Jangan sampai Terlewat, Ini 13 Vaksin yang Dibutuhkan oleh Balita 0-3 Tahun
Mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil tak cukup hanya dengan memberikan asupan nutrisi bergizi serta memberikan stimulus yang tepat.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Dr. dr. Debbie Latupeirissa, Sp. A (K) mengatakan, tubuhnya harus tetap sehat dan salah satu cara melindungi kekebalan tubuhnya terhadap penyakit menular, kronis, dan mematikan, bisa dilakukan dengan vaksinasi atau imunisasi.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi atau imunisasi sampai saat ini dapat mencegah kurang lebih 2-3 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia akibat penyakit.
"Terlebih di negara tropis, seperti di Indonesia, kuman dan bakteri mudah masuk ke tubuh anak dan balita, oleh karena keduanya belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup, maka diperlukan peran vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya," kata dr Debbie.
Dr Debbie menambahkan, sebaiknya vaksinasi dilakukan tepat waktu, supaya lebih optimal dalam memberikan kekebalan. Beberapa vaksin juga membutuhkan vaksinasi ulang atau booster tiap setahun atau beberapa tahun sekali.
Apa saja vaksin yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia 3 tahun? Berikut ini vaksinnya.
Baca Juga: 6 Alasan Orang Tua Menolak Pemberian Vaksin untuk Anaknya
1. Hepatitis B
Foto: medium.com
Imunisasi hepatitis B ini sebaiknya diberikan pada waktu 12 jam setelah bayi lahir, lalu dilakukan kembali pada empat minggu setelahnya. Vaksinasi ketiga sebaiknya dilakukan minimal dua bulan setelahnya, dan suntik keempat 5 bulan setelahnya dari jarak suntik yang sebelumnya.
2. BCG
Gunanya untuk mencegah TB berat, misalnya Meningitis TB. Perlu diketahui bahwa Indonesia menempati urutan ketiga negara di dunia yang masyarakatnya terserang TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi ini sebaiknya diberikan pada balita usia 2-3 bulan karena pada saat itu imun si kecil belum matang.
Baca Juga: Vaksin Bayi, Perlu atau Tidak?
3. Vaksin Polio Oral (OPV) dan Vaksin Polio Suntik (IPV)
Foto: express.co.uk
Jenis vaksin untuk balita ini berguna untuk mencegah kelumpuhan permanen dan kematian akibat virus polio. Vaksin Polio Oral hendaknya diberikan sejak si kecil lahir, lalu beranjak usia 2, 3, dan 4 bulan. Lalu untuk IPV diberikan pada bulan ke 2, 4, dan 6-18 bulan.
4. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Foto: todaysparent.com
Mencegah penyakit difteri, pertutis dan tetanus. Sebaiknya balita diberikan tiga kali sebagai imunisasi dasar, yaitu pada bulan kedua, ketiga, dan keempat usia bayi. Lalu mengulang satu kali setelah satu tahun suntik terakhir (yang ketiga).
5. HiB (Haemophilus influenzae tipe B)
Jenis vaksin untuk balita satu ini digunakan untuk mencegah penyakit meningitis dan pneumonia. Pada 2016, vaksin ini telah digunakan di 191 negara di dunia. Balita hendaknya divaksin HiB pada usia 2, 3, 4 bulan dan terakhir di antara usia 15-18 bulan.
Baca Juga: Yuk Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Atasi Meningitis!
6. PCV (Vaksin Pneumokokus)
Apabila tidak disuntik PCV, Si Kecil mungkin akan terinfeksi bakteri Streptococcus pneumoniae lebih besar. Infeksi ini dapat mengakibatkan si kecil terkena penyakit meningitis, pneumonia, dan septikemia. Pemberian PCV sebaiknya sebanyak setidaknya 4 kali sampai sebelum tahun ketiga usia Si Kecil.
7. Rotavirus
Virus ini paling umum menyebabkan diare berat pada anak-anak. Sebaiknya Si Kecil divaksin tiga kali sampai usia 3 bulan atau 6 bulan, tergantung jenis vaksin apa yang digunakan.
8. Measles Rubella
Foto: parents.com
Vaksinasi MR untuk pencegahan penyakit campak dan rubella, sementara vaksinasi MMR adalah untuk mencegah penyakit keduanya juga penyakit gondongan. Sebaiknya masing-masing diberikan sebanyak satu kali kepada anak di bawah umur 3 tahun.
Baca Juga: Yuk Ketahui Beda Vaksin MR dan MMR
9. Varicella
Vaksin ini diberikan diberikan satu kali kepada anak umur 1 – 4 tahun untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya dari penyakit cacar air.
10. Hepatitis A
Foto: pinterest.com
Jenis vaksin untuk balita ini mampu mencegah masuknya virus Hepatitis A ke organ hati (liver) yang menyebabkan peradangan. Biasanya virus ini bisa hilang dengan sendirinya yang dilawan oleh kekebalan tubuh anak. Namun, apabila kekebalan Si Kecil minim, maka kulit anak bisa menjadi kuning, kejang-kejang dan tidak sadarkan diri.
11. Tifoid
Foto: parents.com
Mencegah penyakit tifus. Sebaiknya diberikan satu kali pada anak berusia di bawah 3 tahun.
12. Influenza
Foto: momjunction.om
Vaksin ini berfungsi untuk mencegah influenza. Diberikan kepada anak diatas 6 bulan dan setiap satu tahun sekali.
Baca Juga: Catat! Ini Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak
13. Japanese Encephalitis
Menurut website IDAI, Japanese encephalitis (JE) adalah penyakit infeksi virus Japanese Encephalitis yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini merupakan penyebab penyakit radang otak tersering di sebagian besar Asia dan sebagian Pasifik Barat, termasuk di Indonesia.
Hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk mengatasi infeksi Japanese Encephalitis. Walaupun penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan hingga kematian, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin JE.
Jenis vaksin ini hanya diberikan di daerah endemis atau orang yang akan akan berpergian ke daerah endemis dan tinggal di sana. Vaksinasi ini diberikan kepada anak berusia 1 tahun dan booster-nya pada usia antara 2-3 tahun.
Ternyata banyak sekali kan Moms vaksin yang harus kita berikan pada Si Kecil. Demi kesehatan anak, Mom harus memastikan anak mendapatkan vaksin yang seharusnya ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.