Kaltrofen, Obat Mengandung Ketoprofen untuk Atasi Peradangan Sendi
Kaltrofen adalah obat yang mengandung zat aktif ketoprofen.
Obat ini efektif dalam mengatasi masalah sendi, termasuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis, asam urat akut, dan spondilitis ankilosis (radang sendi tulang belakang).
Obat ini dapat menunjang fleksibilitas gerak sendi tubuh agar dapat bergerak seperti kondisi normal.
Ini berarti, kaltrofen termasuk ke dalam golongan obat antinyeri yang dapat meredakan hambatan dalam menggerakkan sendi.
Simak penjelasan lengkap tentang obat kaltrofen di bawah ini!
Baca juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui
Keterangan Obat Kaltrofen
Foto: Sendi (Orami Photo Stocks)
Bukan hanya mengatasi keluhan pada sendi saja, kandungan ketoprofen dalam obat kaltrofen juga efektif mengatasi sakit gigi parah akibat radang gusi.
Obat yang termasuk ke dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) ini bersifat antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik.
Efektivitas antiinflamasi ketoprofen setara dengan ibuprofen, namun dengan risiko efek samping yang lebih banyak.
Kendati begitu, ketoprofen oral terbukti lebih baik dalam mengurangi nyeri intensitas sedang hingga berat ketimbang ibuprofen.
Obat ini memiliki sediaan tablet salut selaput dan termasuk ke dalam golongan obat keras.
Ini merupakan kelas terapi obat antiinflamasi nonsteroid yang berisi 50 miligram dan 100 miligram ketoprofen.
Kaltrofen dibanderol dengan harga Rp6.200 hingga Rp6.500 per tablet.
Sediaan lain dari obat ini adalah suppositoria. Ini mengandung 100 miligram ketoprofen dan tersedia dalam kemasan box berisi 5 suppositoria.
Harga dibanderol mulai dari Rp18.600 hingga Rp18.900 per tablet.
Kaltrofen juga tersedia dalam bentuk gel dalam tube, dan mengandung 2,5% ketoprofen.
Kaltrofen tube dibanderol seharga Rp115.500 per kemasan.
Setiap sediaan obat mengandung zat aktif ketoprofen sebanyak:
- 50 miligram per tablet
- 100 miligram per tablet
- 200 miligran per tablet
- 50 miligram per mililiter injeksi
- 100 miligram per suppositoria
Baca Juga: Agar Efektif, Pahami Aturan Pakai Suplemen Imunos
Dosis Umum Penggunaan Obat Kaltrofen
Obat diberikan dalam dosis berbeda. Ini tergantung pada usia, penyakit, intensitas gejala, dan kesehatan penderita secara keseluruhan.
Berikut ini dosis umum penggunaan kaltrofen pada orang dewasa sesuai dengan gangguan kesehatan yang dialami:
- Rheumatoid arthritis dan osteoarthritis. Sebanyak 75 miligram dengan dosis 3 kali per hari, atau 50 miligram dengan dosis 4 kali per hari. Dosis maksimum penggunaan harian sebanyak 300 miligram.
- Asam urat akut. Sebanyak 100 miligram yang dilanjutkan dengan 50 miligram setiap 6 jam sekali. Dosis umum penggunaan 2 hingga 3 kali per hari.
- Pereda nyeri. Sebanyak 25 hingga 50 miligram setiap 6 hingga 8 jam. Dosis penggunaan bisa ditingkatkan menjadi 75 miligram jika keluhan tidak kunjung membaik.
- Mengatasi demam. Sebanyak 12,5 miligram setiap 4 hingga 6 jam. Dosis tambahan bisa diberikan jika keluhan tidak kunjung membaik. Maksimal pemberian per hari sebanyak 75 miligram.
- Mengatasi dismenore. Sebanyak 25 hingga 50 miligram setiap 6 hingga 8 jam. Dosis maksimal penggunaan dalam sehari sebanyak 300 miligram.
Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati
Penggunaan Kaltrofen pada Ibu Hamil
Foto: Bumil (Orami Photo Stocks)
Obat kaltrofen diklasifikasikan ke dalam kategori C.
Ini berarti, obat tersebut berpotensi menyebabkan efek samping pada janin apabila digunakan oleh ibu hamil.
Terkait penggunaan obat selama masa kehamilan, hal ini mesti dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
Dokter mungkin akan mengizinkan penggunaan kaltrofen pada ibu hamil jika manfaatnya lebih besar daripada kemungkinan efek samping.
Akan tetapi, obat tidak boleh dikonsumsi selama trimester ketiga atau mendekati waktu persalinan.
Pasalnya, obat bisa menyebabkan risiko merugikan pada janin. Ini dapat menyebabkan masalah serius hingga mengancam keselamatan.
Baca Juga: 9 Obat Kolesterol Anjuran Dokter, Catat!
Perhatian Sebelum Menggunakan Kaltrofen
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk menggunakan obat dengan kandungan ketoprofen.
Berikut ini beberapa di antaranya:
- Obat sebaiknya digunakan setelah makan atau bersamaan dengan makanan.
- Obat boleh digunakan bersamaan dengan susu.
- Obat tidak disarankan pada penderita gangguan organ hati, ginjal, dan jantung.
- Obat tidak disarankan pada penderita hipertensi. Penggunaan harus dipantau khusus oleh dokter.
- Obat tidak disarankan pada penderita gagal jantung, karena dapat memicu retensi cairan dan edema.
- Obat harus dibarengi dengan konsumsi banyak air putih.
- Obat dapat memicu kantuk berlebih. Tidak disarankan untuk mengendarai kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah konsumsi obat.
- Obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, karena meningkatkan risiko efek samping.
- Obat tidak disarankan pada orang berusia lanjut, karena meningkatkan risiko gangguan ginjal dan perdarahan pada organ perut.
- Obat tidak disarankan pada ibu menyusui, karena ketoprofen terserap dalam ASI dan memicu bahaya pada bayi.
Cara Tepat Menyimpan Kaltrofen
Sama halnya dengan obat lain, kaltrofen juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan kaltrofen yang disarankan:
- Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan di dalam kulkas atau tempat yang terpapar sinar matahari langsung.
- Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
- Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
- Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
- Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Pelajari lebih lanjut tips aman membuang produk obat agar tidak mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga, karena berisiko mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa bertanya kepada apoteker saat membeli obat.
Baca juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan
Efek Samping Penggunaan Kaltrofen
Foto: Mual (Orami Photo Stocks)
Beberapa efek samping kaltrofen yang mungkin muncul setelah penggunaan, antara lain:
- Mual
- Diare
- Tukak lambung
- Penglihatan kabur
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Hematuria (darah dalam urine)
Penggunaan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko stroke yang bisa berakibat fatal bagi pengguna.
Efek samping lain yang jarang terjadi, yaitu nekrosis papiler atau fibrosis interstisial yang mengarah pada gagal ginjal.
Moms mesti segera berobat ke dokter apabila mengalami sejumlah efek samping setelah penggunaan obat kaltrofen.
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ketoprofen-oral-route/description/drg-20069709
- https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ketoprofen
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/kaltrofen?type=full
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.