (CRH).
Hormon ini merupakan hormon yang berfungsi sebagai pengatur jangka waktu kehamilan.
Jika hormon ini di produksi secara terus menerus oleh plasenta, akan mempercepat jangka waktu kehamilan Moms.
Menurut dr. Muhammad, penelitan yang diterbitkan dalam jurnal Women and Birth juga menunjukkan bahwa wanita hamil yang stres berisiko untuk melahirkan bayi prematur dan atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
4. Berkurangnya Suplai Oksigen
Ibu hamil stres dan menangis bisa mengurangi suplai oksigen.
Efek terakhir yang dapat terjadi bila Moms sedih dan menangis adalah terhambatnya sirkulasi oksigen untuk janin.
Mengapa demikian? Karena saat Moms menangis dan stres, pembuluh darah akan berikatan dengan kuat.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon Norepinephrine dang mengurangi sirkulasi oksigen untuk janin.
Baca Juga: 4 Cara Ayah Hadapi Mood Swing Ibu Hamil
Kapan Ibu Hamil Stres dan Menangis Harus Dikhawtirkan?
Meskipun ibu hamil stres dan menangis adalah hal yang wajar dalam kehamilan, menangis juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi.
Menceritakan perbedaan antara perubahan suasana hati kehamilan normal dan depresi bisa sedikit rumit.
Sebagai pedoman umum, depresi juga akan memicu gejala lain, tidak hanya menangis.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
- kesulitan berkonsentrasi
- kehilangan selera makan
- kehilangan minat pada aktivitas favorit
- perasaan tidak berharga
- perasaan bersalah
- tidur terlalu banyak
- tidur terlalu sedikit
- pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
Terkadang, depresi selama kehamilan cepat berlalu dan hilang dengan sendirinya.
Tetapi jika gejala berlangsung selama 2 minggu atau lebih, bicarakan dengan dokter ya Moms.
Baca Juga: 18 Manfaat Daun Kemangi untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Bisa Meredakan Stres serta Kecemasan!
Tips Agar Ibu Hamil Tidak Stres dan Menangis
Mengingat sejumlah efek buruk dapat terjadi pada janin Moms bila ibu hamil stres dan menangis, ada baiknya Moms menyimak sejumlah tips berikut guna menghindari stres:
- Ceritakan perasaan kita. Jangan pendam sendirian apapun yang Moms rasakan, cobalah untuk berbagi cerita dengan suami atau kerabat terdekat guna mengurangi beban Moms
- Coba olahraga. Saat hamil bukan berarti Moms berenti berolahraga. Maka, lakukanlah olahaga ringan untuk membuat otak jauh lebih fresh. Tanyakan kepada dokter Moms tentang latihan ringan selama kehamilan untuk meningkatkan energi dan meningkatkan kesehatan mental kita. Jalan-jalan, berenang, atau ikuti kelas aerobik berdampak rendah misalnya.
- Tenangkan Pikiran. Menenangkan pikiran dengan meditasi atau yoga juga bisa dicoba. Selain menenangkan pikiran, yoga sekaligus menjadi alternatif olahraga yang relatif aman untuk ibu hamil.
- Atur pola makan. Moms harus mampu mengatur pola makan dengan baik serta istirahat yang cukup agar asupan nutrisi terpenuhi dan badan tak lelah.
- Tidur yang cukup. Kurang tidur dapat meningkatkan tingkat stres ibu hamil, membuat kita menjadi lebih mudah tersinggung. Usahakan untuk tidur setidaknya 7 sampai 9 jam setiap malam ya Moms.
- Bicaralah dengan ibu hamil lainnya. Mendapatkan dukungan, baik secara online atau dari kelompok lokal, juga dapat meredakan beberapa ketakutan dan kecemasan yang terkait dengan kehamilan. Dengan berbicara kepada ibu lain, Moms dapat berbagi saran, menceritakan kisah pribadi, dan saling mendukung secara emosional.
Baca Juga: 5 Gerakan Yoga untuk Meredakan Nyeri Kehamilan, Coba Yuk!
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang ibu hamil stres dan menangis.
Setiap orang mengingkan kehamilan yang indah dan lancar, untuk itu mulailah untuk menghindari segala pikiran yang dapat membebani Moms dan berefek buruk pada kehamilan.
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1871519216300117
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.