Kanker Rahim: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatannya
Moms, pada banyak kasus ditemui kalau penderita kanker rahim baru mengetahui penyakit yang dideritanya pada saat penyakit sudah di stadium akhir.
Hal tersebut yang membuat penanganan dan pengobatannya sudah tidak begitu efektif.
Rahim merupakan bagian dari organ reproduksi wanita.
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin sebelum dilahirkan.
Sayangnya, sel-sel kanker yang muncul pada organ ini bisa membuat seorang wanita kehilangan rahim.
Menurut National Health Service, kanker rahim pada stadium awal sering kali tidak menunjukkan gejala tertentu.
Oleh karena itu, Moms wajib tahu serba-serbi mengenai kanker rahim yang sebenarnya.
Yuk Moms simak penjelasan lengkap mengenai kanker rahim di bawah ini!
Baca Juga: 14 Fakta Ovulasi yang Wajib Diketahui Setiap Wanita
Apa Itu Kanker Rahim?
Kanker rahim adalah jenis penyakit yang awalanya menyerang lapisan rahim.
Namun, sifat kanker yang mampu menyebar atau dikenal dengan metastasis, membuat kondisi ini juga dapat menyebar ke bagian lain dari rahim, seperti organ rahim, dinding rahim, dan sekitarnya.
Melansir Obstetrics & Gynecology International Journal, sebagian besar wanita yang didiagnosis memiliki risiko terkena kanker rahim biasanya dapat diketahui mulai usia 20-an dan 30-an.
Namun rata-rata wanita yang benar-benar didiagnosis terkena kanker rahim adalah yang sudah memasuki masa menopause, yakni di pertengahan 50-an.
Rentang usia wanita yang didiagnosis kanker didiagnosis menunjukkan kalau perkembangan kanker ini terbilang lambat.
Ini menjadi alasan mengapa setiap wanita wajib tahu tentang apa itu kanker rahim untuk dapat mencegah dan mengambil langkah-langkah untuk menghindari atau mengobati kanker ini.
Baca Juga: 18 Manfaat Jeruk Nipis untuk Diet, Bisa Turunkan Berat Badan
Jenis-Jenis Kanker Rahim
Seiring waktu, kanker rahim berpotensi menyebar dari rahim ke bagian tubuh lain.
Kanker diklasifikasikan menjadi 4 tahap berdasarkan seberapa banyak ia telah tumbuh atau menyebar dilansir dari Healhtline:
- Stadium 1: Kanker hanya ada di rahim.
- Tahap 2: Kanker hadir di rahim dan leher rahim.
- Stadium 3: Kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi tidak sampai ke rektum atau kandung kemih. Mungkin ada di saluran tuba, ovarium, vagina, dan / atau kelenjar getah bening di dekatnya.
- Stadium 4: Kanker telah menyebar ke luar area panggul. Mungkin ada di kandung kemih, rektum, dan / atau jaringan dan organ yang jauh.
Jenis sel kanker dimulai dari menentukan jenis kanker ovarium yang Moms miliki.
Melansir American Cancer Society, jenis kanker rahim tersebut meliputi:
1. Tumor Epitel
Jenis sel kanker ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar ovarium.
Sekitar 90% kanker rahim rium adalah tumor epitel.
2. Tumor Stroma
Jenis ini merupakan jenis kanker yang dimulai di jaringan rahim yang mengandung sel penghasil hormon.
Tumor ini biasanya didiagnosis pada stadium lebih awal dibandingkan tumor pada rahim lainnya.
Sekitar 7% kanker rahim adalah stroma.
3. Tumor Sel Germinal
Sel jenis ini dimulai pada sel penghasil telur.
Kanker rahim langka ini cenderung terjadi pada wanita yang lebih muda.
Baca Juga: 25 Makanan untuk Penderita Radang Usus Buntu dan Radang Usus Besar
Tanda dan Gejala Kanker Rahim
Kanker rahim pada stadium awal memang sering kali tidak menandakan gejala tertentu oleh sebagian penderitanya.
Namun, dalam banyak kasus pendarahan yang tidak wajar dari vagina muncul sebagai gejala yang paling umum, khususnya saat wanita sudah melewati masa menopause.
Ini dia tanda dan gejala kanker yang dilansir melalui Mayo Clinic antara lain:
1. Perdarahan Abnormal
Tanda awal kondisi ini yang paling sering dialami oleh wanita adalah pendarahan vagina yang tidak normal atau berkepanjangan.
Contohnya, pendarahan setelah menopause, di antara siklus menstruasi, dan perdarahan setelah berhubungan seks.
2. Keputihan Berbau
Keputihan yang normal umumnya berwarna jernih, tidak berbau, dan jumlahnya tidak berlebihan.
Munculnya keputihan yang berwarna merah muda atau cokelat, mengandung darah, atau disertai bau busuk bisa menjadi pertanda adanya masalah atau gangguan pada sistem reproduksi termasuk kanker rahim.
3. Nyeri Saat Berhubungan Seksual
Tanda kanker rahim berikutnya adalah munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual.
Biasanya nyeri ini akan diikuti dengan pendarahan setelah berhubungan seksual.
Baca Juga: 6+ Manfaat Joging untuk Kesehatan, Jangan Sampai Dilewatkan!
4. Nyeri Panggul
Nyeri panggul juga bisa menjadi gejala kanker rahim.
Nyeri panggul yang merupakan tanda kanker biasanya disertai dengan munculnya rasa sakit pada perut bagian bawah pusar.
Nyeri yang dirasakan bisa muncul terus-menerus atau dan hilang-timbul.
5. Nyeri Saat Buang Air Kecil
Meski ini jarang terjadi, nyeri saat buang air kecil juga bisa menjadi tanda kanker rahim.
