12 Penyebab Bayi Muntah, Cari Tahu Moms!
Moms dan Dads pastinya panik ketika melihat Si Kecil muntah. Tahukah apa sebenarnya penyebab bayi muntah?
Umumnya, penyebab bayi muntah sangat beragam berdasarkan usianya. Muntah mungkin terjadi sesekali selama bulan pertama pasca kelahiran bayi.
Jika muncul berkali-kali atau semburannya cenderung tidak biasa dan lebih kuat, maka Moms perlu segera menghubungi dokter.
Mungkin kondisi tersebut hanya disebabkan gangguan makan yang cukup ringan.
Namun, penyebab bayi muntah juga bisa menjadi pertanda bahwa si kecil mengalami kondisi yang lebih serius.
Penyebab Bayi Muntah
Apa sih berbagai penyebab bayi muntah yang mungkin saja terjadi pada Si Kecil? Yuk, kita cari tahu di bawah ini!
1. Masalah Gangguan Makan
Bayi harus belajar semuanya dari awal, termasuk cara memberi makan dan menelan ASI tetap turun.
Bersamaan dengan gumoh, bayi bisa muntah sesekali setelah disusui. Ini paling sering terjadi pada bulan pertama kehidupan dan merupakan penyebab bayi muntah.
Penyebab bayi muntah kemungkinan berhubungan dengan masalah gangguan makan, seperti halnya makan berlebih.
Penyebab yang cukup jarang terjadi adalah alergi terhadap protein dari payudara Moms.
Hal ini bisa terjadi karena perut bayi masih belum terbiasa mencerna makanan.
Mereka juga secara tidak langsung harus belajar untuk tidak menelan susu terlalu cepat atau makan berlebih.
Muntah setelah menyusui biasanya berhenti setelah bulan pertama. Berikan bayi Moms lebih sering, makanan yang lebih kecil untuk membantunya menghentikan muntah.
Namun saat kontrol bayi ke dokter, Moms harus memberitahukan hal ini ke dokter anak jika bayi sering muntah dan dalam jumlah banyak.
Hal ini bisa menggiring ke masalah medis lainnya, bukan hanya kesulitan makan.
Baca Juga: Sudah Tahu 5 Penyebab Anak Mual dan Cara Mengatasinya?
2. Infeksi Bakteri atau Virus
Kongesti atau infeksi pernapasan bisa menjadi penyebab bayi muntah, terutama saat batuk.
Lendir yang dikeluarkan saat pilek bisa menetes ke bagian belakang tenggorokan bayi dan memicu refleks muntah atau gangguan perut.
Beberapa bayi muntah untuk membersihkan lendir dari sistem pencernaan mereka.
Flu perut atau infeksi gastriotestinal virus merupakan penyebab umum muntah lainnya.
Jika infeksi virus atau bakteri mempengaruhi lapisan perut atau usus bayi, maka gejala mungkin termasuk kehilangan nafsu makan, diare, sakit perut, dan demam.
Biasanya, muntah akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu 12 sampai dengan 24 jam.
Gejala lain pada bayi yang dapat berlangsung selama 4 hari atau lebih:
- Berair, kotoran encer atau diare ringan.
- Bayi yang cepat marah atau menangis.
- Nafsu makan Si Kecil yang buruk.
- Kram perut dan nyeri.
- Menyebabkan demam, tetapi ini sebenarnya kurang umum terjadi pada bayi.
Pneumonia, infeksi saluran kemih, meningitis hingga infeksi telinga juga bisa menyebabkan mual dan muntah pada bayi.
Baca Juga: Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Menangani Demam Pada Bayi
3. Menangis Berlebihan
Tangisan yang terlalu berkepanjangan akan memicu refleks muntah dan menjadi penyebab bayi muntah lainnya.
Meskipun mengganggu bayi maupun Moms, muntah saat bayi menangis tidak akan membahayakan kondisinya secara fisik.
Jika Si Kecil tampak sehat, maka tidak ada alasan bagi Moms untuk merasa khawatir.
4. Flu dan Batuk
Bayi mudah masuk angin dan flu karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh baru yang masih berkembang dan belum sempurna.
Terlebih saat bayi berada di tempat penitipan bayi, ia akan bertemu banyak orang dan bisa saja di sinilah bayi terinfeksi virus dan bakteri yang terbawa oleh orang lain.
Bayi bisa saja sering mengalami pilek pada tahun pertama kehidupannya.
Pilek dan flu dapat menyebabkan berbagai gejala pada bayi. Bersamaan dengan pilek, bayi Moms mungkin juga akan muntah meski tidak demam.
Terlalu banyak lendir di hidung (hidung tersumbat) dapat menyebabkan cairan dari hidung menetes ke tenggorokan.
Hal ini dapat memicu serangan batuk hebat yang terkadang menjadi penyebab bayi muntah, bisa juga pada anak-anak.
Seperti pada orang dewasa, pilek dan flu pada bayi adalah virus yang akan hilang setelah sekitar satu minggu.
Dalam beberapa kasus, kemacetan sinus dapat berubah menjadi infeksi. Bayi Moms akan membutuhkan antibiotik untuk mengobati semua bakteri.
Baca Juga: Kenali 6 Tanda Anak Terkena Infeksi Telinga
5. Infeksi Telinga
Infeksi telinga adalah penyakit umum pada bayi dan anak-anak. Ini karena tabung telinga bayi dan anak-anak yang lebih horizontal daripada vertikal seperti pada orang dewasa.
Menurut jurnal Ear infections, virus atau bakteri (kuman) menyebabkan infeksi telinga tengah.
Kuman dapat melakukan perjalanan dari belakang tenggorokan ketika tabung eustachius tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan infeksi telinga tengah.
Jika Si Kecil mengalami infeksi telinga, maka bayi mungkin juga akan mengalami mual dan muntah.
Penyebab bayi muntah ini terjadi karena infeksi telinga dapat menyebabkan pusing dan kehilangan keseimbangan.
Gejala lain dari infeksi telinga pada bayi yang bisa Moms lihat adalah:
- Sakit di satu atau kedua telinga.
- Menarik-narik atau mencakar di atau dekat telinga.
- Pendengaran teredam.
- Diare.
Sebagian besar infeksi telinga pada bayi dan anak-anak akan hilang tanpa perawatan medis, Moms.
Namun, penting bagi Moms membawa anak berkonsultasi ke dokter jika Si Kecil membutuhkan antibiotik untuk membersihkan infeksi.
Infeksi telinga yang serius dapat merusak telinga bayi yang lembut, namun jarang terjadi.
6. Mabuk Kendaraan
Beberapa bayi cenderung mengalami mabuk dan ini sudah pasti menjadi penyebab bayi muntah.
Ini bisa jadi masalah jika rutinitas harian Moms dan si kecil adalah melakukan perjalanan menggunakan mobil.
Para ahli mempercayai bahwa mabuk perjalanan terjadi akibat adanya keterputusan antara apa yang bayi lihat dan apa yang dipahaminya dengan bagian tubuh yang peka gerak, seperti telinga bagian dalam dan beberapa sarafnya.
Baca juga: Pergi Berlibur? Ini Cara Mencegah Mabuk di Perjalanan
7. Terlalu Panas
Sebelum Moms memakaikan bayi baju yang tebal, berbulu, dan membuat panas, Moms harus perhatikan cuaca di luar terlebih dahulu.
Jika panas, maka memakai baju tebal adalah hal yang salah, meskipun modelnya mungkin membuat Si Kecil terlihat semakin lucu.
Meskipun benar bahwa tubuh anak akan hangat dan nyaman, bayi bisa kepanasan dengan cepat dalam cuaca yang panas, lho, Moms.
Ini karena tubuh mungil mereka kurang mampu mengeluarkan panas.
Terlalu panas dapat menjadi penyebab bayi muntah dan dehidrasi.
Selain itu, anak pun akan kelelahan akibat panas atau dalam kasus yang jauh lebih serius, sengatan panas. Gejala yang akan timbul seperti:
- kulit pucat dan berkeringat.
- lekas marah dan menangis.
- kantuk atau floppyiness.
Segera lepaskan pakaian dan jauhkan bayi dari sinar matahari atau sumber panas lainnya.
Cobalah untuk menyusui (atau berikan bayi mium jika mereka berusia 6 bulan atau lebih.
Dapatkan pertolongan medis segera jika bayi Moms tidak terlihat membaik.