Rasa nyeri ini bisa muncul akibat pertumbuhan sel kanker yang menekan kandung kemih dan saluran kemih.
Selain gejala-gejala di atas, hal lain yang bisa menjadi pertanda kanker rahim, yaitu:
- Hilangnya nafsu makan
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba
- Rasa lelah yang tidak diketahui penyebabnya
- Nyeri punggung
- Nyeri kaki
- Pembengkakan pada kaki
Baca Juga: Hipermetropi atau Rabun Dekat: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
Penyebab Kanker Rahim
Kanker rahim disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel rahim yang tidak tumbuh dengan semestinya.
Sel-sel pada tubuh akan membelah diri dan tumbuh, kemudian mati, dan tergantikan dengan sel yang baru.
Namun, saat tidak tumbuh dengan normal sel-sel tersebut bermutasi dan rusak.
Sel yang rusak itu akan menumpuk dan membentuk jaringan tumor.
Sedangkan untuk penyebab mengapa sel dalam tubuh dapat bermutasi sampai saat ini masih belum ditemukan penyebab pastinya.
Namun, sebagian besar mempercayai faktor ketidakseimbangan hormon dan obesitas menjadi pemicu utama kanker rahim muncul pada seseorang.
Beberapa faktor yang mungkin bisa meningkatkan risiko wanita terkena penyakit ini, yaitu:
- Memiliki berat badan berlebih.
- Berusia 60 tahun ke atas.
- Mendapat menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun.
- Menderita diabetes dan tekanan darah tinggi.
- Memiliki keluarga yang menderita kanker rahim.
- Pernah menjalani terapi radiasi pada panggul.
- Menderita tumor ovarium atau sindrom ovarium polikistik.
- Mengonsumsi obat hormon estrogen tanpa progesteron, atau mengonsumsi obat tertentu, seperti tamoxifen untuk mengobati kanker payudara.
Baca Juga: Manfaat Vitamin B2 atau Riboflavin bagi Kesehatan Tubuh
Perawatan Kanker Rahim
Perawatan standar untuk kanker rahim adalah pembedahan yang disebut histerektomi total untuk mengangkat rahim dan leher rahim, serta saluran tuba dan ovarium.
Dokter bedah juga dapat melakukan pencucian panggul.
Saat itulah larutan air asin membilas perut. Kemudian diperiksa sel kankernya.
Untuk beberapa wanita, operasi mungkin sudah cukup.
Tetapi jika Moms memiliki tumor yang lebih besar atau kanker yang menyebar dengan cepat, mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
Sel kanker kecil mungkin telah menyebar ke luar rahim.
Untuk menghindari kambuhnya kanker, Moms mungkin memerlukan perawatan seperti terapi radiasi, kemoterapi, atau brachytherapy vagina, yang mengirimkan bahan radioaktif ke sel kanker.
Jika Moms menderita kanker rahim stadium 1A dan masih ingin memiliki anak, Moms mungkin dapat menggunakan terapi progestin.
Hormon-hormon ini dapat membantu kanker menyusut atau menghilang untuk sementara waktu sehingga Moms masih bisa hamil .
Opsi ini bisa berbahaya jika tidak diawasi dengan ketat.
Ada risiko hormon tidak bekerja dan kanker akan menyebar.
Baca Juga: Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh, Apa Penyebabnya?
Komplikasi Kanker Rahim
Komplikasi dari kanker rahim dapat terjadi ketika sel-sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain atau ketika kanker telah mencapai tahap lanjut.
Beberapa komplikasi kanker rahim yang dapat terjadi antara lain:
1. Metastasis
Ketika sel-sel kanker menyebar ke organ atau jaringan lain dalam tubuh, seperti paru-paru atau hati, kondisi ini disebut metastasis.
Metastasis dapat menyebabkan penyebaran kanker yang lebih luas dalam tubuh dan membuatnya lebih sulit untuk diobati.
2. Kegagalan Pengobatan
Kanker rahim yang tidak diobati atau tidak diobati dengan benar dapat menyebabkan kegagalan pengobatan.
Kanker yang telah mencapai tahap lanjut atau metastasis dapat sulit untuk diobati dengan sukses dan juga membutuhkan perawatan intensif dan terapi paliatif.
3. Infeksi
Kanker rahim dapat menyebabkan infeksi pada rahim dan organ lainnya.
Infeksi dapat menyebabkan rasa sakit, demam, dan kondisi medis yang lebih serius jika tidak diobati.
4. Peningkatan Risiko Kanker Lainnya
Penderita kanker rahim memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti kanker payudara dan kanker ovarium.
Peningkatan risiko ini dapat terjadi akibat perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan atau setelah pengangkatan rahim.
5. Komplikasi Selama Operasi
Jika seseorang menjalani operasi untuk mengangkat kanker rahim, terdapat risiko komplikasi selama atau setelah operasi.
Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi, perdarahan, dan kerusakan pada organ lainnya.
Untuk menghindari komplikasi kanker rahim, sangat penting untuk menerima pengobatan secepat mungkin setelah diagnosis.
Pemeriksaan rutin dan deteksi dini juga dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Manfaat Ferulic Acid bagi Kesehatan, Bisa Mencegah Penuaan!
Demikian Moms informasi lengkap seputar kanker rahim. Semoga menambah informasi, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4540330/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/symptoms-causes/syc-20375941
- https://www.cancer.org/cancer/ovarian-cancer.html
- https://www.cancer.org/cancer/ovarian-cancer/detection-diagnosis-staging/signs-and-symptoms.html
- https://www.healthline.com/human-body-maps/vagina
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.