Baca Juga: Jangan Panik! Ini 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut
8. Zat Beracun
Alasan kenapa bayi muntah juga bisa disebabkan akibat menelan sesuatu yang beracun, seperti tanaman herbal, obat-obatan, atau zat kimia.
Kemungkinan Si Kecil mengalami keracunan makanan atau air yang sudah terkontaminasi oleh zat-zat beracun.
9. Obstruksi Usus
Penyebab bayi muntah yang terjadi secara tiba-tiba dan terus menerus bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi langka yang melibatkan obstruksi usus, seperti intususepsi, malrotasi, atau penyakit Hirschsprung.
Ini karena terjadinya penyumbatan yang menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan masalah kesehatan yang lainnya, penyumbatan biasanya membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.
Bahkan, kondisi ini kemungkinan membutuhkan tindakan pembedahan.
10. Stenosis Pilorus
Biasanya kondisi langka ini berkembang dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayi dan bisa jadi penyebab bayi muntah.
Bayi dengan stenosis pilorus sendiri mengalami muntah karena otot yang mengarah dari perut ke dalam usus menebal, sehingga isi perut bayi tidak bisa lewat.
Biasanya ini menyebabkan muntah hebat dan berkepanjangan pada bayi.
Kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi, kekurangan gizi, dan masalah kesehatan lainnya pada bayi, kondisi ini membutuhkan perhatian medis dengan segera.
Bila menurut Moms Si Kecil mungkin mengalami kondisi ini, segera hubungi dokter. Stenosis pilorus bisa ditangani melalui operasi untuk membuka area yang sempit pada usus bayi.
Baca Juga: Redakan Diare dan Muntah pada Bayi dengan Makanan Ini
11. Refluks Asam Lambung
Terkadang gumoh justru memburuk dalam beberapa minggu atau bulan pertama kehidupan bayi.
Meskipun tidak terjadi secara hebat, kondisi ini muncul sepanjang waktu.
Kondisi terjadi akibat otot di ujung bawah esofagus menjadi terlalu rileks dan memungkinkan isi perut bayi kembali naik ke atas.
Kondisi semacam ini merupakan penyakit refluks asam lambung atau GERD.
Saat mengalami kondisi ini, otot-otot perut bayi akan menguat, dan muntah bayi Moms akan hilang dengan sendirinya.
Sementara itu, Moms dapat membantu memperlambat muntah pada bayi dengan:
- Mencegah Si Kecil makan berlebih.
- Memberikan makanan dengan porsi lebih kecil tetapi lebih sering.
- Sering membuat Si Kecil bersendawa.
- Menopang bayi dalam posisi tegak selama sekitar 30 menit setelah menyusui.
12. Intoleransi Susu
Penyebab muntah bayi selanjutnya adalah intoleransi susu. Jenis intoleransi susu yang langka disebut galaktosemia.
Itu terjadi ketika bayi lahir tanpa enzim tertentu yang dibutuhkan untuk memecah gula dalam susu. Beberapa bayi dengan kondisi ini bahkan sensitif terhadap ASI.
Kondisi ini dapat menjadi penyebab bayi muntah dan mual setelah minum susu atau produk olahan susu apa pun.
Galaktosemia juga dapat menyebabkan ruam kulit atau gatal pada bayi dan orang dewasa.
Jika bayi Moms diberi susu formula, maka periksa bahan untuk produk susu apa pun, termasuk protein susu.
Kebanyakan bayi baru lahir diskrining saat lahir untuk mengetahui kondisi langka ini dan penyakit lainnya. Ini biasanya dilakukan dengan tes darah tusuk tumit atau tes urine.
Jika bayi Moms mengalami ini, maka kita akan mengetahuinya sejak dini.
Pastikan bayi benar-benar menghindari susu untuk membantu menghentikan muntah dan gejala lainnya.
Baca Juga: Ini Dia Moms, Alternatif Pengganti Susu Sapi untuk Balita yang Alergi
Itu dia Moms beberapa hal yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan ternyata menjadi penyebab bayi muntah.
Apakah Moms pernah menemukan penyebab bayi muntah yang berhubungan dengan penyakit berbahaya pada Si Kecil? Kalau iya, segera konsultasi ke dokter anak, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.